🚫PART 27

125 22 32
                                    

***

Sesampainya di kantor Jaehwan sama sekali tak melihat Taekwoon. Mungkin bukan tak melihat, lebih tepatnya tak berpapasan dengannya. Dia tidak keluar dari ruangannya satu harian. Setiap kali melewati ruangan Taekwoon, Jaehwan selalu menatap pintu ruangannya.


Masih terlintas di kepalanya pertengkaran keluarga kecil mereka tadi pagi. Bagaimana Wonshik menciumnya, bagaimana tatapan Taekwoon yang berubah sangat menakutkan saat melihat mereka, dan bagaimana mengerikannya Taekwoon ketika dia tidak tahu pada siapa melampiaskan kemarahannya.


Ya. Semua itu masih terngiang-ngiang dikepala Jaehwan.


" Aku tidak tahu kenapa, tapi dia terlihat kesal hari ini,"


" Bagian resepsionis juga bilang dia memarahi mereka lewat telfon. Padahal mereka tidak tahu apa yang salah,"


Kedua yeoja bagian staff keuangan itu menutup mulut ketika menyadari kehadiran Jaehwan yang berada di sudut lift dibelakang beberapa orang yang sedikit lebih tinggi darinya hingga sedikit menutupinya. Itu sebabnya kedua yeoja itu tak melihat kalau sebenarnya ada Jaehwan dan begitu mereka masuk lift mereka langsung melanjutkan gosip mereka.


Jaehwan melirik ke kanan kirinya mengalihkan perhatian dari kedua yeoja yang melihatnya. Meski mereka tak menyebutkan nama tapi sedikit banyak Jaehwan punya firasat kalau itu Taekwoon. Staff-staff itu sedang membicarakan direktur mereka.


Dulu sebelum kenal dan menjalin hubungan dengan Jaehwan, Taekwoon memang sudah bersikap dingin dan terkenal diktator. Tegas tapi berwibawa. Dan tak pernah ada senyum di wajahnya apalagi bersifat ramah. Tapi karyawan-karyawannya tak pernah mencibirnya, satu-satunya yang keluar dari mukut mereka hanyalah kalimat pujaan tentang ketampanan Taekwoon atau betapa maskulinnya dia saat berjalan dengan wajahnya yang dingin.


Ya. Mereka tak pernah membicarakannya yang buruk-buruk. Dan lagi, atasan mereka selain Taekwoon kalau marah juga tak pernah menjadi pembahasan, dan atasan mereka juga jarang kelihatan marah-marah karena mereka profesional, tidak pernah mengikutcampurkan pekerjaan dengan masalah pribadi.


Bahkan ketika Jaehwan berjalan ke kantin, hendak membeli makan, karyawan bagian lain membicarakan hal yang sama. Ketika dia duduk sendirian di kantin, beberapa karyawan yang tadinya bergosip berhenti bicara dan memusatkan perhatian mereka padanya.


Tidak hanya itu, di lorong menuju toilet pun dia ditatapi karyawan baik namja ataupun yeoja dengan tatapan yang sama sepanjang dia berkeliling sejak tadi seputaran kantor. Jaehwan yang tidak tahan akhirnya memberanikan diri menemui Taekwoon.


Dia tidak bisa membuat karyawan-karyawan lain yang tidak bersalah dalam pekerjaannya menjadi pelampiasan emosionalnya. Bagaimana kalau mereka sakit hati? Dan mencap ketidakprofesionalan Taekwoon terhadap pekerjaan?


Setelah berpikir matang-matang dan menyiapkan diri Jaehwan mencoba mengetuk pintu ruangan Taekwoon santai. Saat ia mendapat sahutan dia memberanikan diri mulai membuka pintu.


Taekwoon menatap nanar Jaehwan yang memasuki ruangannya. Jaehwan berdiri semeter didepan pintu, sangat jauh dari meja kerja Taekwoon. Jaehwan tak berani mendekati beruang yang terluka itu, karena auranya sangat mengerikan. Jaehwan bahkan akan merinding jika menatap kedua matanya.

《END》Forbidden Love🛇[RaKen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang