🚫PART 29

159 15 32
                                    

------ warning!!! Foreplay NC 👇------








Jaehwan harus mengorbankan perasaannya. Dia tidak boleh egois. Semua ini gara-gara dia. Jadi dia juga yang harus membereskannya.

" Jaga dirimu, Jung Wonshik. Dan jaga appa-mu juga," bibir Jaehwan bergetar. Ia menahan isakannya yang mungkin akan membangunkan Wonshik. Mata Jaehwan memerah dan setetes cairan bening mengalir begitu saja.

Jaehwan menarik selimut diranjang Wonshik, menyelimuti tubuhnya sampai ke bahunya. Sekali lagi ia menatap wajah Wonshik, mungkin ini akan menjadi kenangan atau pertemuan mereka yang terakhir.

Jaehwan cukup bahagia bisa kenal dengan keluarga kecil sebaik mereka. Keluarga kecil yang tangguh, yang bisa berjuang bersama-sama tanpa kehadiran seseorang bernama ibu. Dua orang namja yang hidup dalam kekompakan dan kebahagiaan meski hanya berdua. Mereka mencoba saling mengisi satu sama lain untuk menghilangkan kesepian mereka dirumah sebesar itu.

Mungkin hanya ini terakhir kalinya Jaehwan bisa melihat wajah Wonshik, dan Taekwoon, oh! Selama Jaehwan masih bekerja dikantornya dia akan tetap bisa melihat Taekwoon, walau mereka tak satu lantai.

Jaehwan mendesah pelan lalu melangkah.

Greb!

***


Hakyeon mengusap pundak Taekwoon. Mereka cukup dekat setelah kejadian di restoran waktu itu. Hampir dekat. Hanya saja mereka masih belum tahu apa hubungan mereka satu sama lain sebenarnya.

Sampai saat ini, Hakyeon tidak tahu siapa atasan Jaehwan yang menjabat sebagai direktur dikantornya itu yang menjadi pacarnya, baik wajahnya ataupun namanya. Karena waktunya dan Jaehwan sangatlah singkat, mereka sering tidak bertemu jadi sulit untuk saling bercerita. Jaehwan bukannya tak pernah menyebut nama kekasihnya saat bercerita tentang Taekwoon. Tapi Hakyeon punya ingatan yang sedikit lemah. Selain itu, terkadang jika ia sedang tidak mood ia tak terlalu fokus mendengar Jaehwan. Dan daripada menyebut nama aslinya Jaehwan selalu menyebut Taekwoon dengan 'Woonie'.

Begitupun tentang pria disampingnya ini, Hakyeon juga belum terlalu kenal baik. Tapi yang pasti dia memang tak bermaksud jahat. Hakyeon bahkan yakin kalau dia sebenarnya orang yang cukup kaya. Atau -kesalahan Hakyeon mungkin- lebih dari kaya. Harga mobilnya tidak dapat dikatakan murah dan selera mobilnya juga bukan selera orang-orang kaya sedang pada umumnya. Wangi parfumnya yang maskulin dan Hakyeon jarang menemui bau parfum seperti ini dijual di toko parfum ataupun ditubuh orang-orang, serta bahan pakaiannya yang dapat dibilang bagus meski hanya melihat sekilas.

Taekwoon hanya bekerja di sebuah perusahaan katanya, tapi tidak menyebut jabatannya. Dan soal Wonshik, tentu saja dia ingat puteranya itu pernah meminta akun Jaehwan padanya, tapi Hakyeon tidak tahu apa hubungan Wonshik dengan temannya itu. Mungkin hanya sebatas pengagum dan idola.

" Aku menyesal pernah mengatakan itu,"

Tiba-tiba saja terlintas di benak Taekwoon beberapa bayangan ketika dia mengajak Jaehwan dan membujuknya agar mau dipertemukan dengan Wonshik.

" ...lagipula sejauh ini kami selalu punya selera yang sama. Kalau aku menyukaimu sepertinya dia juga akan menyukaimu,"

" ..kau pasti akan suka hanya dengan pertama kali melihatnya,"

Ya. Ia sudah meneguk beberapa gelas tapi entah kenapa bayangan itu bisa mengingatkannya. Dari awal, Jaehwan memang keberatan dengan pertemuan mereka. Hatinya selalu resah, dia selalu menolak, tapi Taekwoon yang memaksanya dengan rayuan dan kata-kata halusnya. Mungkin itu sebabnya.

《END》Forbidden Love🛇[RaKen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang