🚫PART 16

158 20 22
                                    

***


" Wonshik-sshi.. euh tidak, itu terlalu formal," Jaehwan menggelengkan kepalanya," Tuan muda Jung.. ah.. apa aku terlihat seperti pembantu? Bagaimana kalau.. Jung Wonshik.. eumm.. apa itu cukup sopan? "


Jaehwan menghela nafasnya frustasi. Ia berdiri bersandar pada meja dapur, membelakangi kompor gas sambil memikirkan panggilan yang pantas untuk menyebut Wonshik.



" ..Tapi Taekwoon bilang kan usianya tidak jauh denganku.. ". Jaehwan menggidikkan bahunya. Ia berbalik dan melihat kalau air yang diseduhnya dikompor sepertinya sudah cukup siap untuk dimasukkan mie. Jaehwan membuka kulkas hendak mengambil sebungkus mie instan.



" Yang ini rasa keju, ..ini.. terlalu pedas, ..udon.. atau ramyeon? ", Jaehwan memasukkan kepalanya kedalam kulkas dan memilah-milih mie instan. Setelah menentukan pilihannya, Jaehwan-pun menutup kembali kulkas.



" Astaga! Kau mengagetkanku! ", Jaehwan langsung membekap mulutnya sendiri menyadari ia baru saja melontarkan kata tak pantas saat melihat Wonshik yang entah sejak kapan ada disampingnya.



" Aku hanya minum, kenapa kaget? ", ucap Wonshik lalu meneguk segelas air yang baru saja ia ambil dari dispenser.



" Euh.. kau sudah sembuh? "



Wonshik meletakkan gelasnya," Aku tidak sakit," jawabnya santai seraya membuka laci atas dapur untuk mengambil selai dan roti.



" Jadi kau membohongi appa-mu? "



" Aku bilang pada appa aku kurang enak badan, bukan berarti aku sakit, dan pertanyaanmu adalah apakah aku sudah sembuh atau belum,"



'Bukankah itu sama saja?' pikir Jaehwan menatap Wonshik yang duduk dimeja makan mengunyah rotinya.



" Lagipula itu pagi tadi, sekarang aku merasa tubuhku sangat bersemangat," ujar Wonshik santai sambil melahap rotinya dan menatap Jaehwan yang terlihat bingung.



" Kalau begitu.. kenapa kau tidak kuliah? Kau bisa masuk les kedua jika kau melewatkan les yang pertama,"



Wonshik menyandarkan punggungnya pada bangku yang didudukinya, ia menyilangkan kedua lengannya didepan dadanya.



" Kau masih punya hutang padaku,"



" Hutang? "



Yang benar saja, dia baru saja kenal dengan Wonshik dan dia bilang dia punya hutang? Apa maksudnya?



" Hutang apa? "



" Hutang nama,"



" Nama? "



Saat Jaehwan masih memiringkan kepalanya menatap Wonshik dalam kebingungan, Wonshik mengalihkan pandangannya pada ponselnya mengetik sesuatu seolah dia tengah menghentikan pembicaraan mereka dan tidak ingin membahasnya lagi.



Jaehwan merogoh kantongnya saat mendengar suara pemberitahuan dari ponselnya. Ia melihat Wonshik sejenak sebelum mengecek ponselnya.



@wonshikkie_
Senang bisa bertemu denganmu lagi ^^



Wonshik lalu memoto dirinya dan kembali fokus pada ponselnya. Jaehwan kembali menerima pemberitahuan.



Sontak Jaehwan membelalakkan matanya saat melihat foto yang dikirim akun @wonshikkie_ itu padanya, foto dirinya yang berdiri didepan Wonshik sekarang ini.



Wonshik meletakkan ponselnya dan kembali melipat tangannya didada menatap Jaehwan.



" Kau..! "



" Senang bisa bertemu denganmu lagi, @j_hwan.. ", Wonshik melihat ponselnya sejenak dan melanjutkan," ..46," karena ia sedikit sulit menghapalnya.


" Jadi.. kau mahasiswa Hakyeon waktu itu..?"



" Sebenarnya aku lebih suka kalau kau mengingatku sebagai namja yang waktu itu memberi tisu padamu di coffeeshop,"



' Ya Tuhan.. dunia ini sempit sekali..' batin Jaehwan.


Wonshik lalu beranjak dari bangkunya dan meraih tangan Jaehwan," Ayo jalan! ". Tapi Jaehwan menahan dirinya untuk ikut bersama Wonshik.



" Kemana? ", tanyanya.



" Appa menyuruhmu untuk menjagaku kan? Jadi kau harus ikut kemanapun aku pergi," ujar Wonshik. Dan kali ini Jaehwan tidak bisa menolaknya karena Wonshik sudah menarik tangannya.




Bersambung...

《END》Forbidden Love🛇[RaKen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang