Bagian 29 (1)

18.3K 980 45
                                    

Prilly yang sedang merapikan tata rambutnya tersenyum. Telapak tangannya dengan lembut menyentuh perutnya. Ia merasa sangat bahagia karena ada sesuatu yang hidup dirahimnya, dan itu juga adalah anaknya dengan Ali. Bagaimana ia tak bahagia karena mengandung buah cinta dengan seorang pria yang amat dicintainya. Pria yang membuat hari - harinya lebih berwarna dengan cinta dan kasih sayang yang bertaburan disana sini. Kehidupan pernikahan yang dikiranya akan hampa tanpa cinta, kini berwarna dengan begitu indahnya. Benar kata pepatah yang mengatakan 'cinta akan tumbuh karena terbiasa', kini Prilly mengakuinya.

Prilly berlajan keluar kamar dengan senyum yang mengembang. Berjalan menuju meja makan, disana sudah terdapat mama Wanda dan Maliq. Mereka tengah sarapan bersama. Prilly tersenyum dan menyapa "Selamat pagi"

"Selamat pagi mom"

"Selamat pagi calon mommy" Prilly yang mendengar balasan dari mama mertuanya hanya bisa tersenyum malu dan menutupinya dengan memakan nasi goreng dihadapannya.
Mama Wanda melirik kearah Prilly kemudian bertanya "Kamu beneran enggak mau ngasih tau Ali kalo kamu lagi hamil?" Prilly yang mendengar itu meletakkan sendoknya dipiring lalu tersenyum kearah mama mertuanya. Kemudian ia menggeleng pelan "Enggak ma, tunggu Ali pulang dulu. Biar surprise"

"Terus kamu mau kemana?" tanya mama Wanda yang melihat Prilly sudah rapih dengan dress yang membalut tubuh mungilnya.

"Mau ketemu temen lama" Balas Prilly seadanya

"Siapa? perempuan atau laki - laki?" Prilly mendengar pertanyaan itu, menggigit bibirnya kemudian membalas perkatan sang mertua

"Perempuan ma. Namanya syla" Mama Wanda mengangguk

"Yaudah mama mau nemenin Maliq dikemah selama satu minggu ya. Selama enggak ada mama makan yang rajin, minum susu dan jangan lupa vitaminnya" pesan mama Wanda. Prilly mengangguk sambil tersenyum

"Terus jangan pakai jeans ya sayang. Pakai dress aja.  Supaya bayinya tidak tertekan didalam sana" sambungnya lagi

"Tapi ma, dia kan masih dua minggu" balas Prilly

"Kan lebih baik mencegah" ucapnya. Prilly kembali mengangguk. Setelah mereka elesai sarapan, mama Wanda dan Maliq pergi keperkemahan dengan diantar supir Ali yang ditugaskan mengantarnya disaat Ali tidak ada.
Maliq melambaikan tangannya senang dan mencium telapak tangannya dan diarahkan kearah Prilly. Prilly yang menerima itu hanya terkikik geli "Dah mom, Maliq pergi dulu ya"

"Iya sayang hati - hati" kepala Maliq masuk kedalam mobil, lalu keluarlah kepala mama Wanda, beliau tersenyum "Hati - hati dirumah ya sayang" katanya. Prilly tersenyum dan melambaikan tangannya sampai mobil yang dikendarai mertuanya dan Maliq melesat pergi. Prilly memikirkan apa yang sudah diucapkannya tadi pagi. Sebuah kebohongan, sebenarnya tadi pagi Bayu menelponnya meminta bertemu, ia mengatakan bahwa ada suatu yang sangat penting yang akhirnya disetujui dengan Prilly.


Flashback on

Prilly yang tengah mengeringkan rambutnya menoleh ketika ponsel diatas meja rias terus berdering dari tadi. Prilly kira itu adalah telfon dari Ali. Dengan semangat ia mengangkatnya

"Halo Ali"

".........."

"lo dapet dari mana nomor telpon gue?"

".........."

"Enggak bisa gue sibuk"

".........."

"Nanti ketemuannya dimana?"

".........."

Flashback Off


DADDY, I NEED MOM √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang