Bagian 29 (2)

15.7K 841 43
                                    

Hari ini Prilly benar - benar senang. Entah karena apa, apa karena ia sudah memaafkan masa lalu atau masa lalunya kembali dan memberinya secarik harapan. Prilly masuk kedalam rumahnya, pintunya tidak terkunci. Ia berfikir apakah mama mertuanya sudah pulang? tapi tidak mungkin, bukannya ia sedang pergi bersama Maliq, menemani anaknya pergi berkemah selama satu minggu.
Prilly melihat keadaan sekitar. Sepi

"Assalamuallaikum" hening. Salamnya tidak ada yang membalas berarti rumah ini kosong. cuma ada dirinya saja. Prilly berjalan memasuki rumah dengan nafas lega, untung saja Ali belum pulang, jadi ia tak akan mendengarkan omelannya. Namun perkiraannya itu salah, Ali sudah pulang dan tengah meminum air didapur tanpa Prilly sadari

"Habis dari mana?" Prilly mendongak dan menemukan Ali yang melihatnya tajam

"Eh abis dari-"

"Dari mana?"

Prilly cepat memutar otaknya sebelum Ali mengetahui kemana ia barusan. "Dari rumah Syla" jawab Prilly

"Syla siapa?"

"Temen aku"

"Kok aku gak tau?" tanya Ali bingung

"Dia temen SMA aku. Kamu belum pernah ketemu dia, mangkanya kamu enggak tau" Jelas Prilly. Maafkan aku Ali karna telah berbohong kepadamu batin Prilly

"Yaudah, lain kali kalau pergi kabarin biarin aku gak kebingungan" Kata Ali. Prilly hanya mengangguk dan berlalu. Berniat untuk pergi menuju kamar mandi.

Tas yang digunakannya tadi ia taruh diatas kasur. Kemudian Prilly memasuki kamar mandi untuk membersihkan badannya yang sudah lengket karena seharian ia jalan bersama Bayu. Ketika Ali memasuki kamar, ia mendengar suara ponsel yang berdering. Ali berjalan untuk mencari dari mana suara itu berasal. Ia menemukan tas istrinya diatas kasur, dan bunyi itu berasal dari tas milik Prilly. Ali mengambil ponsel Prilly dan melihat siapa yang menelpon, tapi nama penelpon tidak diketahui, berarti Prilly tidak tau ini nomor siapa.

"Prill ada telfon dari orang yang gak dikenal" Teriak Ali. Prilly yang sedang memakai baju didalam kamar mandi langsung keluar dan bergegas menemui Ali. Ia mengambil ponselnya dan berbicara dengan si penelpon di balkon.

"Halo?"

"....."

"Apa?"

"....."

"Yaudah berusaha untuk menyukainya"

"....."

"Yaudah sekarang mau minta tolong apa?"

"....."

"GILA!!!!"

"....."

"Baiklah, kabbarin tempatnya dimana" Klik. Sambungan telfon terputus. Prilly masuk kedalam kamarnya dan melihat Ali yang sedang menatap kearahnya.

"Siapa?" tanya Ali

"Ah itu Syla" jawab Prilly seadanya. "Yaudah kita tidur aja yuk" Prilly merebahkan kepalanya diatas bantal dan Ali hanya mengikuti apa yang dilakukan sang istri. Tangan Ali bergerak untuk merengkuh Prilly kedalam pelukannya namun Prilly menolak, dan berkata "Udah malam, lebih baik kita tidur. Kalau gak tidur besok kita bisa kesiangan" Ali hanya mengangguk dan hanya mencium kening Prilly sebentar, lalu merebahkan badannya memunggungi Prilly. Prilly yang melihat itu hanya berucap maafkan aku dengan nada yang amat pelan, hingga Ali tidak bisa mendengarnya

**********

Pagi harinya ketika Ali terbangun ia sudah melihat Prilly rapih dengan dress sepanjang lutut dengan motif bunga. Rambut panjangnya ia gerai hingga menjuntai sampai punggung, dia menggunakan wedges untuk menambah keperfekannya hari ini. Prilly tersenyum melihat pantulannya didalam kaca. Ia sungguh cantik, pujinya kepada diri sendiri. Tanpa Prilly sadari sejak tadi Ali melihatnya dengan tatapan bertanya. Hingga Ali berdiri dan memeluk pinggang istrinya dengan kedua lengan kokonya. Badan Prilly tersentak akibat ulah tangan jahil yang berada dipinggangnya. Prilly menoleh dan tersenyum hangat kepada Ali.

"Kamu mau kemana?" tanya Ali dengan dahi yang mengkerut

"Aku mau ketemu syla" jawab Prilly
Ali masih mengerutkan dahinya, pertanda ia tidak paham "Kok ketemu syla rapih banget?" sindir Ali

"Terus kalau ketemu syla, aku harus dekil gitu?" tanya Prilly tidak terima. Ali menggeleng lalu berucap "Bukan begitu sayang"

"Yaudah aku mau berangkat dulu ya, takut waktu berdua sama sylanya kurang puas" pamit Prilly. Ali mengangguk dan hendak mencium Prilly. Namun Prilly menolaknya, ada perasaan aneh yang menyusup kehatinya saat Prilly menolak, saat ali hendak mencium keningnya.

Prilly yang menangkap aura aneh dari Ali, ia segera keluar dari kamar.

**********

Prilly memutar kepalanya kekanan dan kekiri untuk mencari seseorang yang ingin ia temui. Beberapa saat kemudian ia melihat suatu lengan yang melambai kearahnya. Prilly menyipitkan matanya untuk melihat siapa yang memanggilnya tadi. Prilly tersenyum melihat seseorang yang dicarinya sudah duduk manis dimeja dekat jendela. Dengan menggunakan kemeja berwarna putih dan celana bahan berwarna hitam menambah aura ketampanan dari seorang Bayu Pratama.
Ya, Prilly berbohong kepada Ali, dengan mengatakan ia akan pergi bersama syla. Tapi jika jujur Ali pasti tidak memberi izin dengan alasan 'memangnya ada urusan apa sampai kamu bertemu dengan anaknya Mr. Eddy?'
Sebenarnya Prilly ingin jujur jika ia bertemu dengan Bayu, si masa lalunya, tapi ia berfikir apakah hubungan mereka akan baik - baik saja jika Ali tau dia menemui Bayu dan Bayu adalah mantan kekasihnya sewaktu disekolah menengah?

Tapi tanpa Prilly sadari, sebenarnya langkah yang ia ambil memang salah dari awal.

**********

Prilly tertawa riang setelah mendengar cerita tentang bibi Bayu yang sangat ceroboh. Bahkan cerobohnya mengalahkannya. Prilly memandangi jam ditangannya, sudah waktu makan siang namun tunangan yang dipilih ayah Bayu belum juga datang. Hingga Prilly membuka suara, perasaan aneh menyerangnya tiba - tiba tanpa alasan yang tidak ia ketahui.

"Masih lama Yu?" tanya Prilly dengan raut wajah cemas.

Namun tidak ada balasan dari Bayu, Prilly melihat kearah Bayu yang sedang menatapnya tanpa kedip. Tapi tatapan itu tidak membuat hati Prilly bergetar seperti pertama mereka bertemu dikafe bersama Mr. Eddy. Prilly melambaikan tangannya didepan Bayu hingga cowo itu tersadar dari lamunannya

"Eh-, oh itu dia" tunjuknya kepada wanita yang berjalan kearah mereka. Ketika sudah sampai didepan meja, Prilly meneliti perempuan itu dari atas sampai bawah. Pakaian pas bahkan sangat pas ditubuh mulusnya, dengan belahan daada yang amat rendah, membuatnya hampir meloncat keluar, dengan rambut ombre warna biru dan paling parah dandananya sepeti tante tante yang sibuk mencari anak muda.

Prilly melihat kearah perempuan itu dengan risih, perempuan itu sedang bergelayut manja dilengan Bayu. Bayu mencoba melepaskan tangan itu dari lengannya tapi tetep saja perempuan itu bergelayut dengan tidak tau diri. Hingga Prilly membuka suara "Maaf ya mba jangan sentuh - sentuh suami saya" ucap Prilly tegas, hingga membuat perempuan itu menoleh dengan tatapan tajamnya

"Tidak mau" balasnya seadanya

"Lepaskan aku siska" bentak Bayu hingga membuat lengan yang bergelayut ditangannya terlepas. Bayu berdiri lalu merangkul Prilly

"Kenalin dia istri aku dan dia sedang mengandung anak kami selama dua minggu" Jelas Bayu sambil mengelus perut rata Prilly.

"Apakah benar?" Tanya perempuan itu yang bernama Siska

Prilly mengangguk "Ya yang dia katakan benar. Kami menikah sejak tiga bulan yang lalu, dan saya sedang mengandung buah cinta kami" Tegas Prilly. Bayu menaikkan bibir sebelah kananya, senyum kepuasan mendengar jawaban Prilly yang sangat lantang. Tanpa Prilly tau semua sudah diatur dengan cerdas dan pria berjas dibelakangnya mendengar semuanya
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
#TBC

Gregetan ya? Sama siapa?
a. Prilly
b. Bayu

Dipilih yo dipilih. Jangan lupa pencet tanda bintangnya ya. Sayang kalian deh:v :*:*:*:*:*:*

Mau next cepet? Vote cerita aku yang judulnya AR ya!!! Pokoknya author maksa. Kalo yang vote lebih dari 10 author next sahur nanti,,,,,

Deal?

DADDY, I NEED MOM √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang