“Bermanja dalam balutan warna jingga yang menyepi tak ada arti namun berarti hingga hari silih berganti hingga malam hadir menemani”
Tersenyum manis di tengah-tengah derunya ombak pantai yang mengayun-ayun hingga sampai pada tubuh ini. Pasir yang begitu putih serasa indah terbentuk rapi menjadi sebuah istana megah namun mudah rapuh. Jagung bakar dengan secangkir teh hangat yang menemani udara pantai di sore hari yang begitu dingin. Menunggu terbenamnya matahari dan hadirnya sebuah senja yang indah bestari. Kebahagiaan yang sungguh terasa meskipun masih di dalam kesendirian yang belum menemukan titik habisnya.
Namun tak apa, tak harus dengannya ku bisa bahagia. Karena Tuhan selalu ada, disaat ku sedang menangis ataupun tertawa. Karena dengan ku sendiri, ku merasakan kekhusyukan dengan memandang kebesaran-Nya. Mengucap syukur dari dalam jiwa. Dan nilai estetika yang sangat bermakna jua. Hingga pada akhirnya senja itu tiba. Sungguh sangat indah di pandang mata. Bahkan dapat menggetarkan jiwa.
Serta bermakna bagi manusia yang bereksistensi, perlahan tapi pasti.Hingga pada puncaknya keajaiban hadir menghampiri. Kebebasan yang hakiki. Namun keterbatasan datang megabdi. Karena harga nilai dan moral tak dapat tertandingi. Hingga pada akhirnya aku dan semesta mengikuti. Segala jalan yang telah ada di setiap sisi.
Senja, begitu eloknya dirimu. Diamlah sejenak. Jangan cepat kau menghilang. Tunggulah aku. Biarkan aku bermanja denganmu. Melihat indahnya warna jinggamu. Yang terlukis indah di mataku. Hingga mampu memejamkan isi hatiku, untuk-Mu. Ya, untuk diri-Mu, Sang Pencipta senja. Hingga aku selalu tergoda. Akan keindahan dan keasrianmu.Wahai senja yang tak pernah mendua, biarkan aku tetap sendiri hingga pada akhirnya ku akan berdua. Biarkan aku tetap sendiri hingga pada akhirnya hilang rasa manja. Biarkan aku tetap sendiri hingga pada akhirnya ku tak berkutik jua. Biarkan aku sendiri hingga pada akhirnya ku menemukan rasa. Biarkan aku sendiri hingga pada akhirnya aku bersama ridha-Nya. Biarkan aku sendiri hingga pada akhirnya ku merasakan cinta. Biarkan aku sendiri hingga pada akhirnya bayang-bayangku hilang sirna.
Bukannya aku tak ingin diganggu, namun aku hanya ingin menghabiskan waktuku bersamamu. Karena bermanja dalam senjamu tak akan selalu ku dapatkan setiap waktu. Karena bermanja dalam senjamu tak akan ku dapatkan hingga akhir hayatku. Aku tak ingin menyesal hingga harus sampai meninggalkanmu. Aku tak ingin menyesal hingga harus sampai kehilanganmu. Biarkanlah aku senja, berkutik di depanmu, memandang indah dirimu. Merasakan dinginnya suasana yang mengitariku. Megabadikan momen yang mungkin tak dapat ku ulang di lain waktu. Tertawa bahagia dengan cantiknya jinggamu.
Suahlah, aku tak dapat berkata apa-apa lagi tentangmu. Cukuplah aku menjelaskan kepadamu. Bahwa kau sangat indah. Rona estetika mu sangat terlihat. Hingga diriku, dapat memancarkan eksistensi sebagai manusia. Yang tak dapat ku hilangkan bahkan ku hindarkan. Semuanya telah menjadi kodrat. Tak akan ada yang dapat dibantah atau bahkan diubah. Sudahlah, akan kujalani. Segala perubahan yang akan terjadi, meskipun hanya sesaat bukan abadi. Tapi, aku bersyukur. Karena dapat menemukan keagungan Tuhan yang abadi. Indah bestari, yang tak dapat diibaratkan, ataupun disamakan. Biarlah Tuhan menentukan, waktu yang bergerak, dan kita yang menjalaninya.
Manja dalam senja, sebuah ambisi nyata. Untuk selalu bersamanya. Namun semua itu tak akan bisa. Karena kan ada waktu aku dan mereka selalu bersama. Bersama dalam manja. Yang terselimuti oleh senja berwarna jingga. Terealisasikan oleh mata dan jiwa. Hingga seketika menyatu menjadi sebuah rasa. Rasa yang tak dapat ku ungkapkan. Menjadi kata-kata metafora, yang hanya mengandalkan rayuan. Tanpa mengandalkan kenyataan dan pembuktian.
Itulah sebuah ilustrasi yang ku buat menjadi curahan hati, antara aku dan senja. Hingga antara aku dengan dia. Cukuplah sampai disini saja, kebersamaan manjaku dalam sebuah senja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjemput Masa Depan Dibalik Nama dan Impian [SELESAI √] WATTYS2020
Teen FictionKetika seorang Ananda menapaki jalan hidupnya dengan setumpuk cita-citanya yang harus ia raih. Bagaimana ia menjalani hidupnya dengan menemukan berbagai rintangan sebesar apapun tetap ia terjang, dukungan-dukungan yang ia dapatkan adalah salah satu...