“Hidup adalah seni gambar tanpa satupun penghapus”
Hai fajar, berapa derajat celciuskah yang kau keluarkan hari ini?
Serasa mengajakku mengintai embun-embun yang menetes dari duri-duri lancip bunga mawar merah itu..
Mata layu badan kaku, tetap setia menemaniku melangkah menuju lautan biru..
Kicauan burung membisingkan sekitar waktu itu..
Namun, seketika senyap disaat air hujan membasahi perlahan-lahan tanah kering bumi ini..
Tak mampu tuk bangkit, hanya saja selimut tebal tetap menggelayuti tubuh kurus dan kering yang kekurangan air..
Terabaikan semua perintah yang ada demi kenyamanan semata..
Hai senja, seberapa indahkah kau menampakkan rona merah kelabu di angkasa?
Sehingga mereka mengagumimu dan melupakan cuaca hari itu..
Keredupan suasana, menyelami bahtera tuk sampai pada cahaya-cahaya senja..
Haruskah ku menjadi senja?
Yang selalu ramai dan dijadikan moment indah setiap sore tiba..
Mungkin saatnya ku terlupa..
Akan segala hal yang ku dapatkan kemarin, dan hilang hari ini juga..
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjemput Masa Depan Dibalik Nama dan Impian [SELESAI √] WATTYS2020
Teen FictionKetika seorang Ananda menapaki jalan hidupnya dengan setumpuk cita-citanya yang harus ia raih. Bagaimana ia menjalani hidupnya dengan menemukan berbagai rintangan sebesar apapun tetap ia terjang, dukungan-dukungan yang ia dapatkan adalah salah satu...