Siswa to Mahasiswa
“Bumi ini cukup untuk 7 generasi, namun tidak akan pernah cukup untuk 7 orang serakah”
Siswa, di mana sebuah kelabilan hadir di dalamnya. Di mana keusilan adalah salah satu sumber kebahagiaan. Di mana kertas bisa menjadi pesawat-pesawatan bahkan kapal-kapalan. Di mana pemandangan gunung adalah gambar terfavorit yang selalu di ulang, dengan berbagai macam tambahan seperti laut, sawah dan rumah serta tak lupa pohon. Di mana kapur dijadikan bahan masak-masakan. Di mana meja dijadikan drum untuk konser di kelas. Di mana penghapus papan dijadikan mikrofonnya. Di mana cinta monyet masih zamannya. Semua yang ada kau imajinasikan.
Ingatkah kalian wahai mantan siswa? Begitukah kalian dahulu. Bahkan mungkin banyak yang terjadi namun kita tak menyadari. Begitu rindunya dengan masa itu, dapat bermain-main dengan indah dan tenang meskipun UTS dan UAS berdatangan. Disuruh membaca buku namun kau hanya melihat gambar-gambarnya. Disuruh mencatat kau malah melipat-lipat bukunya. Disuruh mendengarkan kau malah mengabaikannya. Sungguh sabar guru kita menghadapinya.
Kau begitu remehkan tugas-tugas yang diberikan. Pendekatan dengannya lebih kau pentingkan. Beberapa kesalahan itu tak kau hiraukan. Sehingga menimbulkan sebuah penyesalan.
Wahai siswa, jangan kau sering mengada-ada. Jangan kau sering melakukan tipu daya. Jangan kau sering mengentengkan peristiwa. Jangan kau anggap tugas itu sebagai sampah yang jika sudah selesai dibuang begitu saja. Hal itu hanya dapat menimbulkan penyesalan yang tak ada habisnya.
Jangan kau mengira menjadi mahasiswa hanya datang dan pergi. Jangan kau mengira menjadi mahasiswa santai setiap hari. Jangan kau mengira menjadi mahasiswa dapat tidur tanpa beban dalam pikiran dan hati. Semua itu kepalsuan, sungguh palsu. Menjadi mahasiswa itu tak semudah yang kau bayangkan. Dengan telah menjadi MAHAsiswa, kau telah dekat untuk mencari jati dirimu, bahkan ada yang telah menemukannya. Jati dirimu yang akan membawamu ke impian indahmu, impian panjangmu.
Mengapa ku dapat berkata itu? Karena ku telah merasakannya. Aku salah dengan persepsiku selama ini. Sedikit menyesal, ya menyesal. Namun sebuah penyesalan harus dapat digantikan dengan kesuksesan. Yakin akan bisanya diri kita, akan dapat meningkatkan percaya diri bahwa kita dapat menjalaninya. Penuh dengan rintangan, cobaan, bahkan paksaan. Namun semua itu tak seberat kau menjalani hidupmu. Akan ada suatu solusi dibalik sebuah masalah. Sesulit apapun masalah itu.
Tenang wahai siswa, janganlah kau takut. Janganlah kau gelisah. Percayalah, bahwa kau akan menjalaninya dengan baik. Ikutilah peraturan, kerjakan tugasmu, janganlah ingkar, belajarlah tuk mendengarkan. Karena apapun semua yang kau pelajari dan yang kau dapatkan, disana kau akan mendapatkan sesuatu yang luar biasa.
Tenang wahai mahasiswa, jalanilah tugasmu sebaik-baiknya. Janganlah lupa bagikan waktumu tuk keluarga. Resap dan ingatlah mata kuliah yang telah kau dapatkan. Jadikan sebuah organisasi sebagai tambahan. Jangan lupa tidur dan makan. Karena kesehatan sangat dipentingkan. Agar kau tak tertinggal materi perkuliahan. Capailah semua harapan. Jadikan harapan itu kenyataan. Agar kau dapat bahagiakan orang tercinta. Ibu, ayah bahkan mungkin dirinya.
Indahnya masa itu, tak kan dapat terlupakan, meskipun kau ingin melupakan namun sulit tuk melepaskan. Untuk kita semua, jadikanlah hidupmu lebih bermakna, jangan kau terlalu puas dengan keindahan dunia. Hidup ini tak hanya titip nama, tapi iman pun harus ada. Jadikanlah impianmu sebagai motivasinya, agar terwujudnya cita-cita. Hidup kan lebih bermakna, jika kita dapat menemukan suatu rasa.
Rasa apa itu? Rasa yang membuat hidupmu lebih berwarna, tak ingin sekolah hanya tak diberikan apa yang kawanmu punya, melawan orang tua dengan seenaknya, mencaci guru dengan semaunya.
Apakah itu semua yang dapat membuat masa depanmu berwarna? Tentu TIDAK !! Sungguh tidak mungkin. Semua yang kau lakukan itu hanya nafsu belaka. Yang dapat mengantarkanmu ke penjara. Penjara dunia dan akhirat-Nya. Sadarlah semua, hidup itu hanya sementara. Pergunakanlah hidupmu dengan sebaik-baiknya. Masa indah sekolahmu harus dapat kau lukiskan dengan berkarya. Bukan dengan mencari perkara. Masa kuliahmu harus dapat kau lukiskan dengan realita. Bukan hanya dengan sandiwara.
Ingatlah, para pemuda. Para siswa dan mahasiswa. Kita adalah penerus bangsa yang harus dapat menjaga Indonesia, bukan malah ikut merusaknya. Jangan sampai kau terlalu mengikuti arusnya dunia mereka (budaya Barat), hingga kau seakan lupa dengan rasa nasionalisme tanah air tercinta. Jadilah pemuda tangguh yang bersahaja, hingga kelak kau kan dapatkan buktinya. Sebuah bukti nyata. Bahwa usaha takkan mengkhianati hasilnya. Buktikan bahwa kita bisa menjadi sosok garuda yang menghormati pancasila, dan menerapkan dalam jiwa dan raga.
Ya, begitulah sebuah kata-kata yang dapat dijadikan semangat untuk para siswa dan mahasiswa Indonesia. termasuk aku yang terkadang juga terbawa arus zaman. Tapi, jangan bersedih. Optimislah, kita pasti bisa. Seperti kata pepatah “Barang siapa yang bersungguh-sungguh maka dapatlah ia”. Selama kita bersungguh-sungguh menjalaninya, apapun yang kita inginkan akan segera tercapai. Jika kita telah sampai pada waktunya, maka kita akan mendapatkannya. Mencari jati diri itu tak mudah, penuh dengan perjuangan. Seakan-akan seperti berada di hutan. Ya, bertemu dengan tumbuhan berduri, binatang buas, pohon rindang, jalan berkelok-kelok, banyak bebatuan. Seperti itulah tantangannya. Semua akan merasakan bagaimana kita akan jauh dari orang tua, orang-orang tersayang, orang-orang yang kita cinta. Semua itu berlandaskan pada pengorbanan. Tak harus dari pacaran.
Mungkin itulah sedikit gambaran, dari sebuah perjalanan. Semoga perjalanan kalian lebih indah dari perjalananku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjemput Masa Depan Dibalik Nama dan Impian [SELESAI √] WATTYS2020
Ficção AdolescenteKetika seorang Ananda menapaki jalan hidupnya dengan setumpuk cita-citanya yang harus ia raih. Bagaimana ia menjalani hidupnya dengan menemukan berbagai rintangan sebesar apapun tetap ia terjang, dukungan-dukungan yang ia dapatkan adalah salah satu...