Her -Min Yoongi

6.3K 477 24
                                    

Aku menyukainya. Aku tidak bisa mengelak fakta itu. Rasa sakit beberapa bulan lalu membuatku ingin segera membalasnya sementara aku sendiri yang akhirnya terluka karena itu.

Sial!

Dia bahagia dengan lelakinya. Yang bisa kulakukan hanya diam memekik pilu. Tidak bisakah dia melihat sebentar ke arahku?

Semuanya berbeda. Kami masih berteman tanpa dia tahu aku memendam rasa yang tak wajar. Aku belum pernah mengatakan isi hatiku kepada siapapun.

Baiklah, cukup. Rasa kesal terus menggerogoti diriku. Aku tidak bisa memilikinya. Yang bisa kulakukan hanya melihatnya tertawa bersama lelaki pilihannya. Aku melewatkan semuanya. Bodoh kau, Min Yoongi. Kau kehilangan dia selamanya.

Dia masih saja tersenyum manis padaku. Benar-benar senyum yang memabukkan. Aku ingin lagi. Aku ingin dia. Dia seperti candu yang memaksaku terus menginginkannya.

Lalu, bagaimana jika dia tahu? Bagaimana jika tiba-tiba dia menjauh? Aku selalu berkutat dengan pikiran-pikiran gilaku. Menebak takdir yang masih samar. Berangan dia tertidur di dekapku. Aku pasti bahagia.

Rasanya dadaku mulai sesak. Aku menangis dalam diam memikirkannya. Tak seorang pun tahu. Ini rahasia Tuhan denganku. Aku menyukainya sejak lama. Lama sekali sampai aku menyebut diriku sebagai pengecut.

Pecundang dunia yang sempurna.

Malam itu dia datang, menemukanku terkapar di pinggir jalan. Betapa aku ingin memeluknya ketika dia menggenggam tanganku khawatir. Aku ini apa? Aku bukan boneka yang bisa ditarik ulur perasaannya.

Tunggu, boneka tidak memiliki perasaan.

Dia selalu hangat padaku. Berusaha peduli meski aku juga ingin sebaliknya. Aku buruk mengatakan isi hatiku. Sampai kapan pun dia tidak akan mengerti. Sampai semesta hancur sekali pun.

Benar kata Taehyung, kau tidak bisa mencintai dua wanita sekaligus meski kau ingin.

Aku menyiksa diriku sendiri. Pikiranku bercabang dan berusaha terbang dari semua itu. Masalahnya, aku memiliki orang lain yang juga harus kuberi semua milikku. Semuanya.

Kupikir dia sama sepertiku. Aku pun tidak mengerti apa yang dia inginkan dari seorang pecundang sepertiku. Dunia tahu aku hanya sampah, bahkan lebih buruk dari itu ketika aku terlihat begitu menyedihkan di hadapannya yang sedang bahagia. Dia yang pergi bersama Jungkook.

"Takdir memang rumit, hyung. Nikmati saja alurnya."

Nikmati, jidatmu!

Kuberi tahu, aku bukan Namjoon yang hidup sesukanya tanpa beban pikiran sama sekali. Berkali-kali dia mengencani wanita, tapi tidak seorang pun bisa mengunci hatinya. Dia tampan, kuakui. Pesonanya dapat dengan mudah menarik seorang gadis dalam peluknya.

Murahan. Aku punya cara sendiri menggait hati perempuan.

Haruskah aku membakar semua kenangan tentangnya? Jika iya, aku harus menyuruh Seokjin membelah dadaku malam ini dan memotong hatiku.

Aku bisa bernafas lebih baik sekarang. Aku harus baik-baik saja. Dia harus melihatku juga bahagia.

Ini bukan soal balas dendam. Aku ingin melupakan perasaan menyesakkan sialan ini dari diriku. Aku tidak bodoh. Bunuh diri hanya menyusahkan orang lain.

Mereka akan menggotong mayatku, membawanya ke rumah sakit, meliputku yang sudah membangkai, menceritakan ke semua orang bahwa Min Yoongi sudah mati.

Sedang yang ku dapat apa? Mereka akan melupakanku dalam waktu dekat.

Gadis itu terlihat cantik ketika alkohol mempengaruhiku. Salahkan aku yang masih separuh sadar saat dia dengan sabar membawaku ke kamar dan menungguiku sampai pagi.

Aku tidak pernah memiliki kesempatan bahkan untuk memeluknya. Sekarang, dia datang padaku hanya ketika dia kosong. Hanya ketika dia membutuhkan sapaan hangat. Aku menyukaimu, Bodoh! Dia tidak pernah menyukaimu sama sepertiku.

Aku kesal sendiri. Aku harus bangkit. Membangun pijakan ke arah dunia yang tak pernah ku sentuh. Duniaku terlalu gelap.

Bukan, aku masih disana, tapi dengan penerangan sebuah cahaya di atasku. Dia ada di sana. Ck, bahkan dengannya aku hanya bisa merasakan putih yang utuh.

Dia dari dunia yang sama sepertiku. Baru-baru ini aku mengetahuinya dari kekasih Taehyung.

Haruskah aku menyapa hatinya?

Dysphoria • wengaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang