[heal me]

1.3K 180 39
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Kencan dibatalkan. Figur di hadapan Wendy masih belum juga memberi sinyal bahwa dia telah bangkit dari ketidaksadarannya. Wajahnya melukiskan kegelisahan mendalam saat mendapati tubuh Yoongi tergeletak di depan pintu. Bahkan Wendy sendiri tak tahu bagaimana bisa lelaki sipit itu tergeletak di depan sana. Dia berpikir berat, mencari jawaban dalam asumsinya sendiri.

Sekali lagi, Wendy menatap mata yang terkatup itu. Dia sempat mencium bau alkohol dari tubuh lelakinya. Pemabuk ulung. Kendati dia kini tengah dalam rasa cemas, Wendy bahkan tetap menggerutu akan Yoongi dalam hati. Tebaknya, Yoongi pasti pingsan karena tak kuat mabuk. Yang dia tahu, lelakinya itu doyan minum dan keras kepala. Apalagi kalau bukan karena itu? Dia tak ingin mencari alasan lain. Yoongi mabuk dan Wendy percaya akan itu.

Karena terlalu cemas, sampai dia tak sempat memberi tahu Wonho apa yang terjadi. Entah bagaimana si polisi muda itu di sana, Wendy tak peduli. Dia hanya ingin lelaki yang tengah berbaring di sofa panjangnya itu segera bangun. Mungkin menyerobotnya dengan beberapa pertanyaan setelah dia sadar nanti. Yoongi selalu saja mengacaukan harinya. Namun bagaimana pun Wendy tak dapat menghindari itu. Perintah otomatis itu sudah terpasang di dirinya sejak gadis berusia 26 tahun itu menerima tawaran konyol Min Yoongi di kamar apartemen Taehyung.

Ingin sekali dia pergi menemui Wonho. Tapi sisi dirinya yang lain mengatakan tak bisa. Gravitasinya pada Yoongi tengah menariknya agar tetap di sana. Wendy yang sedang duduk di lantai mencoba mendekat ke arah si sipit. Netranya tak lepas dari wajah tidur Yoongi yang tenang. Lama sekali dia berada pada pandangannya, sedikit tersenyum, lalu kembali berpaling. Sampai gadis itu tak menyadari bahwa dia menyukai wajah tenang Yoongi saat pulas tertidur.

***

"Sudah kau hubungi?"

Namjoon masih berusaha memutar otak. Bagaimana tidak panik, di tengah panasnya suasana rapat dengan karyawan, sebuah nomor tak dikenal menghubunginya, mengabarkan bahwa dia ingin menemui Yoongi serta mengatakan bahwa Han Yewool telah dibunuh. Yoongi menghilang dengan tiba-tiba dan tangan kanannya itu telah tewas semalam. Pikirnya kembali diacak-acak.  Sementara Seulgi sedang melacak keberadaan ponsel Yoongi, Hoseok dengan perban yang masih melekat pada lengannya sedang berusaha mencari informasi di mana keberadaan si kulit pucat itu berada. "Tetap tak bisa. Kau ada opsi, Kim?" jawab lelaki bernama belakang Jung itu. 

"Apa kau pernah berpikir bahwa Yoongi sendiri yang membunuh Yewool?" celetuk Seokjin dengan segelas tehnya. Wajahnya tampak tenang, tak ada kerutan di wajahnya yang menunjukkan dia tengah cemas. Wajah-wajah psikopat memang terkadang sulit ditebak dan Seokjin memiliki itu. Tak ada yang mengira bahwa lelaki pemilik bibir tebal itu dapat menguliti seseorang jika dia mau. Namun ucapannya barusan membuat Jimin yang sedari tadi terdiam dalam lamunan, terbangun dan berpaling pada si pemilik suara. Mengangkat salah satu sudut bibirnya, membuat senyuman sinis yang entah apa tujuannya.

Dysphoria • wengaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang