[rain]

1.4K 230 39
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Wendy POV

Baiklah, ini aneh. Aneh sekali.

Hidupku yang semula tenang, kemudian diusik oleh pria sipit tak tahu tata krama, nyaris membuatku gila, dan sekarang dia menghilang tanpa kabar begitu saja. Aku ingin tahu dimana dia berada sekarang. Bukan aku khawatir, bukan. Hanya penasaran. Mungkin sibuk bekerja atau sengaja menghilang.

Kata-katanya masih membuatku termenung sesekali. Aku tidak tahu betul apa maksudnya. Namun terkadang itu menggangguku. Bahkan sebelumnya Jiho tak sampai membuatku sebegini penasaran. Hanya rentetan rindu yang makin menjalar ke dalam diriku jika memikirkannya. Tapi, Yoongi? Dia itu makhluk asing yang datang tiba-tiba. Aku tidak membicarakan soal aku merindukan si sipit itu. Jangan harap hal mengerikan itu terjadi. Jujur saja aku belum bisa menerima Yoongi sepenuhnya.

Ayo saling menyembuhkan.

Aku lelah bermain-main. Namun Yoongi tak hentinya memberiku kejutan yang tak disangka-sangka. Mungkin itu hobi barunya sekarang, selain mabuk dan meracau seperti orang sinting di bar. Ah, bagaimana bisa aku menerimanya begitu saja malam itu. Mari kita tunggu kejutan apa lagi yang dia berikan setelah menghilang kali ini.

"Sebenarnya kau mau belanja apa malam-malam begini?" Joohyun yang semula diam tiba-tiba terusik juga fokusnya. Dia benci keheningan dalam mobil. Padahal saat lagu diputar, dia yang menyuruhku diam. Katanya, biar tidak merusak suasana. Sekarang malah mengajakku bicara. "Lagipula, kau dapat uang darimana? Kau sudah dapat pekerjaan?"

Oh, ya. Aku belum sempat mencari pekerjaan. Koran pemberian Joohyun kemarin lusa belum ku baca lagi. Tapi, pikiranku malah penuh dengan sekelebat bayangan Min Yoongi tiap aku memutuskan berhenti untuk tidak memikirkannya. Lumayan berhasil. Namun tidak lama dia muncul lagi. Sepanjang hari selalu begitu sampai aku lupa dimana tempat koran-koran itu kusimpan, "Belum. Belum ada yang cocok saja." Kurasa berbohong lebih baik daripada gadis ini menceramahiku panjang lebar.

Joohyun menengok ke kanannya barang sebentar, mengerutkan kening, dan membiarkan alisnya hampir bertemu. Dia selalu terlihat cantik bagaimana pun. Taehyung beruntung mendapatkannya, "Kau serius? Lalu, dapat uang darimana?" Wajahnya tampak serius sembari mengawasi jalanan.

"Dari Yoongi."

Tidak ada jawaban. Joohyun membelokkan mobil ke supermarket tujuan kami. Senangnya bisa belanja lagi. Eiy, maksudku bukan belanja yang asal beli. Ingin sebenarnya, itu pun kalau Joohyun mau berbaik hati meminjamkan uangnya padaku. Tapi, kurasa tidak. Kadang dia pelit. Uang dari Yoongi mungkin hanya cukup untuk membeli kebutuhan sehari-hari.

Setelah parkir, kami memutuskan berpisah. Dia bilang ingin membeli beberapa kebutuhan juga. Jika tidak begini malah mengulur waktu. Aku tidak suka berlama-lama di tengah malam yang dingin begini.

Tanganku terhenti begitu akan memasukkan sebotol kecil selai ke dalam keranjang belanjaku. Kupandangi sebentar dan mengingat apa yang terjadi beberapa waktu sebelumnya. Mendadak aku tersenyum. Namun sedikit pahit mengingat waktu yang terlewat sudah bukan menjadi kebiasaan kesukaanku.

Dysphoria • wengaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang