[i miss you]

1.3K 186 57
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Benar saja. Yoongi ambruk tak lama setelah Yerim datang. Dia benar-benar sekarat. Pikirnya terlalu sesak untuk dapat menampung segala masalah yang menimpanya. Bahkan berbagi beban saja enggan. Ketahuilah, prinsip Min Yoongi adalah dengan tidak mempercayai siapapun, karena mereka bisa jadi musuh kapan saja, berkhianat kapan saja.

Untungnya, Jimin berada di sana. Kekasih Seulgi itu cepat-cepat menangkapnya begitu dia mencoba berdiri menghampiri Yerim yang berjalan ke arahnya. Yoongi itu keras kepala. Segala yang dimaunya akan dia lakukan, kecuali satu hal, memiliki Yerim. Setengah mati Yoongi menginginkan gadis itu, namun separuh warasnya menolak. Karena apa? Perasaan Yerim lebih condong pada rekan kerjanya, Jungkook, dan begitu pula sebaliknya.

Dia bahkan mengerti, sekalipun dia memaksakannya, hubungan mereka akan berantakan. Jadilah Yoongi lebih memilih menyukainya lewat diam kendati dalam hati ingin sekali mendekap sang gadis berlama-lama dalam arti memiliki Yerim seutuhnya. Jika dia ingin egois, sebenarnya sanggup. Namun ini hanya akan melukai perasaan Yerim. Lelaki sipit itu tak ingin gadis kecilnya bersedih. Apalagi sampai membuang dirinya yang tersimpan di hati sang gadis.

Setidaknya Yerim masih merindukan Yoongi walau sesekali. Walau dia masih kalah banyak dari Jungkook.

Tak ada yang tahu bagaimana bisa perasaan seorang Min Yoongi tumbuh dengan liar terhadap gadis 18 tahun itu. Sepandai tupai melompat pasti jatuh juga. Yoongi tak bisa selamanya bungkam. Entah bagaimana awalnya dia jadi berbagi cerita pilu itu dengan Taehyung. Bahkan dia curiga bahwa Namjoon juga mengetahuinya. Yoongi tak yakin. Tapi sikap tanggap Namjoon seolah tau segalanya.

Mata Yoongi terasa berat saat cahaya lampu menantang sorotnya. Sepi. Tak ada suara apapun selain suara nyanyian lirih Kim Yerim, duduk di balik meja kerja Yoongi sembari mengaduk-aduk bubur yang dibuatnya bersama Seokjin beberapa menit yang lalu.

"Oppa? Butuh sesuatu?"

Yerim langsung bangkit begitu menyadari Yoongi mencoba mendudukkan dirinya. Antara khawatir dan kesal yang dirasakan Yerim sekarang. Bukan ini yang diinginkan. Baru saja dia datang, seseorang yang ingin dia temui malah seperti orang sekarat begitu. Dia bosan menghabiskan liburan sekolah di asrama saja. Katanya, Jungkook datang menjemput untuk diajak berlibur. Siapa yang tidak senang? Lagipula, Yerim juga merindukan Jungkook, begitu pula Yoongi.

Yoongi langsung menatap mata itu. Mata yang dia rindukan amat banyak, mata yang ingin dia tatap berlama-lama, mata yang dia kenali sebagai milik Kim Yerim. Lelaki itu sempat membuat gadis di hadapannya bingung karena bungkam. "Bukannya menjawab malah tersenyum tidak jelas. Apa masih terasa pusing? Aku tadi membuat bubur dengan Seokjin Oppa."

Namun yang keluar dari mulut Yoongi malah membuat Yerim turut tersenyum, "Kau tidak rindu dengan Oppa, hm?"

"Oppa ini bicara apa? Tentu saja aku merindukanmu," jawab Yerim dengan nada merengek yang lucu. Jujur saja, sudah lama gadis itu tak bermanja dengannya. Apalagi yang barusan, nada suaranya terdengar menyenangkan dan menggelitik pendengaran Yoongi.

Dysphoria • wengaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang