[zemblanity]

1.3K 201 57
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

"Mengunjungi hyung?"

Setelah Yoongi memutuskan beranjak dari situasi menyebalkan seumur hidup, Taehyung mencoba menyapa perasaannya yang sempat tertinggal. Entah setan mana yang merasuki seorang Min Yoongi kali ini. Tanpa disuruh, dua gelas kopi dengan asap yang masih mengepul mendarat dengan sempurna di hadapan Taehyung dan Sooyoung. Dia tahu Taehyung butuh ini. Setidaknya agar dapat melepas dingin malam yang dibawanya atau agar tidak canggung ketika dia gugup. Ketahuilah, Yoongi kadang sangat pengertian tanpa disadari.

Jungkook, yang baru datang bersama Taehyung tadi, sempat diseret oleh Yoongi agar tidak merecoki obrolan sakral yang akan jarang di dapat oleh Taehyung kedepannya. Biar dia sekadar tahu kabar hatinya yang membusuk sebelum kembali pergi bersama separuh hati yang lain.

Agaknya Sooyoung tak berniat menyeruput barang sedikit. Membiarkan uap panas itu membelai wajah lesunya. Taehyung lagi. Dikiranya kisahnya telah usai. Spesies manusia tampan satu ini malah muncul lagi. Jangan harap gadis itu dengan senang hati menyilakan Taehyung menggali lukanya dalam-dalam. Dia sudah berdamai. Lagipula niatnya kemari bukan untuk membiarkan Taehyung mengetuk hatinya kembali. Sooyoung percaya diri kali ini. Semuanya tergambar jelas pada sorot yang dibawa Kim satu itu. "Aku datang kemari menemui hyung-mu. Bukan dirimu."

Sedikit menohok. Namun Taehyung masih belum terlihat begitu terluka. "Sudah kuduga," Senyumnya sedikit melebar begitu melihat pada kaki milik gadis itu terdapat benda pemberiannya. "Kukira kau tidak akan memakai sepatu itu lagi. Kau juga masih memakai barang pemberianku yang lain?"

"Aku bisa melepasnya sekarang kalau kau mau, Tae. Jangan memancingku untuk marah. Aku tidak ingin sampai membunuhmu. Jadi, hentikan sebelum aku meledak."

Seram. Hanya saja jika itu Sooyoung, baginya hal itu tetap terdengar lucu kendati nadanya meninggi. Rindu jadi mendominasi. Hal sesederhana ini saja sudah membuatnya senang. Apalagi jika dapat kembali meminta hatinya. Benar kata Yoongi. Separuh hati Taehyung membusuk merindukan gadis di samping kanannya itu. Meski berkali-kali kata-kata manis terucap untuk gadisnya, Joohyun, rasanya tak semanis segelintir rindu yang berusaha dia kubur. Jujur saja, presensi Sooyoung masih sering Taehyung harapkan.

Kim Taehyung beruntung. Di tengah lelapnya bersama Joohyun, dia tak sampai kelepasan memanggil nama Sooyoung.

"Kau bahagia?"

"Maksudmu?"

"Dengan Hoseok hyung. Apa kau bahagia?"

Tatapan tajam itu melunak. Tentu dia bahagia. Bahkan kadar bahagianya melebihi kadar bahagia bersama Taehyung waktu lalu. Jelas Sooyoung menang telak kali ini. Lelaki yang setahun lebih tua darinya itu masih terjebak dalam luka lalu yang sudah-sudah. Sooyoung mengangguk kuat. "Kudengar kau sudah dapat gadis yang lain. Aku tidak akan penasaran kali ini."

Dysphoria • wengaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang