Chap 2

27.5K 1.9K 140
                                    


Sudah setengah jam aku duduk disini. Tapi kepala sekolah di hadapanku Tuan Jiraya sama sekali tak berkata apa-apa selain menanyakan perihal kemarin

"Kau cukup berani untuk orang yang tak memiliki kekuasaan apapun"

Aku hanya diam.

"Ayahmu penjual bunga, ibumu meninggal akibat kanker hati. Kau anak tunggal. Yah walaupun di Suna prestasimu di bilang gemilang, tapi tetap saja kau sudah membuat onar disini. Kali ini kau ku bebaskan karna aku salut dengan keberanianmu Nona. Jadi ada yang ingin kau katakan?"

Aku hanya mendesah, jika berargument tetap saja di mata kepala sekolah yang menyerupai Albus Dumbledore ini hanya akan menyalahkanku.

"Semoga hari anda menyenangkan"

Hanya itu yang kukatakan, tapi sebelum ia mengijinkanku keluar ia bersuara.

"Tetaplah jadi dirimu Haruno, di belakangmu ada orang besar yang mendukungmu"

Aku mengangguk malas. Orang besar? Yang benar saja.

"Sakura bagaimana? Apa kau dihukum?"

"Aku di bebaskan Ino"

"Kyaaa syukurlahhhhh"

"Ayo kita kekelas, Karin pasti akan menangis jika tahu kau tak dihukum hihi"

Tenten terkekeh, aku cukup nyaman berteman dengan Ino, Tenten, dan Hinata. Mereka benar-benar orang yang baik.

...
...
...

"Yakkkk!!! Kenapa kau kembali kesini? Bukankah kau seharusnya di keluarkan?"

Aku menutup telingaku ketika Karin berteriak. Dia menatapku sengit penuh dengan amarah. Daripada melawannya aku memilih langsung duduk begitu saja.

"Heii aku bicara padamu!"

Dia menghampiriku. Ino menahanku agar tak melawan Karin, tapi aku memilih berdiri menyamai arogansi bocah merah di depanku.

"Apa?"

"Kau benar-benar itik! Rendahan! Jalang! Dan kau..."

Plak!!!

Karin membulatkan matanya tak percaya begitu pula denganku yang menutup mulut melihat siapa tersangka yang menampar Karin. Dia, wajahnya merah dengan tangan terkepal.

"Kau!"

Karin menyerang Tenten.

"Kau berani sekali ikut campur!"

"Jangan sentuh temanku!"

"Sejak kapan kau berani melawanku hah?"

Mereka masih terlihat saling menjambak satu sama lain, Hinata dan Ino tak berani melerai, aku sudah berusaha menarik Tenten, tapi mereka sangat berpegangan kuat. Para lelaki di kelas hanya menyoraki.

"Woww nicee!"

Aku mendelik pada Naruto yang bertepuk tangan. Senyumnya langsung hilang.

"Tck mondekusai!"

Shikamaru, ketua kelas sialan itu sama sekali tak perduli, dan Sai sepertinya mengambil buku sketsanya. Apa dia akan menggambar adegan ini?

"Oii Sasuke, katakan kata ajaib agar Karin melepaskan Tenten"

Bukannya bicara, pria yang di panggil Sasuke, ahh yang aku tau Sasuke Uchiga itu hanya melewati kami dan keluar kelas. Bagus sekarang apa yang harus aku lakukan?

"Kyaaaaa!!! Lepaskan tanganmu!!!"

"Kauuu yang lepaskan tanganmu!!!"

"Oi kalian berhenti berke.. Akkkhh!!!"

Fall In A Hug (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang