Chap 7

21.1K 1.5K 206
                                    

Sakura Pov

Aku tak berani berkutik sama sekali dari mejaku. Salah menoleh maka aku akan tamat. Bisa dibipang posisiku sekarang serba salah. Hanya samping kananku yang mendukung. Jika aku menoleh ke belakang maka aku akan melihat wajah mesum Sasuke. Jika aku menoleh kesamping, maka deret bangku kedua, Karin akan membunuhku dengan tatapannya. Di depanku ada Tenten dan Hinata. Walau penasaran mereka hanya diam.

"Baiklah, pelajaran kita hari ini cukup sampai disini dulu, dan Haruno bisa bantu Sensei membawa ini?"

"Hai"

Aku langsung saja menuju kearah meja dan mengambil tumpukan buku untuk di bawa ke ruangan guru mengikuti Kakashi-Sensei. Aku di selamatkan hari ini olehnya.

"Haruno-san?"

"Hai Sensei?"

"Aku penasaran, sebenarnya aku yang mereka jadikan pemandangan atau kau yang mendadak menjadi populer"

"Hiiiihhhhh"

Punggungku terasa dingin. Banyak siswa yang berbisik menatapku. Aku meneguk ludah dengan susah payah. Apa ini yang namanya diitimidasi?

"Taruh disana Haruno-san, Arigatou"

"Hai Sensei"

"Dan juga..."

Aku menatap Sensei

"Perhatikan langkahmu"

Dia tersenyum dibalik maskernya. Aku hanya mengangguk. Saat aku masih berpikir tiba-tiba tangan seseorang menyeretku dan menutup mataku. Bau parfum ini? Aku rasa mengenalnya.

"Jangan bergerak, ikuti saja atau ku patahkan lenganmu!"

Sial! Ini suara Karin. Dia menyeretku menaiki tangga dengan kedua temannya yang juga memegang tanganku.

"Apa maumu Karin?"

"Membuatmu tau dimana posisi dan levelmu itik!"

"Cih!"

Pergelangan tanganku sakit. Sejak kapan mereka mengikat tanganku?

Blugh!

"Akh!"

Punggungku terbentur! Rasanya sakit sekali. Aku melihat mereka, mereka semua berambut merah. Ah aku tau, mereka berdua Saara dan Tayuya. Di tambah Karin. Mereka berniat mengeroyokku?

"Bagusnya kita apakan dia? Karin?"

Mereka mengikatku terlalu erat, aku yakin tanganku sudah terluka. Melihat Karin tersenyum licik membuatku ingin sekali menendang wajahnya.

"Itik! Kau tau kan apa kesalahanmu?"

Karin menekan kedua pipiku.

"Akhhhh"

Kakiku di injak, aku tak dapat melirik mereka. Aku hanya bisa merasakan sakit.

Plak!

"Jawab saat Karin bertanya!"

Pipiku rasanya seperti terbakar dan Saara kembali menginjakku.

"Siapa itik yang berpikir menjadi angsa? Bahkan angsapun hanya peliharaan pangeran!"

Plak!

Lagi. Pipiku terasa terbakar

"Apa rambutmu ini sangat berharga Haruno?"

"A.. apa yang akan kau lakukan Karin?"

Dia menyeringai dan mengeluarkan gunting. Mataku hanya bisa membulat.

Fall In A Hug (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang