Sakura kini duduk bersebelahan dengan Karin di taman. Setelah imsiden Karin menabraknya dengan tak sengaja, kini ia terjebak bersama Karin dan merasa agak canggung.
"Aku melihat beritanya"
"Mengenai apa?"
Karin kembali meminum kopinya
"Tentang seorang anak yang di tabrak dan di selamatkan pemegang saham Uchiha group yang ternyata adalah ayahnya"
"Ohh..."
Karin berdecih
"Setelah 10 tahun rupanya kau memiliki hal seperti itu, Sakura"
"Yah, masa yang sulit"
"Dan akulah yang menyulitkanmu"
"Tepat sekali"
Karin kembali mendecih
"Kau sangat jujur"
"Terimakasih"
Karin menundukkan wajahnya dan memainkan cup kertas kopinya. Ia lalu tersenyum dengan sedikit kesal.
"Sebenarnya aku juga punya"
"Punya?"
"Yah... setelah kau pergi hampir setahun, aku dan Sasuke-kun akan menikah... sebelumnya Gaara selalu mabuk dan datang padaku. Ia banyak mengeluh, mengeluhkan dirimu"
"Ahh Gaara ya..."
"Dia menghamiliku"
Melihat dan mendengarnya Sakura sudah tak kaget lagi
"Kau pasti pernah mendengar beritanya bukan?"
"Hm... kau berteriak di Gereja setelah semuanya meninggalkanmu"
"Saat itu rasanya semua yang aku rencanakan langsung hancur"
Karin tertawa
"Lucu sekali bukan?"
"Aa..."
"Sekarang aku tak akan mengulanginya lagi... mengganggu hubunganmu dengan Sasuke"
"Benarkah?"
"Yahhh... aku juga akan mencoba meyakinkan Gaara"
"Apa kau menjadi orang yang baik sekarang?"
Karin terkekeh
"Bisa dibilang begitu"
Sakura menghembuskan nafasnya. Ia bisa melihat sisi wajah Karin yang kini tersenyum.
"Lalu dimana anakmu?"
Karin menolehkan wajahnya
"Aku membuangnya"
"Kenapa?"
"Entahlah... "
Sakura terdiam, ia sudah tahu dari perawat yang dulu menangani Karin serta teriakan Karin di ruang persalinan yang terus mengutuk Gaara.
"Kau tak pernah berpikir bagaimana keadaannya sekarang?"
Karin menyenderkan tubuhnya
"Aku tak tahu... walaupun merasa bersalah memikirkannya tapi aku berpikir bahwa dia sudah tak ada... dia lahir dengan keadaan yang sehat, hanya saja melanin matanya bermasalah"
Sakura menatap kearah Karin
"Saat lahir, dia selama satu bulan bersamaku yang mulai depresi di rumah sakit. Dokter bilang dia sudah membuka matanya, matanya sepertiku, hanya saja dua hari kemudian warna irisnya memudar"