Sakura kini sedang berada si ruang kerjanya di Rumah Sakit Konoha, setelah ia pulang jam setengah 12 malam dan kembali kerja jam 6 pagi karna ada pasien yang mendadak harus di operasi, kini matanya terasa berat dan ia mengantuk. Ia memijit pelipisnya, ini sudah jam 11 siang dan ia hanya makan makanan yang diberika Tsunade tadi. Ia juga sempat sedikit bersemangat karna Sasori menelephonenya dan mengatakan Itachi, Konan dan Touya sudah di Konoha.
"Bahkan mereka tidak menghubungiku"
Sakura menatap langit-langit, Itachi dan Konan sudaj berjanji tidak akan berkata apa-apa pada Sasuke maupun keluarga yang lainnya. Ia akan membiarkan Sakura yang mengatakannya jika Sakura sudah merasa siap, dan tentu saja, Sasuke harus tau bahwa Eiji adalah putranya.
"Aku harus berkeliling sebentar"
Sakura mengambil ponselnya dan ia keluat untuk menikmati udara segar di taman rumah sakit. Ia senang melihat para pasien yang membaik dan bersenang-senang dengan keluarganya.
Ia melihat gadis kecil yang kini duduk di sebuah batu di bawah pohon mapple, memegang sebuah buku. Sepertinya ia menggambar sesuatu. Sakura mendekatinya dan duduk di sampingnya
"Ohayou"
Gadis itu terkejut, mata caramelnya sedikit membulat lalu ia hanya bergumam.
"Wah gambarmu bagus"
"Arigatou"
"Apa ini ayah dan ibumu?"
Gadis itu mengangguk. Kulitnya terlihat kusam dan pakaiannya lusuh. Sakura baru kali ini melihatnya dan sepertinya ia punya keluarga yang dirawat disini
"Apa kau menunggu seseorang?"
Gadis itu menggeleng
"Aku hanya bermain disini"
"A-ahhh begitu... Siapa namamu?"
Gadis itu menatap Sakura
"Aoi"
"Aoi? Wahh nama yang cantik, pasti ibumu yang memberikannya"
"Iie, aku tak tahu siapa ibuku"
Sakura menutup bibirnya, ia melihat mata caramel gadis itu terluka
"Gomen ne"
"Nee, apakah anda dokter yang bisa mengobati?"
"Ano, eto... tidak semua bisa aku obati"
Gadis itu melihat name tag Sakura
"Boleh aku panggil Dokter Haruno?"
Sakura menggeleng
"Panggil aku Dokter Sakura"
"Apa kau bisa mengobatiku?"
"Hm?"
Aoi menunduk, rambut merahnya tertiup angin
"Aku tidak punya orangtua... Aku tinggal dengan seorang pemulung yang dulu memungutku dijalan..."
Tangan Aoi meremas gambarnya.
"Tapi dia sudah meninggal..."
Mata Sakura membulat, Aoi terlihat sangat menderita dan ia masih kecil, seumuran dengan putranya.
"Setiap kali aku pulang, aku akan merasa sakit disini"
Ia menunjuk pada dadanya
"Aku menangis, tapi tidak tahu kenapa"
"..."
"Aku tak punya teman, bahkan aku selalu di perlakukan dengan tidak baik..."
Sakura memeluknya, entah kenapa ia meneteskan air matanya melihat gadis kecil di depannya sangat terluka.