Sasuke melempar jasnya asal lalu ia memasuki kamar mandi. Ia mengunci kamarnya dan tak membiarkan Karin masuk. Ia lelah melihat Karin selalu berkeliaran. Bahkan sekarang gadis itu menggedor pintu kamarnya.
"Biarkan aku masuk! Ada yang ingin kubicarakan Sasuke-kun... bukankah sebentar lagi kita akan menikah?"
Sasuke berdecih. Ia lelah dan memilih berendam dengan air hangat. Ia berdoa semoga Naruto datang dan menyeret Karin keluar.
"Kyaaaaa!!! Lepaskan aku Naruto!"
Dan doa Sasuke terkabul.
"Kenapa kau muntah di pakaianku?! Dasar wanita aneh!!!"
Sasuke menutup telinganya, ia membiarkan Naruto mengurus Karin.
"Kyaaaa Sasuke.. uekkk"
"Huaaaa cepat pergiii!!!"
Sasuke mengambil ponsel di sebelahnya. Ini yang selalu ia lakukan. Membuka galeri dan melihat foto Sakura yang selalu diam-diam ia ambil.
"Dimanapun kau sekarang semoga kau selamat, Sakura"
"Sasukeee Karin pingsan!"
Sasuke tak perduli lagi.
...
...
..."Bagaimana persiapannya, Haku?"
"Semua sudah siap Fugaku-sama, hanya tinggal mengadakan pernikahannya saja. Saya juga sudah menyuruh beberapa orang-orang kita stand-by di sekitar gereja"
"Hn baguslah, aku akan ke Kantor Uzumaki sebentar"
"Hai"
Fugaku mengambil ponselnya lalu ia bergegas pergi. Saat dia berada di depan kantornya ia bertemu dengan Madara.
"Ayah, apa yang ayah lakukan disini? Bukankah ayaglh harus istirahat?"
"Bagaimana rasanya? Apa sekarang lukamu sudah terobati?"
"Apa ayah hanya ingin memastikan hal yang tak penting?"
"Putraku, jangan sampai menyesal"
Madara lalu kembali masuk ke dalam mobilnya dan diantar oleh supir. Fugaku hanya memandangnya dingin
"Apa yang kulakukan ini sudah benar ayah"
...
...
..."Jadi aku akan punya cucu?"
Sakura menunduk menahan tangisnya. Ia tak sanggup melihat wajah ayahnya yang kini sebenarnya sedang tersenyum kearahnya.
"Sasori, jangan marahi Sakura. Aku tahu yang ia lakukan salah"
Sasori hanya memijat pelipisnya, ia hampir saja membunuh Sakura.
"Sebenarnya kalian sama, bedanya hanya Sakura kelepasan dan kau tidak"
Kizashi menyindir dan membuat Sasori semakin memijit pelipisnya.
"Ayah..."
"Aku marah Sakura, sebenarnya sangat marah... Tapi aku tahu kau selama ini sudah sangat menderita. Kau dan Sasuke sudah merencanakan masa depan tapi malah kalian harus berada di situasi seperti ini"
"Maafkan Sakura..."
"Bukankah ini Paris? Jadi tak masalah jika putriku hamil dan melahirkan anak tanpa ayah"
"Ayahh..."
Sakura memeluk Kizashi dan tangisnya pecah. Ia tak sanggup berkata apapun. Ia hanya ingin berterimakasih pada ayahnya karna selalu mendukungnya.