"Bukti"

393 7 0
                                    

Steven sadar bahwa dia sudah diketahui oleh Flo untuk datang mengunjunginya. Flo mengharapkan agar Steven lebih mendekat kepadanya. Steven dengan ragu-ragu dia datang dan duduk di sampingnya Flo. Flo teringat dimana masa-masa MOS-nya Steven yang menemaninya saat istirahat.

"Steven, lo inget ga waktu MOS kita sering bertengkar lalu suka ribut. Anehnya lagi gue kayak benci gitu ama lo. Eeehhh nyatanya lo cowok yang baik hati dan sekarang udah jadi sahabat gue".

Steven hanya diam dan tersenyum menggingat semua hal itu.

"Gue memang lagi marah sama lo tapi gue nggak bisa membenci lo",katanya.

Flo juga berpendapat bahwa yang dikatakan oleh Steven itu memanglah benar. Semuanya memang kenyataan dan dia juga berpikir bahwa Steven sama dengan sahabatnya seperti Justin. Di saat yang seperti ini, Flo bahkan sempat untuk bercerita lucu kepada Steven. Steven jadi tertawa dan senang mendengarkan cerita Flo. Revan merupakan ketua kelas. Dia di suruh oleh Ibu Riri untuk mengambil latihan Matematika di ruang guru.

Revan membawa latihan Matematika itu sendiri dan dia kembali lagi ke kelas. Pada saat dia melewati ruang UKS dia termenung dan mundur untuk melihat kembali dari kaca. Revan melihat Flo dan Steven yang sedang bercanda dan tertawa dengan senang. Dia menjadi cemburu dengan semua ini. Revan kembali ke kelas dan membagikan buku latihan itu kepada teman-temannya.

Bu Riri,"Revan, kamu lihat ga Steven dari tadi dia belum balik-balik",katanya.

Revan mengatakan yang sebenarnya dimana Steven berada sekarang. Bu Riri segera menyusulnya dan melihat dengan matanya sendiri apakah benar yang dikatakan oleh Revan itu. Flo mendengar ada suara orang yang sedang berbicara di luar UKS dan sedang marah-marah. Dia ingat bahwa suara itu mirip sekali dengan guru Matematikanya yaitu Bu Riri. Flo mengajak Steven untuk sembunyi dan mereka sembunyi di samping lemari coklat yang besar. Bu Riri langsung memasuki UKS dia memeriksa UKS dan nyatanya tidak ada Steven disana. Bu Riri kembali ke kelas untuk memberikan tugas. Jam pelajarannya pun berakhir.

"Thanks ya Flo, karna lo gue jadi selamat gini. Kalau ga gue habis lagi di marahi sama Omma gue",sambil menatap.

Flo menatap Steven dengan penuh tanya-tanya karna kenapa harus ommanya yang marah sama dia.

Steven menjelaskan,"Sekolah ini milik omma gue. Jika gue nakal lagi gue bisa aja balik ke London ke tempat Daddy gue. Kemarin gue mabuk dan Mama gue mau rencanain gue balik ke London",katanya.

Flo jadi sedih mendengarkan kata-kata Steven dan dia berharap semua ini tidak akan terjadi.

"Sudah jangan di pikirin lagi. Yuk kita ke kelas mau jam olahraga nih".

Mereka kembali ke kelas dan mengganti baju seragamnya.

Sasha,"Lo udah baikan Flo?",tanyanya.

Flo menyakinkan bahwa dirinya sudah pulih berkat bantuan temannya Steven yang datang tadi. Reven mendengarkan percakapan ini semua dan dia keluar kelas sambil menghempaskan pintu.

Nana,"Kurang ajar tuh anak harus di kasih pelajaran tuh",sambil mengepalkan tanganya untuk tinjuan.

Flo melihat kelakuan Revan yang tidak biasanya seperti ini. Bel masuk pun bunyi dan semua murid kelas Flo datang ke lapangan basket. Pak Dito guru olahraga datang menghampiri lapangan basket dan sambil membawa bola basket yang dibawanya.

Pak Dito,"Baiklah apakah ada murid yang absent hari ini?".

Semua murid berkata,"Tidak Pak".

Pak Dito senang dengan mereka karna tidak ada yang absent. Pak Dito memulai olahraga dengan pemanasan. Setelah mereka pemanasan dia membentuk menjadi dua kelompok pria dan wanita dengan berbaris memanjang.

SENIOR HIGH SCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang