"Gebetan Nana"

284 7 0
                                    

Dalam mimpinya Kevin dia sangat ketakutan, hingga tanpa sadarnya dia memegang tangan Nana hingga erat. Flo hanya bisa menunggu Kevin terbangun dari mimpi buruknya. Tak lama kemudian, Kevin terbangun dari tidurnya.

"Flo, lu dimana Flo?",sambil menatap disekitarnya.

"Gue, disini kok Vin",jawabnya.

Kecemasan Kevin yang tak cukup lepas membuatnya memeluk sahabatnya. Kevin memeluk erat Flo dan menenangkan hatinya yang sedang dalam keadaan trauma. Flo mengerti dengan kecemasan sahabatnya, hingga Flo menepuk tangannya dengan pelan-pelan ke punggungnya Kevin. Kevin memastikan kembali Flo.

"Lo, nggak kenapa-napa kan?",sambil memegang pipi sahabatnya sendiri.

"Mmmm......., gue tau kalau lu keingat dimana lu bisa jatuh saat nolongin gue ambil senter ke bawah saat kita masih bocah. Ini semua karna gue. Lo jadi menderita karna gue",sambil membenarkan.

"Gak kok, gue takut aja kalau lu nangis. Gue nggak tega kalau ada cewek yang nangis di hadapan gue".

Nana dan Steven hanya bisa terdiam melihat mereka yang seperti pasangan. Steven sangat iri dengan persahabatan Flo yang dari kecilnya. Begitu pula dengan Nana yang semakin lama dia tidak sanggup melihat keromatisan mereka dalam bersahabat. Hal inilah yang membuat Nana sangat suka dengan Kevin. Bahwa, Kevin sangat melindungi orang yang sangat dia cintai. Keadaan ini membuat Nana yang semakin lama menjadi panas. Nana pergi meninggalkan mereka yang berada di ruang tamu. Nana pergi ke taman dengan sendirinya. Di sana, Nana melihat kembali telapak tangannya yang tadinya dipegang erat oleh Kevin. Dia merasa bahagia ketika Kevin ada disisinya dalam keadaan darurat.

"Thanks ya, udah dampingi gue saat gue dalam keadan trauma tadi",sambl melangkah dekat Nana.

Nana terkejut dengan kedatangan Kevin yang tiba-tiba muncul saat dia melihat telapak tangannya. Nana merasa bahagia karna Kevin yang datang menemuinya di taman. Kevin dengan santainya, menaiki ayunan yang sedang diduduki Nana dengan sendirinya.

Nana,"Sama-sama. Lagian kan gue pas ada disana aja".

Nana tidak tau memulai obrolan mereka dengan apanya. Karna dia sangat canggung ketika berada dengan orang yang dia sukai. Kevin tersenyum lebar dengan keadaan geregetannya Nana kepadanya.

Kevin,"Kali in gue sadar, bahwa lu yang bisa menghentikan khawatirnya gue. Sekarang gue butuh lo buat memulai First Love gue".

Kevin dengan mendadak tiba-tiba menembak Nana untuk jadi pacarnya. Nana bahkan, tidak percaya dengan semua kata-kata yang keluar dari mulutnya Kevin. Hingga dia termenung dengan semua itu. Kevin masih merasa kalau Nana menjadi tambah canggung lagi dengan kondisi keadaan mereka.

"Maksud lo?",dengan penasaran.

"Gue pengen pacaran dengan lu. Karna gue sadar bahwa lu wanita yang setia dan penyayang. Lu mau kan jadi pacar gue?"

"Bole. Gue bersedia",jawabnya singkat.

Kevin tertawa dengan jawaban yang diberikan Nana. Dia berpikir kalau jawabannya seperti di acara pernikahan. Nana dengan malunya karna dia tidak bisa mengkondisikan canggungnya yang berlebihan. Akhirnya mereka sah menjadi pasangan yang baru. Sementara Steven dan Flo yang sedang di ruang tamu dalam keadaan diam. Lantas, tidak ada yang bisa dilakukan oleh Flo maka dia memainkan handphone-nya.

Steven,"Gue suka ama lu. Gue pengen kita pacaran dan lu lupain semua kenangan lu ama Revan dan kita memulai semuanya dengan awal yang baru".

Rasa yang tidak bisa Steven kendalikan berubah menjadi curahan hatinya. Steven merasa lega dengan semua yang keluar dari dalam mulutnya. Hingga Flo yang tidak bisa berkata-kata dengan Steven. Karna dia masih di posisi yang sama. Namun, disisi lain dia masih sangat mencintai pacarnya yang amnesia. Flo tidak tega memulai hubungan yang baru dengan meninggalkan pacarnya tanpa alasan. Dalam keheningan, tak terasa Kevin dan pacarnya datang menemui Flo dan Steven yang ada di ruang tamu. Biasanya, Kevin pasti menceritakan hal baru yang telah dilakukannya. Karna Flo dan Kevin saling janji untuk saling berbagi cerita antara satu sama lain.

Kevin,"Flo, gue jadian ama Nana",ceritanya singkat.

Flo sangat terkesan dengan kedua sahabatnya yang telah menjadi pasangan kekasih.

"Selamat ya Na, gue pasti dukung hubungan kalian berdua kok".

Nana senang berkat dukungan sahabatnya. Tanpa Flo sadari dia langsung meninggalkan temannya dan pergi kekamarnya. Disana Flo menangis dengan kesedihan yang dia alami. Kevin pun datang ke kamar Flo dengan memastikan keadaan sahabatnya. Kevin tidak menyadari bahwa sahabatnya dalam keadaan sedih. Dengan segera, Kevin mendekati Flo dan menghapus air mata yang ada di pipinya.

"Lo, gak suka ya kalau gue jadian ama Nana?",tanya Kevin.

"Gak kok. Gue setuju dengan kalian. Cuma gue hanya terbayang dengan Revan. Gue kangen dengan Revan yang dulu. Dan gue berterima kasih banget dengan Revan yang udah nyelamatin hidup gue",jelasnya.

Di depan kamar Flo, Steven mendengarkan semua perkataaan Flo. Hingga Steven sadar bahwa Flo tidak akan bisa melupakan Revan. Steven bahkan tidak akan bisa melepaskan Flo begitu saja. Karna baginya, Flo selama ini telah disakiti hatinya. Steven berharap bahwa dia ada didalam hatinya Flo bukan Revan.

Dalam batinya Steven berkata,"Gue juga sakit Flo. Sampai kapan gue bisa merasakan kehangatan kita seperti dulunya. Gue kangen lo yang dulu. Orang yang pertama kali nerima gue apa adanya dan ada selalu disamping gue"

SENIOR HIGH SCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang