"Kesempatan Berjuang"

299 7 0
                                    

Justin kelihatannya sangat kecewa dengan tingkah Flo. Justin seakan tidak percaya dengan Flo yang bisa dengan cepatnya menyukai pria lain.

"Lo, gile ye mau pacaran sama Steven truz Revannya lo kemanain?". 

Flo menjawab,"Santai donk lagian gue masih cinta kok sama Revan. Dari dulu semenjak gue kecil orang yang sangat gue impikan itu hanyalah Revan. Gue, nggak mau lagi kehilangan dia dan gue pengen dia selalu di sisi gue",tampak sedih. 

"Bagus donk kalau lo udah sabar untuk mempertahannkan cinta lo sama dia. Yuk, kita balik lagi". 

Sebenarnya Steven mendengarkan semua yang mereka bicarakan. Steven sebelum masuk ke kelas dia selalu lewat belakang sekolah. Di sana dia mengingatkan akan suasana tempat berkumpulnya dengan Flo. Semua murid di sekolah sudah mengetahui bahwa Revan yang tidak lagi ingat sama gebetannya. Hal ini membuat Flo semakin rumit dengan mendekati Revan. Bahkan, sahabatnya Flo tidak menyangka semuanya akan jadi begini. Ketika keluar main Revan di dekati oleh Geng CINVAN karna mereka masih mempertahankan cintanya kepada Revan terlebih lagi keadaan saat ini membuat mereka tambah senang. 

Tiffany,"Hey Van, hari ini lo ada waktu nggak? Gue mau pergi nggajak lo pergi main sudah pulang sekolah".

"Gue ada waktu luang sih. Tapi ada cewek yang nggajak gue tadinya. Katanya dia pacar gue".

Tamara malah menjadi memperburuk masalah ini dengan cara mengajak Revan agar pergi bermain dengannya. Tasya juga ikut ikutan dengan sahabatnya yang sedang menawarkan Revan agar ikut bermain. Revan setuju dengan mereka. Nana dan Sasha melihat mereka yang sedang menggoda Revan. 

Sasha,"Woy, PHO(Perusak Hubungan Orang) lu ngaca deh",dengan suara yang sangat keras. 

Nana juga tampak kesal ketika dilihat gebetan sahabatnya lagi di rebut oleh geng CINVAN. 

Tiffany,"Hey, lo kalau ngomong biasa aja ya gue kan cuma ngajak Revan main bareng gue. Lagi pula Revan juga nggak pada keberatan. Truz napa lo yang sewot sih". 

Geng CINVAN pun pergi meninggalkan kelas Revan. Beberapa detik kemudian, Flo memasuki ruang kelasnya dan dia ditarik langsung oleh Nana ke belakang. 

Flo,"Knapa Na?",dengan penasaran. 

"Tadi tuh geng nya si CINVAN ngajak Revan mau pergi main. Gue takut kalau mereka nantinya ngajak Revan main ke club",sambil cemas.

"Gimana ya supaya Revan nggak ikutan bareng sama mereka. Padahal gue udah ngajak dia duluan agar kami pulang bareng". 

Bel masuk telah berbunyi Nana dan Flo kembali lagi ke kelas. Sasha yang lagi duduk di kelas dia mengambil buku pelajaran yang akan dipelajari. Tanpa sengaja dia melihat ada kertas kecil yang jatuh dari tasnya. Ternyata itu suatu surat cinta dari seseorang yang menyatakan cinta kepadanya yang isinya:

Hey, sebenarnya gue suka sama lo. Gue pengen kita ketemuan di taman belakang sekolah setelah pulang. Gue tunggu lo di sana. Bye...... Sasha cantik.

Sasha gadi greget setelah membaca surat cinta itu dia selalu penasaran dengan seseorang yang menyukainya. Dia berharap bahwa yang suka sama dia adalah Justin. Cinta yang selalu di tunggu-tunggu oleh Sasha. Sasha tidak ada fokusnya dengan pelajaran yang diberikan oleh guru. Bel berbunyi semua siswa berdoa dan langsung menyalam Bu Rita. Sasha langsung pamit dengan sahabatnya bahwa dia ada urusan yang penting dan dia berlari menuju ke taman tersebut. Sasha berdiri di tenggah taman dan dia tidak melihat seseorang yang menunggunya. Sebenarnya wajar sih soalnya siswa belum pada ada yang keluar dari kelas. Sepertinya Sasha hanya di bohongi dengan seseorang dia ingin pergi meninggalkan taman itu.

Ssaahhhssaaa teriak seseorang dari belakang tubuhnya. Sasha melihat ke belakang yang telah memanggilnya. Nyatanya pria yang menyukai Sasha adalah Justin. Dari kejauhan, Justin langsung berteriak dengan Sasha.

 "I LOVE U",sambil menatap. 

Sasha jadi tersenyum dan mendekati Justin. Justin mengeluarkan bunga dari belakang tubuhnya dan memberikannya kepada Sahsa.

"Lo,mau kan jadi gebetan gue?",tanyanya. 

Sasha dengan senang dia hanya mengganggukkan kepalanya. Mereka menjadi sah jadi pacaran dan saatnya mereka pergi merayakannya. 

"Gue kirain gue di PHP in orang yang iseng-iseng mengerjain gue",sambil kecewa. 

"Maafin gue ya Yank",sambil tersenyum. 

Di kelas, Flo mendekati Revan yang sedang sibuk membereskan buku-bukunya. Revan langsung mengangkat alis mata sebelah kanannya.

"Van kita jadikan pulang bareng?",sambil memastikan. 

"Sorry, gue lagi ada urusan yang penting",pergi meninggalkan Flo. 

Flo jadi sedih dengan kepergiannya Revan yang bersama geng CINVAN. Steven melihat Flo yang mukanya sedang sedih. 

"Ya sudah, nggak usah di pikirin. Gue tau kok kalau geng anak alay itu lagi ngajak dia nantinya ke club. Gimana kalau kita ngikutin Revan aja?". 

Flo setuju dengan ide yang dipikirkan oleh Steven. 

"Gue nunggu lo di depan sekolah aja ya",sambil pergi. Steven mengambil motornya dan dia pergi ke parkiran. 

Di sana Steven melihat bahwa Revan yang di bawa sama Geng CINVAN ke dalam mobil mereka. Steven dengan bergegas mengikuti mereka dan menjemput Flo. Flo langsung menaiki motor Steven, mereka mengikuti mobil itu dengan teliti. Mobil telah berhenti di sebuah club dan Geng CINVAN turun bersama dengan Revan. Tiffany berjalan di samping Revan sambil memegang pinggang Revan dan Revan meletakkan tangan kirinya di leher Tiffany. Keadaan ini membuat hatinya Flo yang semakin terluka. Flo dan Steven memasuki club dan mencari-cari dimana Revan berada. Mereka tidak melihat batang hidungnya Revan tapi di dekat meja mereka melihat temannya Tiffany yang sedang duduk sambil minum. Steven pun bergegas dengan cemas untuk mendekati mereka.

"Dimana Bos kalian?",tanyanya. 

Mereka malah cuek pada Steven. Steven malah jadi tambah emosi dan dia menarik kerah baju Tamara.

"Gue tanyanya sekali lagi. Dimana Bos kalian?". 

Semua pengunjung melihat kepada Steven itu. Tamara jadi kesal dengan ancaman Steven.

"Lo, kirain gue apa? Enak banget lo bentak-bentak gue". 

Tamara menarik tangan Steven dari kerah bajunya. Steven menarik tangan Flo dan membawa dia pergi. Dia membuka pintu kamar yang berada di sudut dan itu hanya ada satu-satunya ada kamar di sana.Flo melihat bahwa Revan yang sudah mabuk-mabukan bersama Tiffany. Tiffany bahkan menyuruh Revan agar meminum lebih banyak lagi. Steven jadi marah dengan kelakuan Tiffany itu dan dia menarik tangan Tiffan.

"Lo, udah sarap ya? Gapain lo bawa Revan ke sini?",menaikkan nada. 

Flo mendekati Revan dan dia mengambil HP Revan agar supirnya datang menjemput. Revan belum sadar dari mabuknya dia pun tertidur. 

Revan,"Apa benar kalau aku punya pacar?"

Flo menatap Revan yang berbicara dan dia memegang rambutnya Revan. Steven melihat kalau Flo yang sedang sedih dengan pacarnya. Tiffany mengalihkan pandangannya kepada Flo dan Revan. 

Tiffany,"Kalau emang lo suka sama Flo. Ini bukan caranya lo nunjukin sama dia. Harusnya lo punya kesempatan yang sama seperti gue",membisikkan ke telinga Steven. 

SENIOR HIGH SCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang