Suasana semakin terik dan matahari semakin naik ke atas. Tetapi semua murid masih di lapangan, seharusnya jam segini sudah berada di kelas tetapi pembina meminta tetap dilapangan karena kepala sekolah ingin menyampaikan sesuatu.
"Selamat pagi anak-anak," sapa kepala sekolah kepada semua muridnya.
"Pagi, Pak."
"Bapak hanya ingin menginformasikan bahwa minggu depan akan dilaksanakan ujian di semester pertama. Jadi bapak harap kalian semua belajar dan mendapatkan hasil yang memuaskan," jelas kepala sekolah.
"Anjir minggu depan udah ujian apa? Cepet banget anjir," kata Fian.
________________
Sesampai di sekolah, Dafina langsung menuju ruang ujiannya. Satu kelas hanya berisi delapan belas murid. Setelah menaruh tasnya di tempatnya, Dafina keluar kelas dan menuju ruang ujian Sofi.
"Hai Sofi," sapa Dafina."Hai Daf, ngapain ke sini? Mau belajar? Tapi dimana buku-buku lu?" Tanya Sofi bingung pasalnya Dafina tidak membawa apa pun saat ke sini.
"Gue ke sini bukan mau belajar," ucap Dafina simple.
"Lah terus ngapain ke sini?" Tanya Sofi.
Bukannya menjawab pertanyaan Sofi, Dafina langsung duduk di bangku sebelah Sofi dan menenggelamkan wajahnya di meja. Sebelum tidur ia meminta sesuatu ke Sofi.

"Bangunin gue satu menit sebelum bel mulai ujian."
Sofi hanya menatap Dafina tidak percaya. Temannya ke sini hanya untuk tidur di sini bukannya belajar?
________________
"Udah woy kalian berdua berantem terus! Ada apa sih sebenarnya?" Relai Dafina kepada Yolanda dan Salsa yang dari tadi berantem terus."Tanya teman lu nih Kak Yol," jawab Salsa sambil menunjuk Yolanda.
"Lah kok gue?? Enak aja, lu duluan anjir," bantah Yolanda.
"Udah udah mendingan kita ke kantin beli minuman atau makanan terus balik ke sini lagi," ajak Dafina kepada mereka semua yang di setujui semuanya.
Mereka semua langsung pergi ke kantin dan membeli makanan serta minuman. Setelah itu balik ke tempat tadi.
________________
Hari telah berganti dengan sangat cepat. Tidak kerasa sudah hari terakhir ujian. Semua murid sedang mengerjakan ujian masing-masing mereka. Saat sedang suasana hening karena sedang sibuk ngerjain tugas, tiba-tiba terdengar bunyi yang membuat mereka mengalihkan fokusnya terutama pengawas.
"HP siapa itu? Memangnya kalian tidak tau kalau tidak diperbolehkan membawa media apa pun selama ujian?!" Tanya Bu Bisana—pengawas.
"Tahu kok, Bu."
"Terus kalau tau kenapa ada yang membawanya?! Siapa yang membawa hp di dalam tas? Jujur sebelum ibu periksa semuanya," tegas Bu Bisana.
Dafina yang dari tadi hanya diam, akhirnya mengacungkan jarinya.
"Saya, Bu," ucap Dafina dengan menggigit bibir. Seketika semua orang menatap dirinya.
*
"Maju ke depan!" Perintah Bu Bisana kepada Dafina.Dafina dengan langkah-langkah pelan berjalan menuju meja guru yang berada di depan untuk menghadap Bu Bisana.
"Kamu tahu kalau tidak diperbolehkan membawa ponsel ke sekolah?" Tanya Bu Bisana menatap Dafina dengan sorot matanya.
Dafina mengangguk cepat, "Iya, Bu."
"Terus kenapa masih membawa hp?" Tanya Bu Bisana lagi. Kali ini Dafina diam karena ia sendiri tidak tahu harus menjawab apa.
"Kenapa diam? HP kamu ibu sita, jika mau ambil maka orang tua kamu yang harus ambil," ucap Bu Bisana. Tatapan Dafina yang dari tadi ke arah bawah seketika mendongak menatap Bu Bisana.
"Jangan, Bu," pinta Dafina memohon.
"Kamu tahu mendapat poin berapa jika membawa hp ke sekolah?" Tanya Bu Bisana.
"25 point, Bu."
"Kamu mau dapat 25 point?" Tanyanya. Dafina dengan cepat menggeleng.
"Hm baiklah kali ini ibu maafin kamu, lain kali jangan mengulangi. Silahkan kerjakan kembali ujianmu."
________________
KAMU SEDANG MEMBACA
SMP (REVISI)
Teen Fiction#745 in Percintaan (Minggu 7 Juli 2019) #210 in SMP (Senin 8 Juli 2019) #71 in SMP (Jum'at 12 2019) #24 in SMP (Senin 16 Desember 2019) Seorang gadis bernama Dafina Destarihanifa. Gadis yang menduduki bangku SMP kini mengalami rasanya dikucilkan dan...