Sepulang sekolah, Dafina, Laras, dan Yolanda menunggu di pinggir lapangan. Hari ini tepatnya hari selasa adalah waktunya ekskul PMR.
"Kok belum mulai ekskulnya? Biasanya udah mulai jam segini," tanya Dafina.
"Iya yah, biasanya udah mulai."
"Lu balik jam berapa, Daf?" Tanya Yolanda.
"Sekitar jam lima lebih," jawab Dafina.
"Eh gue balik ya. Gue takut dimarahin sama Mama gue. Bye guys..." Pamit Laras meninggalkan Dafina dan Yolanda.
"Bosen gue sumpah. Ngapain kek, keliling-keliling atau apa kek gitu," gerutu Dafina.
"Anterin gue jajan di luar yuk!" Ajak Yolanda.
"Ayok."
Dafina dan Yolanda keluar sekolah untuk jajan. Lalu mereka naik ke lantai dua. Mereka duduk di bangku yang berada di depan ruang guru. Mereka bercanda dan saling cerita. Tidak lama kemudian, bel pulang kelas sembilan berbunyi. Semua anak-anak kelas sembilan satu persatu keluar.
Dafina melotot saat melihat Joy dan Kefas beserta geng mereka berjalan menghampiri dirinya dan Yolanda."Yolanda Ayuk kabur dari sini!" Ajak Dafina yang lari duluan.
"Ada apa sih? Kenapa lari?" Tanya Yolanda di tengah-tengah larinya.
"Gue lihat Joy dan geng nya berjalan menghampiri kita," jawab Dafina.
"Masa? Gue gak liat."
Yolanda berjalan maju sedikit untuk memastikan apa benar mereka mengejarnya. Ternyata yang dibilang Dafina benar. Yolanda langsung menarik Dafina lari.
"Eh kita kemana, ke lantai satu atau lantai tiga?" Tanya Dafina bingung.
Mereka berdua langsung lari ke lantai satu.
"Daf, gue balik duluan ya. Gue udah di jemput," pamit Yolanda.
"Njir jahat lu!" Teriak Dafina.
Dafina menghampiri Abhigael yang duduk di podium.
"Hai Abhi!" Sapa Dafina.
"Hai kak," balas Dafina.
"Belum dijemput?" Tanya Dafina.
"Belum. Kakak juga belum di jemput?"
"Belum."
Dafina menengok ke atas melihat Joy dan teman-temannya.
"Eh itu Dafila!" Teriak Kefas.
"Dafila!!" Teriak Kefas dan Joy.
"Nama gue bukan Dafila!" Protes Dafina kesal.
Dafina melihat ke atas lagi sudah tidak ada mereka.
"Kemana mereka?" Tanya Dafina di batinnya.
"Dafina!"
Dafina menengok ke belakang sebelah kiri. Dafina langsung kabur ke luar gerbang saat melihat geng Joy hampir dekat.
"Yah masa kabur. Sini dong."
Dafina berdiri di depan gerbang. Dia memutuskan tidak akan masuk ke dalam sebelum geng Joy pergi dari sana.
"Capek juga ya berdiri kaya gini. Mau duduk gue," gerutu Dafina kesal.
Dafina lari melewati kantor satpam dan dia duduk di depan ruang BK. Dan saat itu juga, Joy dan Jefta menuju gerbang.
10 Menit kemudian.
Murid-murid, guru-guru, dan staf yang beragama Islam selesai sholat. Dafina langsung berdiri dan meminta bantuan kepada kakak kelas.
"Kak permisi!" Panggil Dafina sopan.
"Iya, ada apa?"
"Kak, aku boleh minta bantuan gak?" Tanya Dafina.
"Bantuan apa Dek?" Tanya kakak itu.
"Kak, bisa tolong ambil tas aku di podium gak? Soalnya tadi aku diikutin mulu sama geng-nya Joy Sinaga kak," pinta Dafina.
"Tas kamu yang mana? Biar kakak yang ambilin," tanya kakak itu.
"Warna pink tapi ada abu-abunya gitu," jawab Dafina.
"Ya udah, tunggu di sini ya!"
Kakak itu langsung pergi ke podium dan langsung kembali ke Dafina dengan membawa tas.
"Ini tasmu?" Tanya kakak itu memastikan.
"Iya. Makasih banyak ya," jawab Dafina.
"Sama-sama."
🌻🌻🌻🌻🌻🌻
"Mana sih ojek gue? Udah jam segini masa belum di jemput. Udah jam setengah lima lagi," keluh Dafina kesal.
Dafina pergi ke gerbang untuk mengecek apakah udah dijemput atau belum. Bukannya menemukan ojeknya, ia malah ngeliat Joy lagi duduk di depan gerbang sendirian. Lebih parahnya Joy menatap ke arahnya. Dafina langsung masuk lagi ke dalam.
"Aduh... kenapa harus ada Joy sih di depan? Gue kira dia udah balik, ternyata.... Belum," protes Dafina kesal.
Dafina mengecek ke kantin apakah masih ada orang, tapi sudah kosong. Ia ke lantai tiga habis itu ke lantai dua, cuma menemukan tukang doang. Akhirnya ia kembali lagi ke lantai satu.
"Gue udah di jemput belum ya? Gue check ke depan atau gak? Gue mau check, tapi takut kalah Joy masih ada di depan," tanya Dafina.
"Ya udah deh gue check aja."
Dafina berjalan ke gerbang untuk mengecek lagi. Tapi belum di jemput. Saat ia membalikkan badannya, ia melihat Joy sedang menatapnya. Dafina langsung masuk lagi dan duduk di bangku depan ruang wakil kepsek.
"Njir... gue kira dia udah balik. Ternyata masih aja di depan gerbang."
Dafina melotot saat Joy berjalan menghampiri dirinyanya. Ia langsung pergi ke luar karena takut. Dari luar, ia bisa melihat kalau Joy duduk di bangku yang tadi ia duduki.
"Lebih baik gue di luar aja daripada di dalam sama Joy, cuma berdua."
Dafina menengok ke samping kanan. Sejak kapan Joy sudah berada di sampingnya? Dafina langsung masuk lagi ke dalam. Joy pun masuk ke dalam juga. Dafina langsung pergi ke luar dan Joy keluar juga.
"Capek anjir bolak balik ke dalam ke luar. Kapan sih gue dijemput?" Dafina membatin.
Dafina yang menyadari dirinya dilihat oleh Joy, ia langsung masuk ke dalam dan pura-pura tidak melihatnya.
"Ngapain coba dia ngeliatin gue kaya gitu?" Protes Dafina kesal.
Setengah jam kemudian.
"Akhirnya gue di jemput juga," ucap Dafina.
Dafina mengambil tasnya dan langsung naik ke motor. Dia tahu kalau Joy melihat dirinya, tapi ia pura-pura tidak menyadarinya.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Gimana chapter yang ini?
Gak capek apa, bolak balik keluar masuk? 😂😂
Kalian pernah gak kaya gini?
KAMU SEDANG MEMBACA
SMP (REVISI)
Teen Fiction#745 in Percintaan (Minggu 7 Juli 2019) #210 in SMP (Senin 8 Juli 2019) #71 in SMP (Jum'at 12 2019) #24 in SMP (Senin 16 Desember 2019) Seorang gadis bernama Dafina Destarihanifa. Gadis yang menduduki bangku SMP kini mengalami rasanya dikucilkan dan...