Part 13 - Joy Yudianto Sinaga

1.9K 88 4
                                    

Dipertengahan upacara, kepala sekolah memberitahu bahwa Minggu depan akan dilaksanakan PAS di semester pertama. Namun setelah kepala sekolah selesai memberitahu, semua murid masih belum di perbolehkan bubar. Entah apa alasannya. Dafina yang awalnya baris di tengah segera pindah ke belakang—menemui Yolanda. Kebetulan kelas Dafina dan Yolanda itu bersampingan.

"Yol, anjir kenapa gak di bubarin dah, udah tau kepanasan gue," gerutu Dafina yang di dengar oleh Yolanda.

"Sama gue juga."

Dafina menabok pundak Yolanda pelan membuat Yolanda menengok ke arahnya.

"Yol, lu diliatin sama anak kelas sembilan. Serius gue gak lagi bercanda," bisik Dafina di telinga Yolanda.

"Lu kali yang diliatin bukan gue."

"Anjir lu mah, orang beneran lu yang diliatin bukan gue. Lagian juga kalau mereka liatin gue buat apa hm? Gue aja gak kenal sama mereka ck," ketus Dafina.

"Ya kan lo yang gak kenal sama mereka, tapi merekanya kenal sama lo," goda Yolanda.

"Goblok tai anjing serah lo deh bangsat! Orang mereka liatin lo, seterah lo mau percaya apa gak sama gue huh," ucap Dafina dengan nada kesal.

"Hahaha bercanda elah Daf, gue juga tau mereka liatin gue," ucap Yolanda terkekeh geli.

"Terus lo gak risih gitu?" Tanya Dafina menatap Yolanda.

"Gue B aja, udah biasa diliatin kaya gitu," jawab Yolanda santai.

Dafina hanya ber-oh-ria mendengar jawaban Yolanda. Dafina memperhatikan anak kelas sembilan yang menatap Yolanda satu persatu. Hingga saat Dafina menatap seorang pria yang sedang bermain pasir, dirinya tidak sadar kalau senyuman terukir di bibirnya, tetapi Yolanda menyadari kalau Dafina tersenyum.

"Lo sakit, Daf?" Tanya Yolanda.

"Gak."

"Terus kenapa lo senyum-senyum gitu? Jangan buat gue takut deh," tanya Yolanda.

"Lo liat ke anak kelas sembilan, salah satu dari mereka ada yang bermain pasir dan itu terlihat lucu di gue ntah kenapa. Padahal tampangnya itu cakep, bad boy, play boy, tajir, tinggi, cool tapi kaya masa kecil kurang bahagia," ucap Dafina.

"Anjir masa kecil kurang bahagia hahahaha."

"Lo tau namanya siapa?" Tanya Dafina.

"Dia namanya Joy Yudianto Sinaga."

________________

Di dalam kelas, Sofi sedang mengerjakan tugas sedangkan Dafina sedang mendengarkan musik di earphone miliknya.

"Seandainya gue jadi pacarnya Joy," gumam Dafina namun Sofi mendengarnya.

"Jadi pacarnya Joy? Joy siapa?" Tanya Sofi.

"Gue lagi suka sama kakak kelas namanya Joy Yudianto Sinaga," jawab Dafina.

"Anjir lu Daf, cowoknya banyak bener. Pertama Fezzan lalu Kak Iqbal dari pesantren gontor setelah itu Putra, habis putra Kak Azhar, habis Kak Azhar sekarang Joy ckckck." Sofi menggelengkan kepalanya. Sedangkan Dafina ia hanya tertawa saat mendengar ucapan Sofi.

"Hahahaha gue gitu lho," ucap Dafina dengan bangganya.

________________


"Hai guys"

Dafina menyapa para teman-temannya saat sudah tiba di kantin.

"Hai juga, Kak."

SMP (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang