"Eh PMR latihan gak sih? Soalnya belum mulai dari tadi," tanya Dafina.
"Mana gue tahu," jawab Yolanda judes.
"Sans aja keles."
"Eh itu ada Pak Agus kita tanya yuk!" Seru Dafina yang berlari memanggil Pak Agus.
Agus Budianto, guru IPS kelas 2 SMP sekaligus yang mengawasi berjalannya PMR di sekolah.
"Pak Agus!" Panggil Dafina.
Sang mpu-nya nama pun berhenti dan menengok.
"Assalamualaikum salam Pak," ucap Dafina ketika sudah di hadapan Pak Agus.
"Wassalamu'alaikum salam," balas Pak Agus.
"Pak, saya mau nanya. PMR latihan gak pak?" Tanya Dafina.
"Pembinaannya udah datang belum? Kalau udah berarti latihan," jawab Pak Agus.
"Berarti gak latihan dong? Soalnya pembinanya gak ada dari tadi," tanya Dafina lagi.
"Iya kali. Masalahnya bapak gak punya nomor pembinanya," kata Pak Agus.
"Oh ya udah, makasih."
🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Mereka sudah menunggu sekitar setengah jam di lantai satu tapi belum ada tanda-tanda mulainya PMR sehingga mereka memutuskan duduk di bangku yang di depan ruang guru. Tidak kerasa adzan Azhar berkumandang. Semua anak kelas 9 yang beragama muslim dan guru yang beragama muslim pada keluar untuk menunaikan ibadah shalat. Sedangkan yang Non Muslim dan yang sedang berhalangan di istirahatkan.
"Daf, lu gak sholat?" Tanya Yolanda.
"Lagi halangan gue," jawab Dafina.
"Ohh."
"Kayanya gak latihan PMR deh Minggu ini. Mendingan gue balik kalau gitu," keluh Dafina.
"Beneran mau balik?" Tanya Yolanda.
Dafina mengangguk.
"Beneran nih?" Tanya Yolanda sekali lagi untuk memastikan.
"Gue sih gak maksa lu mau balik atau gak. Tapi gue cuma mau kasih tahu aja. Kalau lu balik, berarti lu gak bisa liat Joy dan Kefas beserta Geng-nya itu," ucap Yolanda.
Dafina terdiam untuk beberapa saat.
"Eh gue gak jadi balik deh. Hehehehe." Dafina menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Dafina dan Yolanda sedang mengobrol, tiba-tiba Abraham atau nama panggilan yang dibuat dirinya dan para sahabatnya yaitu Rahang lewat di depan Dafina dan Yolanda. Dafina dan Yolanda langsung diam. Saat Abraham sudah jauh, mereka berdua bernafas lega.
"Fyuuh."
Mereka kira cuma Abraham doang yang lewat. Ternyata setelah itu Aristo, Nathanael, Edwin pun juga lewat di depan Dafina dan Yolanda.
"Njir... jalan gak pakai mata apa?!" Protes Yolanda.
"Kenapa lu?" Tanya Dafina bingung.
"Tuh Risol tadi nginjek kaki gue. Emang dikira gak saki apa?!" Jawab Yolanda kesal.
Risol adalah nam panggilan untuk Aristo — Salah satu anggota Geng Joy.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻
"Yol, ke bawah yuk! Keliling dah," ajak Dafina.
"Tunggu dulu napa! Guess lagi ikat tali sepatu gue," protes Yolanda.
"Ya udah GC!"
Saat Dafina sedang menunggu Yolanda mengikat tali sepatunya, ia tidak sengaja melihat cowok yang seperti mau menghampiri dirinya dan Yolanda. Dafina mengucek matanya lalu membuka matanya lagi.
"What?? Joy dan Geng-nya??" Dafina melotot.
"Yolanda GC! Udah belum?" Seru Dafina.
"Udah nih," jawab Yolanda seraya bangun.
Dafina langsung menarik Yolanda untuk berlari dan otomatis Yolanda pun lari.
"Eh tunggu! Lu napa tiba-tiba narik gue untuk lari?" Tanya Yolanda heran saat mereka berhenti di depan Lab. IPA.
"Gue ngajak lu lari karena gue liat Joy dan Kefas beserta Geng-nya itu mau berjalan menghampiri kita," jawab Dafina.
"Masa? Kok gue gak liat?"
"Sono liat dah!" Seru Dafina kesal.
Yolanda masuk sedikit untuk mengeceknya. Lalu ia langsung mundur saat melihat Geng mereka berlari.
"Eh anjeng gak nunggu-nunggu!" Pekik Dafina kesal.
Dafina dan Yolanda lari ke lantai tiga dan mereka langsung masuk ke dalam toilet cewek. Karena Geng Joy tidak berani masuk ke sini. Mereka diam di dalam toilet cewek sudah sekitar lima belas menit.
"Mereka masih ada gak?" Tanya Yolanda.
"Mana gue tahu lah. Gue dari tadi di sini," jawab Dafina.
"Coba lu check deh Daf!" Perintah Yolanda.
"Kita berdua yang ngecek! Enak aja gue sendiri!" Protes Dafina.
"Ya udah ayok."
"Eh tunggu! Gue kebelet," ucap Dafina.
Telat.
Yolanda sudah keluar untuk mengeceknya. Yolanda berjalan secara perlahan-lahan untuk mengeceknya.
"Kayaknya udah gak ada," ucap Yolanda menghembuskan nafasnya.
Dorrr!
Yolanda mematung di tempat sambil memegang dadanya yang kaget karena dikagetkan oleh Geng-nya Joy. Ternyata Geng-nya itu masih ada di sana. Kurang kerjaan gak sih?
Dafina yang mendengar seperti ada keributan, langsung keluar untuk melihatnya. Ternyata Bu Isna sedang memarahi Joy dan Geng-nya.
"Kalian tuh udah kelas sembilan masih aja kaya anak kecil! Masih aja ngeganggu Yolanda. Emangnya kalian gak kerjaan lain apa selalu ngegodain Yolanda? Lebih baik tuh kalian belajar! Bentar lagi kalian mau menghadapi TO, UN, US, dan masih banyak lagi!" Ceramah Bu Isna panjang lebar.
"Joy, Bu!" Tunjuk Aristo.
"Enak aja gue! Kefas juga," bantah Joy.
"Enak aja gue anjir!" Bantah Kefas yang tak terima.
"Sudah! Jangan saling tunjuk-tunjukkan! Lebih baik kalian semua masuk ke kelas PM lagi!!" Perintah Bu Isna.
"Baik, Bu."
Joy dan Geng-nya pun pergi dari sana.
"Sudah Yolanda, mereka sudah pergi," ucap Bu Isna.
"Makasih Bu."
"Belum pulang?" Tanya Bu Isna.
"Belum Bu. Kita kira latihan PMR jadi minta dijemputnya sekitar jam 5. Eh ternyata gak PMR," jawab Dafina.
"Oh ya sudah. Kalian tunggu di bawah aja. Jangan pulang sebelum di jemput!" Perintah Bu Isna.
"Iya Bu."
🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Haduh... kurang kerjaan banget gak sih Joy dan Geng-nya itu? 😂😂
Btw, ada yang pernah ngerasain gak? :vJangan lupa di ⭐ dan Comment ya, GRATIS LOH!!
THANK YOU 😚😚❣️
KAMU SEDANG MEMBACA
SMP (REVISI)
Teen Fiction#745 in Percintaan (Minggu 7 Juli 2019) #210 in SMP (Senin 8 Juli 2019) #71 in SMP (Jum'at 12 2019) #24 in SMP (Senin 16 Desember 2019) Seorang gadis bernama Dafina Destarihanifa. Gadis yang menduduki bangku SMP kini mengalami rasanya dikucilkan dan...