Zwölf

489 103 1
                                    

"Enak banget, nte." ucap Changbin sambil mengambil keripik dalam toples satu persatu. Ini bukan masalah enak atau tidak. Tapi ini masalah keripik yang gratis. :)

"Ambil yang banyak, nak Changbin."

"Iya, nte. Jadi enak." jawaban Changbin membuat Hyoyeon, mama Sohee, tertawa.

"Oh ya, Bin, jalan-jalan ke dufan yuk?" ucap Sohee yang ada di sebelah Changbin.

Changbin berdehem sebentar, "Boleh. Mau kapan?"

"Lusa, gimana? Kan tanggal merah juga tuh." ucap Sohee. Changbin mengiyakan karena memang lusa tidak ada kesibukkan apa-apa.

"Bin, Hee, tante tinggal dulu ya.." Hyoyeon masuk ke kamarnya.

"Bin, lo gak pernah nganggep gue ada, ya?" mimik wajah Sohee terlihat sedih.

"Lo ada, Hee. Ini buktinya ada di samping gua." Nyatanya, perkataan bercanda Changbin tidak bisa membuat Sohee tertawa.

"Maaf, Bin. Gue emang gak selucu Chaeyoung. Gue tau kok lu suka sama Chaeyoung. Tapi kenapa lu selalu ada buat gue, Bin? Itu bikin gue bingung.." Sohee hampir menitikkan air matanya.

Changbin panik. Lah, ngapa dia nangis yak?

Changbin memutuskan untuk menarik badan Sohee agar merapat di sampingnya. Ia mengelus rambut Sohee yang panjang itu.

"Maaf, Hee. Gua bingung." Hanya itu yang bisa Changbin bicarakan.

"Iya, gue ngerti kok. Sekarang gue mau tanya, lu milih Chaeyoung apa gue?"

Anjir ini SIMAK UI apa UTUL ITB, batin Changbin.

Melihat pertanyaannya tidak direspons Changbin, Sohee tertawa pahit. "Hahaha, gue tau kok jawabannya."

"Gua gak bermaksud, Hee. Gua mau kok buka hati buat lu." sahut Changbin.

Di pikiran Changbin mah sebenernya cuma ada Chaeyoung. Tapi gak salah kan buka hati buat Sohee?

Chaeyoungnya juga mungkin lagi asik sama si Bangcat, eh, Bang Chan.

"Beneran, Bin?" mata Sohee berbinar-binar.

"Iya, cantik." ucap Changbin sambil mengelus pipi Sohee.

Changbin gak bohong kok bilang Sohee cantik. Emang Sohee tuh cantik banget. Cantiknya berkelas.

Kalau Chaeyoung, cantik cantik galak.

Inget-inget Chaeyoung mulu, hati Changbin bisa aung-aung terus.

Love Line

Esok harinya, Chaeyoung pergi menuju ke perpustakaan. Mau ngadem soalnya. Nanti Doyeon, Yeri, dan Arin nyusul abis jajan cilok di kantin.

Di depan perpustakaan, Chaeyoung langsung membuka sepatunya. Ia berpegangan pada kenop pintu saat ingin membuka sepatunya.

Bisa ngebayanginnya gak?

Ya pokoknya pas lagi buka sepatu, tiba-tiba pintu nya terbuka. Otomatis badan kecil Chaeyoung oleng ke belakang.

Hap!

Kirain Chaeyoung bakal jatoh. Ternyata enggak. Di belakang Chaeyoung udah ada orang yang nangkep dia.

"Kayak gue kenal ni bau." bisik Chaeyoung pelan.

"Buset segitu merhatiinnya ya, Cha?" Benar kan. Changbin. Chaeyoung langsung bergidik dan berdiri dari pegangan Changbin. Changbin hanya cengengesan.

"Geli ah, Biiin." ucap Chaeyoung sambil menepuk-nepuk kedua sisi tangannya yang tadi dipegang Changbin.

"E eh, Chaeyoung ditinggal bentar langsung berduaan yaaah!!" mulut lambe Yeri emang gak bisa diprediksi kapan jebolnya.

Seperti biasa, Doyeon langsung menutup mulut Yeri.

"Mau ngapain, Bin? Tumben?" tanya Arin, yang paling normal diantara mereka.

"Mau ke ruang guru. Tadi dipanggil bu Sunmi." ucap Changbin seraya menunjuk ruang guru yang tak jauh dari perpustakaan.

"Ooh gitu." Arin mengangguk. "Besok mau ikut kita makan-makan di rumah Yeri gak?"

"Wah, gua diundang nih?" tanya Changbin.

"Gak. Lo gak diundang." balas Chaeyoung judes. Lagian, udah tau ditawarin, pake segala nanya lagi.

"Santai dong mbaknya." Changbin mengusak poni Chaeyoung. "Gua gabisa besok. Udah ada janji penting."

"Yaudahlah. Kita juga gak ngarep ada lo." sahutan Doyeon membuat Changbin menjitak Doyeon. Walaupun harus jinjit sedikit.

"Pamit dulu gua, jangan kangen ya, Cha." Changbin pun berlari ke arah ruang guru.

"Cha, lu suka sama Changbin gak sih?" tanya Yeri kepo.

"Gak tau, tapi gue udah nyaman sama dia." ucap Chaeyoung sambil mengedikkan bahunya. Lalu masuk ke dalam perpustakaan.

Love Line

Sepi banget yash, minceu kecewa(:

Love Line | Chaeyoung x ChangbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang