Sechzehn

478 95 2
                                    

"Doy.." bisik Arin sambil nunjukkin muka khawatir.

"Kenapa, Rin?" tanya Doyeon panik. Soalnya Arin gak pernah nunjukin muka kayak gitu.

"Gue mau ngomong, tapi di luar."

Doyeon dan Arin bergegas ke balkon kelas.

"Mau nunggu Yeri sama Chaeyoung yang lagi kebawah gak?" tanya Doyeon.

"Gue mau ngomong masalah Chaeyoung." Arin terlihat berusaha menenangkan dirinya. "Sohee sama Changbin ciuman pas di Dufan."

"HAH????" Doyeon teriak keras banget sampe kelas sebelah yang lagi istirahat juga pada nengok. Doyeon cuma ngomong sorry sorry.

"Gue denger dari gengnya Sohee, Doy. Gue gak tau ini jadi gimana.." Arin terlihat berkaca-kaca. Arin emang punya hati ter-soft diantara mereka berempat. Dan kebetulan Arin sangat dekat dengan Chaeyoung. Jadi ia bisa merasakan sakitnya kalo Chaeyoung tau kejadian itu.

"Udah, Rin.. Buat sekarang lo kalem aja." Doyeon meluk Arin sambil ngusep punggungnya Arin.

Untuk ngadepin sebuah masalah, emang Doyeon yang paling cocok nanganin. Tau sendirilah gimana yang lain. Chaeyoung orangnya panikan dan kagetan, nanti malah repot. Arin orangnya soft banget, nanti malah nangis tiada henti. Kalo Yeri udah tau sendiri lah ya, bukannya diselesaiin masalah malah diumbar-umbar ke orang.

Mungkin dari luar Doyeon terlihat tegar, padahal dalam hati ia juga pengen nangis. Bayangin dong, sahabat kalian digituin sama cowok.

Disaat Doyeon berusaha terlihat bodoh di depan Chaeyoung dan yang lainnya agar bikin mereka bisa ketawa, tapi di sisi lain Changbin dengan segampang itu bikin Chaeyoung nangis.

Ada kali Doyeon ngusep-ngusep punggung Arin selama lima menitan sampe Arin ngelepasin pelukan Doyeon. "Makasih, Doy."

Doyeon ngangguk dan senyum. "Nanti bantuin gue ngelabrak Changbin ya."

"Sumpah lo berani??" Arin membulatkan matanya.

"Yaelah kalo ntar dia mukul, gue aduin bu Sunmi."

Love Line

"Eh anjing. Maksud lo apaan, tai." Gertak Doyeon sambil ngedorong badan Changbin ke belakang.

Sepulang sekolah Changbin, Doyeon, dan Arin ke kantin untuk nyelesaiin masalahnya.

Kantin udah sepi banget. Yeri dan Chaeyoung juga tadi pamit karena gojeknya katanya udah di depan. Setelah Yeri dan Chaeyoung pergi, barulah Doyeon dan Arin pergi mencari Changbin yang ternyata lagi beli nutrisari di kantin.

"Kenapa sih, Doy?" tanya Changbin yang belum menyadari masalah yang mau dibahas.

"Jauhin Chaeyoung, please." Kata Arin menggunakan nada memohon.

"Gue gak mau ya, Bin, Chaeyoung disakitin sama lo lagi." Doyeon menghela nafas. "Lo bilang lo sayang dia, tapi kenapa lo ciuman sama Sohee pas di Dufan?"

Changbin agak kaget. "Lo.... tau darimana?"

"Gak penting anjir gue tau darimana, yang jelas mulai sekarang lo harus jaga jarak sama Chaeyoung. Ngerti?" kata Doyeon sambil menunjuk-nunjuk Changbin tepat di depan wajahnya.

"Gu– gue yang bakal ngejauh, Bin."

Mendengar suara yang bukan berasal dari Doyeon dan Arin, mereka bertiga menoleh dan menemukan sosok Chaeyoung yang sedang berkaca-kaca dan Yeri di sampingnya yang tampak kaget.

"Chae..." Changbin gak berani ngedeketin Chaeyoung yang posisinya kayak pengen nangis gitu. Mungkin kalo Changbin maju selangkah dua langkah, Chaeyoung bisa nangis.

"Gue ngerti, Bin... Hahaha– gue harus berharap apa sih sama lo?" Kata Chaeyoung sambil tertawa menyedihkan.

Arin yang udah gak tega ngeliatnya langsung nyamperin Chaeyoung, meluk dia. Chaeyoung yang awalnya gak mau nangis, malah jadi nangis karena Arin nangis duluan.

"Chae lu harus kuat.. Hiks.." Arin menepuk-nempuk bahu Chaeyoung yang sedang berada dalam pelukannya.

"Sekarang gimana?" tanya Changbin ke Doyeon.

"Lo sih anjir.." Doyeon udah keabisan kata-kata. "Lo pulang aja sekarang. Cepet."

Changbin langsung cabut dari tkp. Gak berani ngapa-ngapain Chaeyoung juga karena menurut Changbin ini belum waktunya dia ngejelasin.

Doyeon menghampiri teman-temannya itu.

Arin dan Chaeyoung masih nangis.

Sementara Yeri ngeliatin Doyeon. "Gak nyangka gue, Doy. Lu mau ngelabrak Changbin pun sembunyi-sembunyi dari gue. Lo nganggep gue temen gak sih?"

Double masalah.

"Maksud gue gak gitu, Yer.." kata Doyeon pelan.

"Yaudah terserah lo lah. Gue capek." Yeri memilih meninggalkan teman-temannya itu.

"Yaelah, sat, capek guaa." Doyeon memegangi kepalanya, seolah-olah kepalanya terasa berat.

Love Line

Esoknya di sekolah, Chaeyoung udah agak tenang. Soalnya di rumah juga Chaeyoung ngelanjutin nangisnya sampe air matanya kering.

"Cha, are you okay?" tanya Doyeon pas Chaeyoung mau duduk.

Tumben-tumbenan kan Doyeon dateng duluan daripada Chaeyoung.

Ralat.

Bukan Doyeon yang dateng pagi. Doyeon mah dateng seperti biasa, tapi Chaeyoung yang agak telat, pas banget bel.

"I'm okay."

"You're not."

Chaeyoung cuma senyum. Untung aja mata sembabnya gak terlalu keliatan karena tadi pagi udah dia kompres pake air anget.

"Changbin gak masuk, Cha." Lapor Doyeon.

"Doy, gue capek. Please jangan ngomongin dia lagi." kata Chaeyoung tidak berselera.

"Oke gue ngerti, sorry.." Doyeon ngangguk. "Yer.." Doyeon menendang kursi di depannya.

"Apaan sih, Doy?" tanya Yeri jutek.

"Maafin gue.." ucap Doyeon memohon. Akhirnya Yeri membalikkan badannya.

"Lo kenapa pake acara ngumpet-ngumpet sih? Kan gue kesel kalo ada rahasia-rahasiaan." kata Yeri sambil nunjukkin wajah bete nya.

"Mulut lo, Yer. Gue takut malah nyebar ini masalah."

"Gaklah anjir. Apalagi ini masalah Chaeyoung. Mulut gue gak bakal cepu kemana-mana." Kata Yeri sambil nunjuk mulutnya.

"Yaudah sorry sorry. Janji deh gak ada yang gue sembunyiin lagi. Ya ya? Maafin ya?" ucap Doyeon memegang tangan Yeri.

"Yaudah iya.." Yeri juga gak enak kalo terus-terusan marah karena hal sepele. Apalagi sekarang kasus Chaeyoung lebih penting.

"Guys.." Panggilan dari Chaeyoung membuat Arin, Yeri, dan Doyeon menoleh ke arahnya. "Thanks banget buat lo semua yang selalu ada buat gue. Maaf gue nyusahin kalian."

"Enggak nyusahinlah, apaan sih Cha, kayak sama siapa aja." kata Doyeon senyum.

"Santai aja, Cha. Lo kan sahabat gue." Yeri tersenyum lebar.

"Lo udah gue anggep sodara sendiri, Chacha. Please gak usah sungkan." Kata Arin senyum sambil mukul pelan tangan Chaeyoung.

Chaeyoung senyum ngeliat teman-teman dekatnya itu.

Arin yang daritadi senyum, sebenarnya ingin mengeluarkan suara. Menceritakan sesuatu yang ia pusingkan akhir-akhir ini. Tapi melihat Chaeyoung yang sedang bersedih, ia memutuskan untuk menceritakannya di lain waktu.

Love Line

Mau nonton TWICELand, huhuhu

Love Line | Chaeyoung x ChangbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang