Chaeyoung sudah sampai di kelas pagi-pagi buta seperti biasa. Ia langsung menidurkan kepalanya di atas meja ke arah kanan. Ia masih mengantuk karena semalam sibuk memikirkan sesuatu. Apalagi kalau bukan Changbin.
Chaeyoung gak tau udah berapa lama Changbin berani menggerayangi pikiran ataupun hatinya.
Untuk masalah Bang Chan, Chaeyoung benar-benar tidak sedih, cuma agak menyesal karena mereka menghabiskan waktu pdkt yang cukup panjang, tetapi tidak jadian.
Chaeyoung menghela nafas.
Saat matanya masih terpejam, ia mendengar kursi di sebelahnya, yaitu kursi Doyeon, di tarik.
Mungkin Doyeon sudah datang, pikirnya. Chaeyoung tetap memilih untuk memejamkan mata.
Beberapa detik kemudian, ia merasakan pipinya disentuh.
"Apaan sih, Doy—" saat membuka manik matanya, ia melihat sosok seseorang yang selama ini ia terus pikirkan. Changbin.
"Ngapain, Bin?" tanya Chaeyoung. Ia tidak berkutik dengan adanya tangan Changbin di pipinya.
"Gapapa. Lucu aja lu kalo lagi tidur."
Chaeyoung bisa merasakan pipinya memanas. "Ga danta lo ah." Chaeyoung langsung memutar kepala nya ke arah kiri, takut Changbin menyadari betapa gugup dirinya.
"Emang susah ya, Cha, dapetin lo." Chaeyoung mendengar suara Changbin yang.. agak sedih???
"Lo, Bin. Lo yang bikin semua jadi rumit." Ucap Chaeyoung tanpa menghadap sang lawan bicara.
"Kok gua?"
"Lo gak ada pendirian, Bin. Gue gak tau hati lo buat siapa. Gue gak tau sekarang perasaan lo buat gue atau Sohee. Gue juga gak tau siapa yang ada dipikiran lo, gue atau Sohee." Ucap Chaeyoung final lalu membetulkan posisi duduknya.
"Maafin gua, gua bingung." Tangan Changbin meraih jemari mungil Chaeyoung.
Chaeyoung hanya bisa menunduk.
Di lain sisi...
"Jangan gerak-gerak dulu napasih!!" Seru Arin yang lagi ngumpet di samping tong sampah depan pintu kelas.
"Drama banget anjing Changbin." Komentar Laun.
Iya, Arin dan Laun daritadi mendengarkan percakapan mereka.
"Lo ngomong gitu depan Changbin coba!!" Tantang Arin.
"Gua masih sayang muka gua kali, Rin. Ntar bonyok lagi ditampolin Changbin." Ucap Laun sambil mengelus wajahnya.
Love Line
Sekarang pelajaran olahraga, pelajaran yang paling disukai sama murid-murid. Selain gampang, gurunya juga enak.
Gurunya, Pak Heechul.
Kebayang gak tuh seceriwis apa gurunya.
Pak Heechul baik banget masalah nilai, ia biasanya menanyakan langsung si anak mau nilai berapa. Asal dalam angka yang tau diri sih.
"Oke anak-anak, sekarang kita pemanasan dulu ya." Kata Pak Heechul sambil mempraktekan gerakannya.
Semua anak-anak pun ikut mengikuti instruksi pak Heechul.
"Mantap betul nih Kim Lip!" Seru Laun sambil siul-siul, menggoda Kim Lip.
"Apaan si anjing." balas Kim Lip.
"Badan lo bagus sih, Lip." Senggol Doyeon.
"Iya ya. Gak kayak badan lu, segaris doang, Doy." Canda Kim Lip sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, lalu tertawa.
Doyeon cuma misah-misuh.
"Eh temen lu kok diem aja sih?" tanya Yeonjung ke Yeri, sambil nunjuk Chaeyoung yang lagi bengong menggunakan dagu.
"Biasa, masalah anak remaja." sahut Yeri kalem.
Yeri udah tau masalahnya. Padahal Chaeyoung belum cerita apa-apa ke Fantastic Four.
"Bell, temenin aku ke kamar mandi, yuk?" kata Tzuyu ke Bella.
"Yuk yuk!" Bella langsung izin ke Pak Heechul dan diizinin.
Ya jadi gitu siklus saat olahraga.
1. Anak laki-laki biasanya godain Kim Lip, karena body nya mantap. Atau Tzuyu yang emang cantik banget, walaupun kerempeng.
2. Gibah. Walaupun sebentar yang penting gibah dulu.
3. Izin ke kamar mandi.
4. Izin ke kamar mandi, tapi belok ke kantin.
Love Line
Selesai olahraga, geng Fantastic Four langsung menuju kantin. Haus sama laper banget soalnya.
"Mau makan apaan nih?" tanya Doyeon ke teman-temannya.
"Gue mau beli tahu ajalah, gak laper gue." ucap Yeri.
"Gue mau ayam goreng!" kata Chaeyoung.
"Gue mau mie ayam ajalah." Kata Arin.
Akhirnya mereka berpencar ke arah tukang jualan yang mereka cari. Doyeon sendiri pergi ke tempat yang sama kayak Chaeyoung.
"Cha." Siapa lagi kalau bukan Changbin yang manggil. "Makan bareng yuk?"
"Yaudah, Cha. Gue duluan yaa!" Doyeon yang udah dapet makanannya, ngerti, kalo Changbin keliatan pengen ngomong sesuatu ke Chaeyoung.
Chaeyoung ngangguk ke Changbin. Setelah Chaeyoung dapet nampan yang berisi makanan yang telah ia pesan, mereka berdua langsung ke meja kantin bagian pojok.
"Changbin mau?" tanya Chaeyoung sambil sodorin piringnya.
"Enggak." kata Changbin sambil senyum. "Sini gua suapin."
Tanpa ba bi bu, Changbin langsung ngambil sendok dan suapin Chaeyoung. Chaeyoung manut aja. Males komentar.
Disela-sela nyuapin, Changbin ngegodain Chaeyoung terus. Macem-macemlah cara godainnya.
Emang ya Changbin cowok kerdus.
Dan Chaeyoung yang kayaknya udah kena pelet Changbin, bukannya galakin dia, malah senyam-senyum.
Ugh, love power.
Kelar makan dan ngobrol-ngobrol, Changbin pamit mau ngebasket lagi. Terus Chaeyoung langsung nyamperin tempat duduk gengnya.
"Acikiwir!!"
"Cieee."
"Pj sabi kalii."
Ya pokoknya Chaeyoung diceng-cengin sama Doyeon, Yeri, Arin.
"Btw gue tadi pagi gue nguping omongan lo sama Changbin hehehe" Arin nyengir.
"Yaa anjir dasar gue kira tadi kucing, suaranya kresek kresek." Chaeyoung langsung nyubit Arin.
"Sumpah itu mah Laun gak bisa diem!" bela Arin.
"Ooh ada apa nih dengan Arin dan Laun?" tanya Yeri. "Gue sebagai lambe murah merasa tersinggung bisa ketinggalan berita Arin - Laun."
"Apaan anjeng gak ada sesuatu yang penting!!" sergah Arin.
"Ya pokoknya kalo lo ada apa-apa cerita yaaa?" pinta Doyeon.
Arin cuma ngangguk.
Love Line
Doain dong senin gue ulangan T___T
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Line | Chaeyoung x Changbin
Short Story"Dasar cowok plin-plan!" I'm not good at making summary. So, just read it!