Siang ini ada pelajaran kimia, huh kepalaku pusing sekali melihat angka-angka dan rumus-rumus kimia di papan tulis. Sebenarnya aku menyukai pelajaran yang berhubungan dengan angka, seperti fisika dan matematika, tapi aku tidak pernah suka kimia, menurutku kimia itu rumit sekali dan butuh pemahaman dan ketelitian yang tinggi, dan aku tidak pernah bisa hafal rumus-rumus kimia itu.
"Shaf, gila nih gue kalo kimia diajar sama Bu Wati, gajelas banget neranginnya, apalagi otak gue cetek gini." Revina mengusap mukanya desperate, aku tahu Revina lemah dalam mapel MIPA, tapi dia hebat dalam berhafalan, seperti sejarah dan bahasa. Nasibku dan Revina itu sama, kami berdua sama-sama ingin masuk jurusan IPS, tapi pandangan orangtua kami masih menganggap bahwa anak IPA lebih hebat dan lebih pintar, tetapi menurutku dan Revina tidak, anak IPS itu keren dan hebat mereka lebih solid dibandingkan anak IPA dan mampu menghafal teori yang banyak sekali.
"Gue ngantuk Rev." ujarku sambil meletakan kepalaku ke atas meja, aku benar-benar tidak bisa fokus siang ini.
Aku hampir memejamkan mata jika saja tidak ada yang melempari aku sebuah kertas yang sudah di remas-remas, kemudian aku menegakkan badan lalu mengambilnya dan dengan iseng membukanya, dan disana tertulis 'Semangat dong' Aku tidak tahu siapa yang melempari aku kertas ini, dan tanpa sadar aku menyapukan pandangan ke penjuru kelas dan aku menemukan seorang lelaki yang sedang tersenyum manis padaku. Saga.
° ° °
Aku berjalan sendirian menuju parkiran, Tadi Kak Asnan bilang dia mau mengajak aku pulang bersama, tumben sih ini karena biasanya dia selalu pulang malam. Sebenarnya dia ingin mengajakku mampir kerumahnya dulu karena katanya Pasha, adik Kak Asnan ingin bertemu denganku, dan memang aku sedang merindukannya. Dan aku menyetujui walaupun sekarang kepalaku sedikit pening.
Aku sudah tiba di dekat motor Kak Asnan tapi belum ada orangnya, akhirnya aku mengambil hp dari saku rok dan membuka aplikasi instagram. Ternyata ada banyak pemberitahuan, ada 7 orang yang baru mengikuti aku dan banyak suka, dan ada satu dirrect messege dari satu nama yang dari tadi menarik perhatianku.
@axel_pradipta
Boleh minta follbacknya ngga?:)Sudah ya
Akhirnya aku mengikuti dia, aku tidak tahu mengapa jariku tiba-tiba membuka profilnya, aku men-scroll foto-fotonya, melihat betapa epic feeds fotonya. Aku menarik sudut-sudut bibirku ketika melihat foto anak laki-laki yang berumur sekitar 6 tahun sedang memegang stik drum, dari matanya aku sudah tahu bahwa ini adalah foto pemilik akun ini.
"Stalker siapa lo?" Suara itu mengagetkanku dan membuat aku segera memasukkan hp ke dalam saku ku lagi.
"Ehh... Lama banget sih lo!" Bukannya menjawab pertanyaannya, aku malah kembali bertanya padanya.
"Sorry-sorry Gue harusnya hari ini ada rapat kecil buat turnamen besok Sabtu." Jawabnya yang kali ini disertai dengan cengiran yang membuatnya terlihat manis. Aku belum ceritakan ya tentang Kakak sepupuku ini. Kak Asnan itu punya tubuh yang tinggi atletis, hidungnya mancung, dia punya warna kulit yang pas sekali untuk seorang cowok membuatnya terlihat sangat cool, dia cukup tampan sih menurutku, tapi kalau dibandingkan dengan Axel aku akan menjawab lebih tampan Axel walaupun aku tidak sering melihatnya dari dekat. Ehh... Mengapa aku malah jadi terpikir Axel.
"Kalau gitu, lo rapat aja, biar gue pulang sendiri."
"Eit jangan, bisa ngambek si pasha kalau hari ini gue nggak bawa lo ketemu dia." Kak Asnan terkekeh dan aku juga ikut terkekeh, aku dan pasha memang dekat sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cracked [Completed]
Teen FictionAku memang bukan perempuan paling cantik. Bukan. Aku hanya aku. Perempuan biasa dengan sedikit kawan. Tapi kamu... Terimakasih sudah merubah hidupku. Membuat masa SMA menjadi lebih berwarna. "Selama lo bisa senyum dan gue masih bisa lihat, itu semu...