Satu minggu lagi ujian akhir semester ganjil akan segera dilaksanakan. Akhir-akhir ini aku sibuk mempersiapkan diri sampai-sampai aku tidak bisa meluangkan waktu untuk Axel. Dia memang tidak menuntutku untuk bisa bertemu. Dia sangat mengerti bahwa aku harus bisa mempertahankan nilai agar tetap bisa bersekolah di SMA Pelita Rakyat dengan beasiswa.
Aku memejamkan mata sebentar merasakan pening di kepalaku. Kemudian mengurut pelan pangkal hidungku. Tiba-tiba pintu kamarku terbuka menunjukkan sosok Ibu yang membawa segelas susu dan sepiring biskuit. Satu hal yang tidak aku sukai, Ibu selalu lupa mengetuk pintu ketika masuk ke kamarku.
"Ketuk pintu dulu dong, Bu." peringtku pelan. Bukan bermaksud untuk kurang ajar, aku hanya mencoba seperti Ibu yang selalu mengajariku hal yang kami anggap benar.
"Maaf maaf." Ibu terkekeh pelan.
Aku kembali memfokuskan pandangan ke arah buku kimia dihadapanku. Aku benar-benar belum menguasai materi kimia di hadapanku jadi aku harus mati-matian memahami sendirian karena aku tidak tega jika harus ikut bimbel dan Ayah harus mengeluarkan uang lagi.
"Jangan terlalu memforsir tenaga kamu, istirahat dulu. Ibu tahu kamu sudah berusaha keras."
"Iya, Bu."
"Nih minum dulu susunya."
"Makasih ya, Bu."
"Kalau udah capek nggak usah dipaksain, dilanjutin besok aja."
Ibu yang tadi duduk di atas kasur, berjalan menghampiriku. Membelai kepalaku pelan. "Anak Ibu sudah besar." Ibu tersenyum padaku. Aku juga tersenyum lembut, hatiku terasa menghangat.
Setelah Ibu keluar kamar, aku menutup buku dan merapikannya. Tiba-tiba ponselku berdering, menampilkan nama yang langsung membuatku tersenyum.
"Hallo!" sapaku.
"Besok weekend masih sibuk belajar aja?"
"Ax?"
"Memangnya cuma kamu yang bisa marahin aku, aku juga bisa marahin kamu."
Aku terkekeh mendengar omelan Axel.
"Besok temenin aku bisa?" tanyaku.
"Mau kemana?"
"Ke Gramedia. Ada buku yang harus aku beli."
"Siap bos."
Waktuku untuk Axel memang benar-benar berkurang, disekolah saja kami jarang menghabiskan waktu bersama, karena saat istirahat aku lebih sering memghabiskan waktu di perpustakaan dan sepulang sekolah Axel harus ikut bimbel jadi dia tidak bisa selalu mengantarku pulang. Pada saat weekend kebanyakan aku meghabiskan waktu untuk membaca.
° ° °
Di sini aku sekarang, di gramedia yang berada di sebuah pusat perbelanjaan. Sendirian. Ya aku memang sendiri, karena tadi pagi Axel meneleponku dan bilang jika tidak bisa menemaniku karena harus mengantar Omanya periksa ke dokter. Jadi aku bilang padanya kalau aku tidak jadi ke gramedia agar dia tidak khawatir saat aku pergi sendirian.
Sedangkan Revina, dia harus menemani Adiknya. Jadi meskipun aku tidak suka pergi sendirian aku tetap pergi, karena aku memang sedang sangat membutuhkan buku.
Setelah setengah jam berjalan menyusuri gramedia akhirnya aku menemukan buku yang ku cari. Aku membawanya ke kasir dan membayarnya.
Aku berjalan keluar gramedia sambil menenteng plastik berisi buku dan sebuah komik Naruto titipan Arga. Mataku berkeliling mengamati sekitar, banyak muda-mudi yang sedang jalan, ada yang beramai-ramai ataupun hanya berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cracked [Completed]
Teen FictionAku memang bukan perempuan paling cantik. Bukan. Aku hanya aku. Perempuan biasa dengan sedikit kawan. Tapi kamu... Terimakasih sudah merubah hidupku. Membuat masa SMA menjadi lebih berwarna. "Selama lo bisa senyum dan gue masih bisa lihat, itu semu...