Untukmu semesta,
Malam ini entah mengapa berbeda
Apakah aku yang berbeda?
Atau dunia yang membuatku berbeda?° ° °
Siang ini aku sedang menceritakan kejadian kemarin sore kepada Revina. Dia pendengar yang sangat baik walau terkadang dia mencak-mencak dan gemas sendiri. Ini waktunya istirahat kedua dan aku meminta Revina untuk menemaniku di kelas, aku sedang malas ke kantin, dengan hati besarnya dia bersedia dan menghiraukan cacingnya yang meronta.
"Lo beneran nggak papa, Shaf?" tanyanya ketika aku sudah selesai bercerita.
"Nggak papa." Senyumku kali ini pun terlihat dipaksakan. Mood ku masih cukup buruk walaupun aku sudah berbagi pada Revina. "Menurut lo gue harus gimana? Beneran menjauh?"
"No." seru seseorang yang tiba-tiba datang dan berdiri dihadapanku.
"Ha? Kalian nguping ya?" Aku mengerutkan kening sambil menatap kedua temanku yang sedang nyengir.
"Sorry, gue tahu kita lancang tapi waktu denger nama Feby disebut kuping kita membawa kita ke sini." ucap Luna yang masih disertai dengan cengiran.
"Beneran yang lo bilang tadi?" kini Visya yang bertanya. "Nih ya Shaf kita kasih tau, Feby itu emang ngebet banget sama Axel, sedangkan Axelnya? Udah keliatan sih dia risih, tapi nggak berani lebih tegas aja sama Feby." tutur Visya tanpa kuminta dan diangguki oleh Luna.
"Terus gue musti gimana?" ucapku sembari menggembungkan pipi.
"Ya lo biasa aja, Shaf, seperti biasanya, nggak usah dengerin ucapan tuh cewek gila." kali ini Revina yang bicara dan mendapat anggukan dari Luna dan Visya.
"Gue bilangin ya Shaf, kalaupun lo menjauh, Axel nggak akan diem aja." Luna tersenyum manis padaku kemudian dia dan Visya pamit untuk pergi ke kantin.
Jadi, memang Feby suka Axel, hanya saja Axel-nya tidak atau mungkin tidak atau iya. Entahlah. Aku tidak mau memikirkan ini. Mengapa aku jadi berlebihan seperti ini sih.
° ° °
Tadi sebelum bel pulang berbunyi Axel mengirimiku pesan untuk mengantarku pulang, tapi aku menolaknya dan beralasan aku pulang bersama temanku.
"Ga," Aku berjalan menghampiri Saga yang sedang bersiap untuk pulang.
"Ya?" tanyanya sambil menatapku.
"Lo mau pulang?"
Dia mengangguk.
"Emm, gue boleh bareng?" Bodoh. Aku merasa aneh untuk meminta seperti ini. Aku nyengir sedangkan Saga malah terkekeh.
"Ayok."
Aku mengutuk diriku sendiri karena tingkahku barusan, untung saja Saga tidak menolak kalau sampai itu terjadi pasti aku malu sekali. Aku memang sengaja meminta Saga, aku hanya menghindari Axel. Aku jahat ya?
Kami berjalan beriringan menuju parkiran. Revina sudah pulang duluan karena harus menjemput adiknya yang sedang les. Sesampainya di parkiran aku melihat mobil Axel masih terparkir di tempatnya. Aku segera masuk ke mobil Saga ketika dia sudah masuk ke mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cracked [Completed]
Teen FictionAku memang bukan perempuan paling cantik. Bukan. Aku hanya aku. Perempuan biasa dengan sedikit kawan. Tapi kamu... Terimakasih sudah merubah hidupku. Membuat masa SMA menjadi lebih berwarna. "Selama lo bisa senyum dan gue masih bisa lihat, itu semu...