Aku sedang duduk sendirian di kelas karena Revina sedang bertemu dengan Reza. Sekarang mereka benar-benar sedang dekat, aku sangat senang melihat Revina yang sekarang selalu ceria.
Setelah menutup buku catatan matematika aku segera mengecek ponsel, dan ternyata sudah ada beberapa pesan yang masuk dari Axel. Bukan hanya dari Axel sebenarnya, tapi perhatian utamaku selalu mengarah padanya.
Axel Pradipta
Udah makan belum?
Jangan sampe telat makan!Belum.
Nggak ada temen ke kantin.Revina kemana?
Tuhkan nggak ada aku jadi gitu.Revina lagi sama Reza.
Lagian belum laper.Mau makan apa?
Biar aku suruh beliin Aji.Nggak perlu, kasian Aji lagi makan kamu ganggu.
Siomay mau?
Nggak usah, Ax.
Aku udah titip Revina.Aku udah nyuruh Aji buat beliin kamu makanan.
Heh, yang mau makan siapa?
Ya kamu dong.
Makan yang banyak biar makin ndut.
Biar makin gemes.Jangan bahas gendut-gendut bisa nggak sih?
Jangan marah-marah terus bisa nggak sih?
AX!! NYEBELIN!
"Shafaa,"
Sebuah suara menginterupsiku. Aku berdiri kemudian berjalan ke ambang pintu.
"Eh Aji."
"Nih titipan dari Ax." Aji mengulurkan kotak sterofoam ke hadapanku.
"Eh.. " Tanganku terulur untuk menerimanya dengan ragu.
"Berapa ini, Ji?" tanyaku. Tanganku sedang merogoh saku untuk mengambil uang.
"Nggak usah, biar Ax aja." Aji menolak selembar uang yang kusodorkan.
"Ehh jangan!"
Aji terkekeh. "Gue duluan deh." ucap Aji.
"Makasih ya Ji." ucapku sambil tersenyum.
"Sama-sama." ucap Aji kemudian berlalu ke koridor kelas XI IPS.
Aku kembali duduk ke bangku. Aku melihat ponsel lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cracked [Completed]
Teen FictionAku memang bukan perempuan paling cantik. Bukan. Aku hanya aku. Perempuan biasa dengan sedikit kawan. Tapi kamu... Terimakasih sudah merubah hidupku. Membuat masa SMA menjadi lebih berwarna. "Selama lo bisa senyum dan gue masih bisa lihat, itu semu...