Aku sedang bersiap-siap untuk ikut suporteran, hari Sabtu ini tim futsal SMA ku akan melawan tim futsal dari SMA Antasari. Dan aku sudah berjanji pada Axel dan Kak Asnan untuk ikut. Sekolahku memang hanya sampai hari Jum'at, jadi Sabtu dan Minggu aku libur.
Hari ini aku sengaja menguncir kuda rambutku agar lebih leluasa. Aku sudah siap dengan celana jeans putih dan kaos almamater sekolahku yang berwarna Hitam. Setelah memakai lipglosh dan mendengar teriakan Ibu bahwa Kak Asnan sudah menunggu, aku langsung mengambil tas slempangku dan berjalan turun memakai sepatu.
"Tumben lo bawa mobil Kak." tanyaku saat sudah memasuki mobil Kak Asnan.
"Jaga-jaga kalo ada yang belum dapet tebengan."
Aku hanya ber-oh dan selanjutnya Kak Asnan mulai menjalankan mobilnya keluar dari halaman rumahku.
Setelah beberapa menit perjalanan aku mengernyit karena tahu bahwa ini bukan jalan menuju ke Sekolah.
"Bukannya ke sekolah dulu ya, Kak?"
"Gue jemput Indira dulu."
"Hah?"
"Gebetan gue." Kak Asnan nyengir sambil menunjukkan ekspresi bangganya. "Nanti lo pindah belakang ya?" Aku mengangguk santai, aku malah menjadi tidak enak sendiri karena mengganggu momen Kak Asnan.
Aku meringis menatapnya "Sorry ya Kak gue ngerepotin lo terus."
"Ehh si manja sadar." Dia sekarang malah mengacak poniku, membuat aku kesal.
"Kak Asnan!" Aku mengerucutkan bibirku sambil merapikan kembali poniku dan pandanganku lurus ke depan. "Lagian lo yang ngajakin gue bareng"
"Si bawel, kalo bukan sama gue mau ke sekolah naik apa lo?"
"Bisa minta tolong dianter Ayah... " Aku meringis "Atau naik bus." Kak Asnan tertawa mendengar itu lalu geleng-geleng kepala.
Jadi sebelum suporteran itu seluruh siswa yang ingin ikut mendukung tim kebanggaan berkumpul di sekolah dulu dan berangkat ke stadionnya bersama-sama dan ini adalah kali pertama aku ikut bergabung, saat kelas sepuluh Kak Asnan selalu menawari aku untuk ikut tapi aku menolaknya dan Kak Asnan tidak pernah memaksa aku. Saat pertama kali aku melihat mereka atau lebih tepatnya anak-anak ekstra suporter yaitu kawan-kawan Kak Asnan kesan pertamaku adalah mereka anak nakal, bandel, bad boy, tetapi memang benar, kebanyakan dari mereka berambut gondrong, celananya sempit, baju tidak pernah rapi, terlihat sekali kesan urakannya sampai-sampai pernah terdengar isu bahwa ekstra suporter akan dilarang di sekolah ini. Tapi berkat solidaritas mereka, mereka bisa membuktikan bahwa ekstra suporter bukan hal yang negatif dan yang terpenting momen ini dapat dijadikan untuk mempererat angkatan.
° ° °
Sesampainya di sekolah aku melihat halaman dekat gerbang sudah ramai para siswa memakai kaos almamater dan ada beberapa siswa yang aku tahu teman-teman Kak Asnan berjalan dan berlari kesana kemari sibuk sekali, ini adalah pengalaman pertamaku ikut mendukung tim futsal kebanggaan sekolah.
Mobil Kak Asnan memasuki area parkir paling luar, setelah mobil terparkir aku hendak turun dari mobil untuk mencari Revina.
"Nggak usah kemana-kemana, deket gerbang aja biar gue nyarinya gampang." wejangan itu diberikan Kak Asnan sebelum aku turun dari mobilnya.
"Siap bos!"
"Nanti nggak usah beli tiket biar gue kasih."
"Baik banget sih lo." Aku mengedip-ngedipkan mataku sambil tersenyum padanya. "Btw, gebetan lo cantik kak." Aku mengedipkan sebelah mataku dan disambut kekehan oleh Kak Indira dan Kak Asnan.
"Udah jelas." Kak Asnan mengacungi aku jempol sambil melirik Kak Indira yang sedang tersipu sambil menunduk.
"Aku turun dulu ya Kak Indira." Aku tersenyum lalu membuka pintu mobil setelah mendapat balasan dari Kak Indira dan melangkahkan kaki ku untuk mencari Revina.
Aku melihat Revina sedang berbincang dengan Luna dan Visya teman satu kelasku yang juga aktif dalam pengurus ekstra suporter ini. Aku menghampiri mereka dan menyapanya sambil tersenyum.
"Udah ada tiket belum Shaf?" tanya Luna tubuhnya bersandar di dinding pos satpam, sebelah tangannya memegang yang aku tahu itu adalah tiket.
"Belum."
"Mau beli?"
Aku meringis memperlihatkan gigi-gigiku "Nggak deh, ntar gue dikasih Kak Asnan."
"Anjirr enak banget lo dapet gratis." Ujar Visya sambil tertawa.
Setelah beberapa menit percakapan kami Luna dan Visya pamit pergi untuk mengedarkan tiket lagi, kemudian aku dan Revina berbincang-bincang sambil menunggu untuk berangkat.
"Shaf, tau ngga? Gue ditawarin Reza buat bareng masa?" Revina memberitahu aku tanpa sedikitpun menyembunyikan rasa bahagianya. Aku tahu Revina mengagumi Reza dari kelas X tetapi sayangnya laki-laki itu sudah memiliki kekasih.
Aku kaget sekaligus senang melihat Revina sebahagia ini "Heh? serius lo?"
"Oh My God. Serius Shaf, gue senenggg bangett. Ya ampun!" Revina berjingkrak san melompat kecil-kecil dan terlihat gemas sendiri.
"Gue ikut seneng Rev hihi, bakal dibonceng cogan dong lo." Kami berdua terkekeh "Eh kok bisa? Lo kapan kenal dia? Cerita dong" Aku dan Revina itu sama kan? Sama-sama kepo dan bawel hehe.
"Tadi Shaf tadi, Gue nggak nyangka anjir dan lo tau nggak? Ternyata Reza baru putus."Revina masih dengan ekspresi cerianya sambil berjingkrak kecil-kecil membuat aku tersenyum sangat lebar. Dia menceritakan bagaimana bisa berkenalan dengan Reza. Ternyata perkenalan itu dibantu oleh Luna yang berawal saat Luna bertanya pada Revina apakah dia sudah mendapat tebengan dan ternyata belum, maka Luna memanggil Reza dan akhirnya Reza menawari tebengan untuk Revina.
Aku melihat Kak Asnan sedang berjalan menghampiriku tapi dia tidak sendirian ada Axel yang berjalan di sisinya.
"Shaf... Lo berangkat duluan ya gue masih harus ngurus anak-anak kelas sepuluh yang belum dapet tebengan."
"Ha?" aku menatapnya tidak paham. Terus aku disuruh berangkat duluan? Jalan kaki? Begitu.
"Dek, udah dapet tebengan?" tanya Kak Asnan pada Revina tanpa memedulikan tatapan bingungku.
"Udah kak sama Reza." balas Revina sambil tersenyum dan... terlihat kalem.
"Yaudah lo sama Axel ya Shaf."
"Kenapa nggak bareng lo aja kak?"
"Gue masih harus ngurus anak-anak yang di sini Shafaa." Kali ini Kak Asnan dengan sedikit penekanan dalam mengucap namaku. Aku menggembungkan pipi lalu mengangguk.
"Guys yang udah dapet tebengan langsung aja berangkat ke stadion ya." Teriak Kak Asnan pada siswa-siswa yang berada di halaman depan sekolah ini yang langsung disambut apik oleh mereka.
° ° °
Eaaaaa
Jangan lupa voment dan share jugaa ya guys.
Sebelumnya makasi banget karena kalian udah mau baca cerita aku.See you besok yah:)
Love you❤
S_
KAMU SEDANG MEMBACA
Cracked [Completed]
Teen FictionAku memang bukan perempuan paling cantik. Bukan. Aku hanya aku. Perempuan biasa dengan sedikit kawan. Tapi kamu... Terimakasih sudah merubah hidupku. Membuat masa SMA menjadi lebih berwarna. "Selama lo bisa senyum dan gue masih bisa lihat, itu semu...