Now Playing : Mirrors - Justin Timberlake
Aku menyapukan pandangan ke seluruh penjuru kantin, menunggu Revina yang sedang memesan dua mangkuk bakso, sedangkan aku baru saja selesai membeli dua gelas es jeruk. Kali ini aku hanya ke kantin berdua dengan Revina karena Kania dan Tisya sedang menyelesaikan ppt yang akan mereka presentasikan setelah istirahat nanti.
Revina berjalan ke arah meja kami sembari membawa nampan yang berisi dua mangkuk bakso. Wajahnya terlihat berseri-seri, senyumannya mengembang sempurna. Membuatku jadi takut sendiri, khawatir jika sahabatku satu ini jiwanya terganggu karena harus mengantri di lautan manusia ini.
"Kenapa sih, Rev? Takut gue ngeliatnya." ucapku ketika Revina sudah meletakkan nampan di atas meja dan dia duduk di hadapanku.
"Ya ampun, Shafaa. Ihh Shaf sumpah sumpah sumpah." ucapnya histeris sambil menggoyang-goyangkan lenganku membuatku mengurungkan niat untuk mengambil mangkuk bakso dihadapanku.
"Apasih, Rev?"
"Tau nggak sih, Shaf? Oh my god."
"Nggak. Makanya kasih tahu."
"Jadi gini, tadi gue waktu mau pesen bakso ketemu Reza, nah kebetulan pesenan kita sama. Terus terus dia kasih bakso ini buat gue. So sweet banget nggak sih dia itu." Aku tersenyum mendengar cerita Revina. Sesenang ini Revina bisa dekat dengan Reza.
"Duhh temen gue bentar lagi nggak jomblo dong."
"Kayak lo nggak aja, Shaf." Aku tersenyum menanggapi ucapan Revina.
"Shaf Shaf." Revina menginterupsi saat aku baru saja ingin memasukan suapan pertama ke dalam mulut.
Aku mengernyitkan kening dan mengikuti arah pandangan Revina. Aku tersenyum miris melihat siapa yang baru saja tiba di kantin.
"Gue pikir dia suka sama lo."
"Gue pikir juga gitu." kekehku pelan. Kutaruh kembali bakso yang sudah berada di sendok ke dalam mangkuk. Kusedot es jeruk dihadapanku.
"Sejak kapan sih mereka deket?" Aku hanya mengangkat bahu acuh. Sesungguhnya aku juga tidak tahu. Yang aku tahu Saga tidak lagi memerhatikanku sejak seminggu yang lalu dan Dara, teman sekelasku yang memang akrab denganku dan Revina sering menatapku tajam saat Saga sedang meminta aku untuk mengajarinya atau hanya sekedar mengobrol. Walaupun setelahnya hubunganku dan Dara terlihat biasa saja, karena memang cewek itu sebenarnya baik. Ya mereka adalah Saga dan Dara.
"Gue udah tahu dari awal dia emang cuma bercanda aja."
"Tapi lo baper kan, Shaf?"
"Ada yang lebih bikin gue baper." Aku dan Revina tertawa bersama.
"Iyadeh tahu gue."
Sekali lagi kulirik Saga dan Dara yang duduk empat meja dari mejaku. Berharap hubungan mereka akan berlanjut. Dari awal aku memang tidak memiliki perasaan lebih pada Saga, hanya perasaan kagum saja, lagipula dia juga baik padaku. Saat bersamanya aku juga tidak merasakan debaran-debaran dan perasaan yang membuncah, seperti saat sedang bersama Axel.
° ° °
"Shafaa, gue pulang duluan ya." ucap Revina. Sedangkan aku masih sibuk menyalin catatan Biologi yang sudah tercantum di papan tulis.
Bel pulang sekolah memang sudah berdering sekitar 5 menit yang lalu.
"Gue udah ditunggu Reza di depan." ucap Revina pelan tepat ditelingaku. Membuatku dan Revina terkikik bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cracked [Completed]
Teen FictionAku memang bukan perempuan paling cantik. Bukan. Aku hanya aku. Perempuan biasa dengan sedikit kawan. Tapi kamu... Terimakasih sudah merubah hidupku. Membuat masa SMA menjadi lebih berwarna. "Selama lo bisa senyum dan gue masih bisa lihat, itu semu...