09

3.5K 154 1
                                    

Hari Minggu ini aku dan Revina sedang berada di Gramedia, aku ingin membeli novel baru untuk daftar bacaan minggu ini. Aku berjalan menyusuri rak buku bagian novel-novel, sedangkan Revina dia sedang mencarikan buku latihan-latihan soal UN untuk adiknya yang sebentar lagi akan UN SMP.

"Shaf, keknya gue nggak bisa nemenin lo sampe kelar deh." Revina menghampiriku sambil membawa 2 buku yang cukup tebal membuat aku meletakkan novel yang tadi sempat aku baca sekilas.

"Yah, emangnya kenapa, Rev?

"Tante gue yang dari Kalimantan ada ke sini, Shaf. Bokap minta gue yang jemput di Bandara." Revina menatapku dengan tatapan tidak enaknya "Sorry ya, Shaf nggak papa kan kalo gue tinggal?"

Aku tersenyum sambil menepuk bahunya pelan "Nggak papa kok Rev, santuy aja."

"Yaampun Shaf lo emang sahabat yang paling ngertiin gue." Dia tertawa dan itu membuat aku mencibirnya.

"Halah."

"Yaudah gue duluan yah muahhh."

"Iya, hati-hati, Rev." Revina sekarang berjalan sedikit cepat menuju kasir dan membuat aku terkekeh pelan.

"Lo juga."

Sekarang aku sendirian. Jujur aku tidak suka dan tidak pede jika berada di tempat umum sendirian, hal ini membuat aku merasa seperti anak hilang dan aneh saja menurutku. Seharusnya paling tidak aku berjalan dengan satu orang untuk teman mengobrol.

Kalau saja Ayah hari ini ada di rumah pasti aku sudah meminta tolong untuk menjemputku, namun sayangnya hari ini Ayah dan Ibu sedang ada acara di rumah temannya. Aku mendengus pelan dan kemudian tidak tahu kenapa aku jadi menelepon seseorang.

Suara sambungan telepon masih berdering menandakan telepon belum diangkat, aku masih menunggunya dan "Hmm." Suara dehaman dari seberang sana membuat aku mengernyit.

"Kak?"

"Ada apa?"

"Lo sakit?"

"Kagak."

"Masa sih? Tapi suara lo lemes banget." ucapku sambil keheranan dan membuat kedua alisku bertaut.

"Ada apa sih bocah?" Kak Asnan menggerutu dan aku juga mendengar suara grasak-grusuk dari seberang sana.

"Kaaak... Kak Asnan yang baik hati jemput gue dong, gue lagi di gramed nih, sendirian masa." suaraku aku buat selembut mungkin dengan nada yang merajuk.

"Anjirrrr, gue lagi sakit Shaf ternyata." di akhir ucapannya aku mendengar dia terbatuk-batuk dan malah membuat aku curiga.

"Heh bohong lo pasti. Lagi tidur kan lo?"

"Bego, kalo gue tidur mana bisa gue ngomong sama lo sekarang."

"Kak, please dong jemput gue, gue sendirian, Kak." ucapku sambil sedikit merengek.

"Ogah, gue baru pulang jam 6 Shaf, ngantuk bat nih gue." What the- Baru pulang jam 6? Memang dia itu darimana saja dan kupastikan sekarang Kak Asnan sedang tidur sekalipun sudah pukul 11 siang.

"Heh, darimana aja sih lo, kak? lo pasti dimarahin Mama kan, gue aduin Mama kalo lo nggak mau jemput gue biar tambah diomelin lo. Jangan salahin gue ka... "

"Berisik. Diem disana, jangan kemana-mana!"

"Yessss, gue tunggu, thankyou Kak." Aku cekikikan saat tahu teleponku dimatikan begitu saja. Walaupun Kak Asnan ngeselin tapi dia baik.

Ketika aku memutar tubuhku berniat menuju kasir aku sedikit kaget karena ada seseorang di sana dan sedang tersenyum padaku "Eh, lo daritadi di sini?" Aku balas tersenyum padanya.

Cracked [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang