Going Home: Part Three

4.2K 165 1
                                    

Edwina dan Mandy sudah berangkat ke sekolah dan aku masih bersiap-siap untuk ikut Anthony ke Clementine School of Arts. Perguruan Tinggi itu akan memulai jurusan tata rias, apa yang bisa aku tawarkan? Ada beberapa hal yang aku pikirkan, namun sebaiknya aku lihat dulu konsep mereka seperti apa.

"Alice, ada yang mencarimu."

Kulihat Ibuku membuka pintu kamarku. Dia baru datang dari China semalam. Anthony mengikutinya dari belakang. Ibu yang normal mungkin akan marah melihat pria yang menghilang setelah menghamili putrinya. Namun sepertinya aku dan ibuku sama-sama tak ambil pusing tentang itu.

"Hai," sapaku pada Anthony. "Ibu, Anthony dan aku akan pergi ke Smayton. Kami akan mengunjungi Clementine School of Arts dan menjajaki peluang kerja sama dengan Amanda Zedeck."

Kulihat Ibu menoleh pada Anthony. "Oh itu bagus."

"Apakah kau sudah mendengar kabar bahwa Anthony adalah CEO C&T yang baru, Ibu?"

Ibuku tersenyum. "Aku sudah dengar itu. Selamat, Nak. Semoga sukses." Aku bisa melihat senyuman ibu yang tulus untuk Anthony. Kurasa dia tidak ingin bermusuhan dengan keluarga Zedeck sama sekali.

"Terima kasih Mrs. Ritholz," balas Anthony sopan. Terima kasih juga merupakan hal yang baru aku kenal dari Anthony.

"Bisakah kita berangkat sekarang?" kataku setelah benar-benar siap.

"Tentu saja."

"Ibu, kami berangkat."

Kupikir Anthony yang sudah menjadi CEO akan mengandalkan sopir untuk pergi ke sana kemari. Haha, untuk pecinta mobil sepertinya memang itu tidak mungkin. Anthony masih tetap mengemudikan mobilnya sendiri. Seperti halnya aku.

Berkendara menuju Smayton ini adalah perjalanan terpanjang yang pernah aku lalui bersama Anthony. Dia masih melajukan mobilnya dengan sangat cepat. Aku bisa memahami itu, terlebih jika mengingat hobi balapan kami di masa remaja. Aku merinding ketika tiba-tiba teringat kembali momen-momen kebersamaan kami dulu.

"Aku berpikir mungkin peluncuran jurusan baru ini bisa bersamaan dengan peluncuran produk baruku. Apakah itu mungkin?" ujarku setelah sekian lama kami terdiam. Aku yakin Anthony pun sedang memutar ulang segala memori di benaknya.

"Sebenarnya semua persiapan di CSA sudah matang. Maksudku, secara organisasional sudah dipersiapkan. Yang aku inginkan, ketika dibuka nanti jurusan ini sudah tampak profesional. Sehingga mahasiswa bukan hanya belajar secara teori saja tapi juga praktek secara nyata."

Aku tersenyum. Aku sudah memikirkan beberapa hal menarik sebenarnya. Namun aku tidak berani melangkahi kebijakan fakultas. "Aku berpikir untuk meluncurkan produk baruku di sana bersamaan dengan diumumkannya jurusan baru itu. Dan aku juga ingin membuka official make up studio yang pertama di sana. Apabila fakultas mengijinkan."

"Kita bahas itu nanti di sana," jawab Anthony serius. Dia tampak benar-benar memberiku harapan.

"Kenapa kau berpikir produkku cocok untuk mereka?"

Anthony tersenyum. "Jujur aku sama sekali tak paham dengan kosmetik. Ini adalah Clementine School of Arts, jadi aku pikir brand Amanda Zedeck adalah yang paling tepat. Biarkan Mandy bertemu nenek buyutnya di CSA."

Aku tertawa. Clementine yang menjadi bagian dari nama C&T dan jaringannya adalah nama dari nenek Anthony. Dia sudah meninggal bahkan sebelum aku mengenal Anthony.

Sesampai di CSA, seorang pria berpakaian rapi menyambut. Dari bahasa tubuhnya, aku memperkirakan dia adalah orang C&T. "Mr, Zedeck." Pria itu menyalami kami.

"Flynn, perkenalkan Alice Ritholz."

"Hai, senang bertemu denganmu," sapaku sambil menyambut tangan Flynn. Lelaki berambut pirang itu tampak professional.

Luscious Home (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang