Shattered Home: Part Two

1.6K 96 0
                                    

Aku mengemasi barangku dan bersiap untuk pulang sore itu. Ponselku berbunyi, dan kulihat itu adalah Ibuku.

"Ada apa, Ibu?"

"Alice, kuharap kau datang ke Callingtone Hills malam ini."

"Baiklah. Aku akan langsung ke sana nanti. Bisa kau jemput Mandy dan Edwina di Vortex, Ibu?"

"Tentu saja. Akan aku kirim Wade untuk mejemput mereka." Balas Ibuku.

"Baiklah, sampai nanti." Kataku. Lalu Ibuku memutuskan sambungan.

Sesaat kemudian ponselku kembali berbunyi dan kali ini nama Miriam Zedeck yang muncul di layar. Dia selalu menghubungiku setiap kali ada permasalahan.

"Hai." Sapaku.

"Aku pergi ke Emporium dan tak mendapatimu di sana. Ada apa, Alice?"

"Karena aku ada di Vortex." Jawabku santai.

"Apa yang terjadi?" Tanya Miriam. Dari suaranya aku tahu ada yang mengusik benaknya.

"Tanyakan anakmu, dia lebih tahu tentang itu." Balasku.

"Apa yang diperbuatnya? Apa kesalahan anakku, Alice?"

"Dia tidak melakukan kesalahan apa pun. Jika kau menanyainya, dia pasti akan menyampaikan bahwa semua adalah kesalahanku."

"Bagaimana itu bisa terjadi?" Suara Miriam penuh penyesalan.

"Tanyakan semua pada anakmu, Miriam. Dia bisa lebih menjelaskannya." Jawabku. Untuk apa aku harus menjelaskan sudut pandangku pada Miriam? Jika memang Anthony menyadari kesalahannya, aku tak ingin itu karena tekanan dari Miriam.

"Aku sangat berharap kalian kembali bersama. Kumohon maafkan anakku, Alice." Tentu saja Miriam akan melakukan ini. Seperti kata Anthony, dia akan berbuat apa pun jika itu akhirnya bisa membuatnya berbesan dengan Ritholz.

Aku tertawa. "Aku bahkan tak tahu ada atau tidak yang harus kumaafkan."

"Aku sangat berharap kalian kembali bersama."

"Jangan harapkan itu saat ini Miriam. Oke, bye." Balasku, lalu aku memutus sambungan telepon.

Aku meninggalkan kantorku bersama Jack menuju Callingtone Hills.

"Kita menginap di Callingtone Hills malam ini, Jack." Kataku pada Jack.

"Siap, Miss. Apakah ada pesta malam ini?"

"Tidak. Tapi orang tuaku ingin berbicara denganku." Jawabku.

Aku tiba di Callingtone Hills dan menemukan Mandy dan Edwina sudah ada di sana.

"Ibu lihat ini!" Seru Mandy. Dia menunjukkan sebuah papan tembus pandang.

"Apa itu?" Tanyaku. Aku tidak tahu benda apa itu.

"Lihat ini!" Mandy menggambar sesuatu dengan pena papan itu, lalu dia menunjukkannya padaku. Gambar Mandy menyala di papan transparan itu.

"Wow! Itu keren sekali!" Aku sangat terkesan melihatnya dan aku pun mengakui mainan itu keren.

"Nenek membelikannya untukku!"

"Di mana nenek sekarang?" Tanyaku. Lalu Mandy menarikku menuju ruang kerja ayah.

"Nenek!!!!" Seru Mandy ketika kami memasuki ruangan ayah. Ibu dan ayahku sudah berada di sana.

"Jadi kau sudah memamerkan hadiahmu kepada ibu?" Kaya ayah sambil memeluk Mandy.

"Kata ibu ini keren!"

"Itu memang keren!" Balas ayah. Dia mendudukkan di kursi kerjanya.

Aku bergabung dengan ibu di sofa. "Selamat atas penghargaanmu, Alice."

Luscious Home (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang