Aku berada di ruangan pelayanan khusus Rith Banking Networks untuk melakukan penarikan dana. Pempin bank itu, Sophia Hutchinson, menjamuku di ruangan itu. Emily ada di ruangan itu juga.
"Mungkin bisa kita bantu melakukan transfer dananya, Miss? Agar lebih mudah." Kata Sophia.
"Kupikir kau tak perlu mengajariku tentang itu, Sophia. Aku membutuhkan uang tunai sekarang juga. Sudah kalian siapkan, bukan?" Balasku. Aku kesal karena bank selalu ketakutan jika nasabahnya akan menarik dana secara tunai.
"Mohon maaf, Miss. Mengapa kau membutuhkan uang tunai sebanyak itu?" Tanya Sophia lagi.
"Aku hanya butuh uang tunai sekarang juga. Aku tidak memerlukan pertanyaan yang bertele-tele darimu." Aku mulai tidak sabar. "Jika kalian mempersulitku, hidup kalian berdua akan beresiko." Kataku akhirnya.
Sophia menelan ludah. "Baik, Miss. Uangmu sedang dipersiapkan."
Setelah beberapa lama akhirnya transaksiku selesai. Petugas keamanan bank mengantarku keluar hingga aku memasuki mobil Anthony.
"Urusanmu lancar?" Tanyaku.
Anthony tersenyum kecut. "Tentu saja aku harus mengancam mereka dulu agar mereka menurut." Jawabnya. Lalu kami melaju menuju JW Mariott.
Aku dan Anthony membawa tas kami masing-masing dan menuju ruangan yang dimaksud pada ransom note kemarin. Sebuah suite tidak terlalu mewah. Aku duduk di sofa dan Anthony berdiri. Dia tampak tak tenang.
Tak lama kemudian muncul seorang pria berusia lima puluhan. Dia tersenyum lebar, tampak ramah. Wajah Anthony seketika tampak tegang melihat pria itu.
"Apa kabar, anak-anak?" Katanya. Dia duduk sangat nyaman di hadapanku.
"Apa yang kau inginkan?" Balas Anthony dingin.
Orang itu tertawa. "Kenapa wajahmu seperti itu?"
"Siapa kau?" Tanyaku.
Pria itu menoleh padaku. "Dia pasti tahu siapa aku." Katanya sambil menunjuk pada Anthony."
"Di mana anakku?!" Bentakku padanya.
"Tenang, nak. Dia baik-baik saja saat ini."
"Kuberikan apa yang kau inginkan, sekarang antar aku pada anakku!" Kataku mulai tak sabar padanya.
"Kau sabarlah! Ada beberapa hal yang ingin lebih dulu aku sepakati dengan kalian." Jawabnya.
"Cepat katakan apa yang kau inginkan dan segera serahkan anakku!" Kali ini Anthony yang mulai tidak sabar.
Pria itu menyeringai. "Kau tak pernah berpikir aku mampu melakukan ini, bukan?"
"Aku tak pernah menyangka kau adalah seorang bajingan." Balas Anthony.
"Jika aku seorang bajingan, maka kau sebut apa dirimu?"
Aku sama sekali tak tahu apa yang terjadi di antara mereka. Mengapa pria tua itu tampak mendendam?
Anthony menelan ludah. "Kami di sini membawakan apa yang kau inginkan, apa lagi yang kau tunggu?"
Pria itu tertawa. "Kemarikan uang itu!"
Anthony dan aku meletakkan koper di atas meja dan membukanya. Pria itu tertawa dan membereskan koper itu.
"Kau bajingan yang membuat perusahaanku merugi." Kata pria itu sambil menoleh pada Anthony. "Aku ingin menyelematkannya, namun kau mengacaukannya." Dia menunjuk padaku.
"Dan kau menyalahkan kami atas kegagalanmu?!" Bentakku padanya.
"Kau tak paham kesalahanmu?!" Pria itu tampak murka. Lalu dia menoleh pada Anthony. "Kau! Apa maksudmu merubah rute kapalmu sehingga kontainer kirimanku harus dihadang oleh perompak?! Lalu sekelas kapal C&T harus dipersulit birokrasi bea cukai hingga semua kirimanku tak bisa datang tepat waktu. C&T tak lagi sakti di tanganmu?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Luscious Home (COMPLETED)
Romance*Previously published as Going Home* LOVE HAS ITS UPS AND DOWNS JUST LIKE THE STOCK VOLATILITY Seperti halnya volatilitas saham, cinta juga mengalami pasang surut. Alice dan Anthony harus berpisah karena suatu tragedi di masa highschool. Keduanya ti...