Shattered Home: Part Eight

1.6K 97 0
                                    

Jadi inilah malam itu. Aku akan kembali ke Edgehollow Square. Rasa takut tentu masih sangat menghantui, namun semua orang meyakinkanku untuk sekedar mengobati rindu.

"Kau memakai gaun itu?" Tanya Anthony.

"Ada masalah?" Balasku. Aku memakai mini dress lace Alexander McQueen berlengan panjang.

"Kupikir kau akan memakai tampilan ciri khasmu."

Dulu aku selalu memakai micro dress warna hitam. "Sudah kubilang aku ingin menghindari orang mengingat aku yang dulu."

"Tapi yang dulu itu semacam freak." Kata Anthony.

Aku memutar mataku. "Kau yakin kita akan melakukan ini?" Tanyaku serius.

Anthony mengeluarkan ponselnya, lalu menunjukkan sebuah peta padaku. Aku mengenal itu adalah rute yang biasa kami jadikan sirkuit. "Lihatlah, di titik-titik hijau ini akan ada minimal satu orang penjaga. Lalu di titik-titik merah itu akan ada sniper yang standby."

"Apa?!" Aku berseru tak percaya. "Kita memainkan permainan anak-anak tapi yang kita butuhkan seakan kita menghadapi peperangan."

"Karena kupikir kita harus memastikan keamanan kita."

"Apakah yang lain tahu tentang ini?"

"Hanya kau, aku, dan Damian yang tahu."

Aku menghela nafas dalam-dalam untuk mengurangi rasa tegang.

Anthony mengulurkan tangannya dan berkata, "Ayo kita berangkat."

Aku menyambut tangannya dan kami segera menuju bengkel Collins. Setelah dari bengkel Collins, kami menuju Edgehollow Square. Rombongan kami ada Brody, Collins, Daniel, Alex, Anthony, dan aku. Orang-orang memandang penasaran ke arah rombongam kami, terlebih mereka tegang melihat deretan plat nomor yang sudah familiar bagi mereka.

Kami berhenti di satu sisi. Para penonton berseru saat mereka melihat Alex dan Daniel keluar dari mobilnya. Penonton bersorak, aku yakin mereka merindukan mereka. Para gadis langsung mengerubuti mereka. Alex menipis dan tersenyum sopan kepada para gadis itu, namun Daniel langsung merangkul dua gadis seksi. Dunia sudah sangat berbalik.

Aku belum yakin untuk turun dari mobil itu, namun tampak para penonton bersorak lebih antusias lagi. Aku melirik spion, dan ternyata mereka bersorak untuk Anthony yang turun dari mobilnya. Dia berjalan ke arahku dan membuka pintu. Dia mengulurkan tangan dan aku menyambutnya. Aku turun dari mobil itu, dan sekali lagi penonton besorak. Sepersekian detik aku merasa kejadian buruk akan menimpaku, namun sepertinya aku berhalusinasi.

"Anthony Zedeck dan Alice!!!!" Seru Carter dari pengeras suara. Baguslah dia tak lagi menyebutkan nama fantasi kami ketika kami masih remaja. "Alex! Daniel! Anthony! Alice! Selamat datang kembali teman! Sudah lama sekali kami tidak melihat aksi kalian!"

Lalu Carter menghampiri kami. Dia memeluk Alex dan Daniel. "Kita sudah bertemu beberapa waktu yang lalu." Kata Carter sambil memeluk Anthony. Pertemuan mereka sudah terjadi saat Anthony berusaha menjauhkan Brody dariku.

Carter berpaling padaku. Dia tersenyum lebar. "The mighty Cleopatra. Kau semakin cantik jika tidak memakai piyama." Terakhir kali aku nekat ke tempat itu adalah saat aku menyusul Anthony yang sedang bermain, tentu saja hanya demi menjauhkanku dari Brody.

"Berhenti memanggilku seperti itu!" Kataku. Namun tetap saja sayup-sayup aku mendengar orang-orang menyebut nama alter egoku itu.

Carter tertawa. "Jadi, siapa yang akan bermain?"

"Aku!" Jawabku. "Beri aku kesempatan yang pertama karena aku yakin kau sangat paham kalau aku punya anak yang kutinggalkan di rumah."

Sekali lagi Carter tertawa mendengar ucapanku. "Tapi tampaknya kau tak membawa mobilmu?"

Luscious Home (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang