Shattered Home: Part Four

1.6K 101 0
                                    

Jadi Oliver datang dan menyerahkan semua temuannya kepadaku. Aku membaca data yang diberikannya.

"Jadi Anthony tertarik pada CreditCheque?" Kataku. Aku masih terus membaca data-data dari Oliver. Data-data itu sebenarnya hanya merupakan analisa aktivitas harian Anthony beberapa waktu terakhir.

"Dan jika kau penasaran kenapa Anthony membidik CreditCheque, aku sudah menyertakan pula peta kekuatan CreditCheque saat ini." Balas Oliver.

Aku langsung membuka data CreditCheque yang dimaksud oleh Oliver. Aku sebenarnya belum terlalu fasih dalam urusan kesehatan bank, namun data dari Oliver membuatku memahaminya dalam sekejab.

"Oh. My. God." Aku menggumam pelan. CreditCheque merupakan bank dengan basis nasabah yang layak diperhitungkan. Namun karena bad management, saat ini mereka dalam kesulitan untuk menyelesaikan tanggungan dengan bank lain. Nasabahnya memang belum melihat langsung dampak itu, namun data internalnya sudah tampak kondisi yang terus mengalami penurunan. "Bagaimana Anthony bisa mengetahui semua ini?" Gumamku lagi.

"Karena dia memanfaatkan intelijen perusahaannya untuk mencari data. Bukan untuk mencontek." Balas Oliver.

"Kau mengolokku lagi, Oliver." Aku berkata tanpa menoleh padanya tapi aku tahu dia sedang tersenyum geli. "Kau ada data yang lebih lengkap lagi, tuan?"

"Tentu saja. Semua ada di kantorku."

"Serahkan data itu pada Patricia Hart. Aku ingin dia menganalisanya." Mrs. Hart merupakan General Manager divisi Perbankan di REH.

"Siap, Alice."

"Katakan padanya, aku ingin cepat melihat hasilnya."

"Baiklah. Aku akan segera membuat salinannya dan menyerahkannya pada Mrs. Hart."

Lalu Oliver pergi. Aku masih terus membaca data-data darinya, dan aku berharap bisa memanfaatkan keterpurukan CreditCheque agar bisa masuk ke jaringanku.

Setelah jam makan siang, Patricia Hart menemuiku. Mrs. Hart merupakan wanita berusia empat puluhan dan bergelar PhD di bidang ekonomi perbankan.

"Halo, Mrs. Hart." Sapaku.

"Mungkin bisa kita mulai dengan kau memanggilku Patricia, Miss. Itu akan memudahkan bagiku." Balas Mr. Hart. Dia tersenyum manis.

"Baiklah, Patricia. Kalau begitu cukup panggil aku Alice. Bagaimana analisamu?"

"Kondisi CreditCheque sudah sangat membutuhkan pertolongan. Mereka belum jatuh, namun sangat membutuhkan pertolongan. Beberapa waktu terakhir aku pun sedikit memperhatikan bank ini, namun aku tidak pernah meluangkan waktu untuk menganalisanya. Aku sedikit melihat bahwa bank itu mulai menunjukkan tanda-tanda ketidakberesan, namun data dari intelijen membuatku menyimpulkan bahwa CreditCheque harus ditolong."

"Apa pendapatmu jika kita mengakuisisi CreditCheque?" Tanyaku.

Patricia menghela nafas. "CreditCheque merupakan bank dengan basis nasabah yang cukup besar. Selain itu, mereka memiliki cash assets yang besar pula. CreditCheque merupakan bank dengan sistem digital banking yang bagus. Apabila kita mengambil alih pengendalian bank tersebut, maka keuntungan yang kita hasilkan akan semakin besar. Dengan syarat, bad management pada CreditCheque harus dibenahi. Jadi, jika aku akan sangat sepakat jika kita akan mengakuisisi CreditCheque."

"Bagaimana dengan komposisi kepemilikan saham mereka?" Tanyaku.

"Saat ini, saham mayoritas CreditCheque sebesar 40% adalah publik. Sebesar 30% adalah milik keluarga Crowley-Chapman. Sisanya dimiliki oleh beberapa perusahaan holding lainnya. Aku melihat indikasi bahwa Crowley-Chapman akan melepas paling tidak 20% saham mereka. Saham inilah yang harus kita tangkap." Jawab Patricia.

Luscious Home (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang