Flourishing Home: Part Nine

1.7K 110 4
                                    

Pagi itu hujan turun cukup deras. Mandy sudah berangkat ke sekolahnya, namun aku merasa ingin di rumah saja. Aku membuat sarapan untuk Anthony dan aku. Kurasa makanan manis akan terasa enak pagi ini, maka aku membuat strawberry cheesecake flapjacks.

Anthony dan aku makan di kitchen counter. Tiba-tiba layar digital di dapur itu berdering mengirimkan pesan. Anthony menyentuh layar itu dan tampak gambar seorang gadis. Pesan di layar itu menunjukan kami mendapatkan tamu dengan nama Mika Hensley. Anthony tampak diam memandang layar itu.

"Siapa dia?" Tanyaku.

Anthony menelan ludahnya. "Setahuku terakhir dia sedang menempuh PhD bidang Hukum di UCLA."

"Lalu?" Sepertinya aku paham 'siapa' Mika Hensley ini.

Anthony diam sesaat. "Kami pernah menghabiskan waktu bersama." Dia tampak kebingungan. "Haruskah kutolak dia?"

Benar dugaanku. "Dia terbang begitu jauh dari LA dan kau tak memberinya kesempatan masuk?" Jawabku. Aku menyuap sesendok makananku.

Lalu Anthony menyentuh layar digital itu. Tak lama kemudian lift berdenting dan seseorang memasuki foyer kami. Anthony segera menemuinya tapi aku memilih memakan makananku.

"Hai. Aku merindukanmu." Kudengar suara Mika yang begitu lembut. Kubayangkan dia memeluk Anthony.

"Hai juga." Balas Anthony terdengar begitu datar.

"Jadi kau tinggal di tempat ini?" Suara Mika sangat kalem, gadis itu pasti sangat cantik.

"Ya." Jawab Anthony. "Aku tinggal bersama pacarku."

"Apa?!" Bahkan ketika memekik pun suara Mika terdengar sangat lembut.

"Alice, kemarilah!"

Aku nyaris tersedak ketika Anthony memanggilku. Aku meminum susuku, lalu menemui mereka.

"Hai. Aku Alice." Sapaku pada Mika. Dan benar saja, gadis ini begitu cantik.

"Hai." Balasnya. Tangannya bergetar menyambut tanganku dan matanya berkaca-kaca. "Aku Mika."

"Mari. Kubuatkan secangkir teh hangat." Kataku. Tapi Mika tampak tak mempedulikanku. Dia berpaling pada Anthony. Tangannya memegang tangan Anthony.

"Kau bilang kau tak akan pernah berpacaran." Kata Mika. Dia mulai menangis dan Anthony tampak bingung menghadapinya.

"Oh, aku pernah berkata seperti itu?"

"Tentu saja! Waktu di Aspen. Kau ingat?"

Anthony tampak mengingat. Lalu dia menggeleng dan berkata, "Aku ingat bagian Aspennya, tapi aku tidak ingat pernah bilang seperti itu."

Mika menangis lebih keras lagi. Aku tak bisa membayangkan jika air mataku jatuh semudah itu, pasti sangat menyebalkan rasanya.

"Lalu aku terbang ke sini hanya untuk menemukan kau... Berpacaran..." Dia menoleh padaku. Sebenarnya aku jadi salah tingkah. Lalu dia menangis lagi. "Tentu saja... Siapa yang tidak tertarik pada gadis cantik seperti dia?"

"Bukan hanya dia cantik yang membuatku memacarinya." Anthony melepaskan tangan Mika dan merangkulku. "Dia juga Ibu dari putriku."

Mata Mika tampak melebar. "Apa kau hamil?" Dia memandang perutku yang sedikit terbuka karena crop top offshoulder yang aku pakai.

Anthony memegang perut rataku. "Dulu dia hamil. Mungkin sekitar lima tahun yang lalu. Sekarang putri kami berusia lebih dari empat tahun."

Dahi Mika berkerut hingga matanya menyipit. "Jadi kalian sudah lama berhubungan?"

Luscious Home (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang