"Ayah!"
"Ayah!"
Jantungku berdegup kencang ketika mendengar teriakan seorang gadis kecil. Suara yang sangat familiar bagiku itu sedang memanggil-manggil seseorang dengan sebutan ayah. Kulangkahkan kaki megitari partisi di gerai Dior ini untuk menghampiri asal suara tersebut.
"Ayah!" Gadis itu masih terdengar memanggil-manggil dengan antusias. Tentu saja hal itu membuatku jengkel karena bisa jadi gadis itu akan membuatku malu. Tak biasanya dia menyapa orang tak dikenal dengan begitu bersemangat. Terlebih berteriak dengan panggilan ayah.
"Mandy, jangan panggil sembarang orang dengan sebutan ayah!" seruku gemas. Aku menghampiri Mandy, anakku yang berusia lima tahun.
Namun apa yang aku lihat di hadapanku sangat membuatku shock. Pria tampan sedang memandang Mandy, dan dia tampak kebingungan juga kesal. Aku bukan terpesona karena ketampanannya. Tapi jantungku seakan meledak karena kejutan yang sedang aku tatap.
"Kecuali memang dia ayahmu," kataku tegas. Aku berdiri menatap mata pria itu dan bersedekap. Mandy segera berlari sembunyi ke belakangku. Mungkin dia merasakan tensi yang terpancar dari dalam diriku.
Sesaat pria itu ternganga dan mengamatiku lekat. Dia sama terkejutnya seperti aku. Lalu senyumnya merekah dan matanya berbinar hangat. "Apa kabar Alice?"
"Hai," balasku. "Selamat, kau jadi ayah," ujarku dengan berusaha tak tampak kaku dan memaksakan senyuman.
Pria itu bernama Anthony Zedeck. Dulu dia seniorku di high school ketika aku masih sophomore. Orang tuanya adalah pemilik Clementine and Theodore Groups, atau yang lebih dikenal dengan C&T. Sebuah holding company dengan aset yang sangat besar di negara Glassvale ini. Dominasi C&T hanya kalah satu tingkat dari Rith Enterprise Holdings─atau REH─, perusahaan multinasional yang dipimpin dan dikendalikan oleh orang tuaku.
Melihatnya di hadapanku saat ini membuat otakku segera memproyeksikan ulang segala peristiwa yang terjadi enam tahun yang lalu. Aku tak tahu apakah aku marah atau biasa saja. I was mad. Tapi itu sudah berlalu dan hidupku telah terbiasa berjalan tanpa sosok pria di depanku itu.
"Apa maksudmu?" tanyanya. Dia tersenyum kebingungan. Seakan otaknya sedang memutar balik peristiwa-peristiwa yang telah lalu juga. Peristiwa-peristiwa yang telah ditinggalkan dan mungkin dilupakannya.
Aku menarik Mandy yang malu-malu. Dia sedikit resisten, namun dengan sedikit pelototan mata, aku berhasil menariknya. "Perkenalkan, Amanda Hillary Zedeck."
Mata Anthony melebar dan senyumnya menghilang. Dia seakan tak percaya. Selama sekian detik dia terpaku memandang Mandy yang tersenyum memperlihakan gigi sehatnya. Namun kemudian senyum pria itu kembali. Dia berjongkok dan menyapa putri kecilku itu, "Hai Amanda!" Mata Anthony menelusuri rambut, mata, dan wajah Mandy. "Bagaimana kau bisa tahu aku ayahmu?"
Aku tersenyum geli melihatnya. "Kau tahu siapa yang paling murka enam tahun yang lalu? Karen. Mungkin sampai saat ini tetap sama. Karena itu Karen tak ingin Mandy kehilangan ayahnya. Dia memiliki banyak koleksi fotomu."
Anthony memandangi Mandy yang masih tampak malu-malu. Dia hanya tersenyum dan tak melepaskan pandangannya dari semua tingkah Mandy. Kuduga dia akan menyangkal kenyataan yang kusampaikan bahwa Mandy adalah putrinya.
"Boleh aku minta kontakmu?" Itu yang dikatakan Anthony. Aku sedikit gelagapan. Sebenarnya aku sudah mempersiapkan counter dari segala kemungkinan penyangkalannya. Aku sudah siap berdebat, bukannya menyebutkan nomor ponselku.
"Mandy, ayo kita pulang," kataku setelah kusebutkan serangkaian angka. Gadis itu langsung berlari menjauh ketika mendengar kata pulang.
"Kupikir kau belum selesai berbelanja," kata Anthony. Dia memandangi mataku dengan tegas. Tatapan matanya masih tetap seperti dulu. Dalam dan penuh selubung yang harus disibak jika kau ingin mengenalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luscious Home (COMPLETED)
Romance*Previously published as Going Home* LOVE HAS ITS UPS AND DOWNS JUST LIKE THE STOCK VOLATILITY Seperti halnya volatilitas saham, cinta juga mengalami pasang surut. Alice dan Anthony harus berpisah karena suatu tragedi di masa highschool. Keduanya ti...