Penghuni Lain Rumah Depok

175 7 0
                                    

Ini adalah cerita mengenai rumah ku yang ada di daerah Depok Jawa Barat. Saat ini aku sudah tidak tinggal disana. Kisah ini terjadi saat aku pindah rumah ke salah satu daerah Depok. Waktu itu aku masih kelas 1 SMP.

Rumah ini awalnya adalah rumah satu keluarga, namun mereka pindah sampai akhirnya rumah itu kosong selama 4 bulan. Halaman depan mau pun belakang sama-sama luas. Ada pagar yang membatasi halaman depan dengan jalanan. Disebrang jalan ada kebun yang masih banyak pohon-pohon rindang dan ada kolam kecil yang sangat kotor.

Saat itu aku memilih kamar nomor 2 yang jendela kamarnya menghadap ke ruang tamu. Kamar ketiga disebelah ku menjadi kamar kakak ku yang jendelanya langsung menghadap ke halaman belakang. Disebelah kamar kakak ku ada kamar mandi dan disebrang kamar itu dapur. Jika kita membuka pintu depan, maka kita langsung melihat kamar mandi. Kamar mandi ini menghadap ke depan pintu utama bukan menghadap ke dapur. Kalian bisa membayangkannya kan?

Setelah pindah, kakak ku tidak pernah tidur di kamarnya. Dia memang selalu memilih untuk tidur di depan TV yang ada di ruang tamu. Bukan karena dia takut di kamarnya, tapi karena tidak ada TV di kamarnya.

Belum lama kita pindah, sudah beberapa kali dikejutkan dengan penghuni tak kasat mata disana. Ini membuktikan bahwa kita bukan satu-satunya yang tinggal disana.

Dulu aku memiliki penyakit insomnia yang termasuk parah, jadi setiap malam aku tidak pernah tidur dan memilih menonton TV di kamar. Saat itu TV di kamar ku rusak dan mau tidak mau aku menonton di ruang tamu. Berhubung kakak ku sedang ada acara di luar, jadi aku hanya sendirian di ruang tamu.

Sedang asik menonton tv, mendadak

Prangggg!!
Aku langsung memasang kuping untuk tahu suara itu berasal darimana.

Prangggg!!
Sekali lagi. Suara itu seperti suara piring yang pecah. Aku sekarang tahu suara itu dari dapur.

Karena aku malas berdiri, jadi aku biarkan saja. Aku tidak mengecek apakah benar suara piring atau tidak. Aku hanya berpikir

Oh tikus kali ya...

Pemikiran yang sangat sederhana dan aku anggap benar saat itu.

Setelah adzan subuh, aku berniat untuk wudhu yang otomatis harus ke kamar mandi dan otomatis melihat ke arah dapur.

"Sekalian cek deh, takut ada belingnya". Kata ku saat mau masuk ke kamar mandi dan langsung berjalan ke arah dapur.

Loh kok ga ada!!!
Aku teriak dalam hati sekaligus kaget. Tidak ada apa-apa disana. Tidak ada piring atau gelas yang pecah. Tidak ada beling atau apapun. Aku kebingungan dan mulai berpikir macam-macam.

"Oh salah denger tadi". Kata ku bergumam untuk menenangkan diri sendiri.

Hari itu aku mulai tahu bahwa ada yang tidak beres.

Hal itu tidak hanya satu kali terjadi. Keesokan harinya di jam yang sama -dini hari- mulai terdengar lagi.

Masih seperti kemarin, aku masih di ruang tamu untuk menonton TV. Hari itu acara TV tidak ada yang menarik hingga akhirnya aku memutuskan untuk tidur di ruang tamu namun tidak bisa. Hingga akhirnya

Prangggg!! Prangggg!! Prangggg!!

Bunyi itu datang lagi dan sebanyak tiga kali. Disini aku mulai berpikir

Tidak mungkin kalau tikus bisa berbuat hal semacam ini tanpa meninggalkan jejak; beling. Lalu apa itu?

Kali ini aku beranikan diri untuk mengecek asal suara itu. Dan lagi-lagi tidak ada apapun.

Aku mulai terganggu saat itu hingga aku berkata

"Tinggal disini gapapa, tapi jangan ganggu. Saling menghormati". Kata ku halus.

Namun bukannya hal itu mereda malah semakin menjadi.

Tidak, kali ini bukan hanya suara piring pecah. Namun berupa wujudnya.

Ingat, pintu kamar kakak ku berdempetan dengan kamar mandi dan bersebrangan dengan dapur.

Saat itu masih siang hari dan mama ada di ruang tamu menonton TV sedangkan kakak ku masih di sekolahnya dan aku baru tiba di rumah sehabis sekolah.

Aku masih membuka sepatu di depan pintu utama. Dan

Wush...
Ada sekelebat bayangan putih yang aku lihat dari ujung mata di depan kamar mandi. Aku tidak menghiraukannya.

Wush...
Ada lagi! Aku penasaran dan akhirnya aku melihat kearah kamar mandi dan

Wush.. wush.. wush..

"APA ITU!!" Aku teriak tanpa sadar yang membuat mama mau tidak mau menengok ke arah ku.

"Kenapa?" Tanya mama heran. Aku hanya bisa menggeleng dan mulai berpikir

Berarti dia yang iseng.

Bentuknya seperti biasa; kuntilanak. Rambut panjang baju putih (anehnya putih bersih) dan wajahnya menatap ke depan (aneh tidak menunduk).

Dia berjalan dari kamar kakak ku menuju ke dapur dan kembali lagi ke kamar kakak ku. Oh tidak, bukan berjalan melainkan terbang alias kakinya tidak bergerak namun seperti orang berjalan.

Ternyata memang bukan hanya aku yang melihat, mama juga sering melihat sosok itu. Dan ternyata, itu juga salah satu alasan kakak ku tidak tidur di kamarnya. Katanya tidak nyaman tidur di kamar karena ada yang mengawasi.

Dan bukan hanya keluarga ku, bahkan tamu pun juga ikut dijahili sama sosok itu. Ada salah satu tamu yang akhirnya bertanya

"Mbak, ada temennya?" Pertanyaan itu mengarah kepada ku.

"Kenapa emangnya, pak?" Tamu ini salah satu teman papa.

"Itu kok ada yang mondar-mandir dari kamar ke dapur".

Deg!! Aku kaget dan cuma bisa mengangguk agar tamu ini tidak merasa takut.

Kurang ajar juga dia, masa tamu ikutan dijailin.
Pikirku kesal.

Bukan hanya satu atau dua tamu, semua tamu dipastikan akan dijahili olehnya.

Karena dia terlalu jahil menampakkan diri, maka dia menjadi salah satu penghuni yang eksis dan terkenal dikalangan keluarga dan teman-teman disekitar ku.

Penunggu tak kasat mata yang selalu menyambut tamu di rumah...

INI KISAHKU...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang