Kosan Angker.2

125 4 0
                                    

Lagi-lagi maaf karena sudah sangat lama tidak melanjutkan cerita ini. Bukan maksud mau menggantung, tapi bingung harus cerita bagian mana tentang kosan ini karena banyak kejadian yang hampir mirip. Dan karena disini lagi sibuk menyiapkan KKN (Kuliah Kerja Nikah) eits enggalah! Kuliah Kerja Nyata (hahaha). Sekedar informasi, aku kebagian KKN di sekitar kaki gunung salak. Tau kan? Yang tempat kecelakaan pesawat Sukhoi. Tau kan seberapa angkernya gunung itu? Nah! Kalau ada apa-apa, pasti aku ceritain juga disini nanti. Sabar tapi ya, karena hari ini aku baru mau berangkat ke sana. Mohon doanya semoga tidak banyak diganggu disana✌
_______________________________________

Setelah lama berfikir tentang cerita apa yang akan aku angkat disini mengenai kosan, akhirnya ada satu bagian yang akan aku ceritakan disini yang menjadi satu-satunya pengalaman tak terlupakan saat kos disana.

Kosan yang awalnya ramai mulai beranjak sepi. Beberapa penghuni kosan memilih untuk keluar dan pindah dari kosan itu dengan berbagai alasan, entah alasan itu benar adanya atau memang mereka tidak mau lagi tinggal di kosan yang angker itu. Awal mula yang pergi adalah Asti dan disusul oleh Ani. Tidak lama kemudian Neneng juga mulai pergi. Alhasil kamar kedua menjadi kamar kosong, dan disitulah beberapa hal ganjil sempat terjadi. Kamar itu menjadi salah satu ruangan dengan hawa yang sangat mencekam.

Karena mereka telah pergi, akhirnya hanya tersisa aku, 2 penghuni kamar tengah -sebut saja Lintang dan Amel- serta penghuni kamar belakang. Penghuni kamar belakang ini hanya satu orang dan sudah semester akhir saat itu jadi mari kita sebut dengan "kakak" -sebut saja kak Ivony-.

Kamar kak Ivony ini adalah kamar yang paling dekat dengan kamar mandi karena paling belakang. Dan ternyata dikamar ini pun juga sempat terjadi beberapa hal ganjil yang akan aku ceritakan dilain part.

Tidak lama kemudian, Amel pun ikut keluar karena memilih tinggal dengan saudaranya. Alhasil hanya menyisakan aku, Lintang dan kak Ivony. Karena kak Ivony semester akhir, maka dia sangat jarang ada di kosan.

Saat itu aku baru mulai dekat dengan Lintang, karena seperti yang aku bilang dipart sebelumnya bahwa aku dan penghuni kamar tengah (Lintang dan Amel) sangat jarang bertemu karena jadwal kuliah yang padat. Semenjak dekat dengan Lintang, akhirnya aku memilih pindah ke kamar tengah dan meninggalkan kamar paling depan.

Maka disini terbentuklah dua kamar kosong yaitu kamar depan dan kedua. Setelah aku pindah, kamar pertama pun juga mendadak berubah menjadi kamar dengan aura yang tidak enak. Alhasil kamar pertama dan kedua tidak pernah dibuka sampai ada penghuni baru dan itu sangat lama, sekitar 5 bulan kosongnya.

Karena kak Ivony jarang ke kosan, maka kosan itu menjadi seperti rumah sendiri bagi aku dan Lintang, bagaimana tidak? Rumah sebesar itu hanya aku dan Lintang yang menghuni (ditambah penghuni tak kasat mata).

Kisah yang aku ceritakan ini adalah kenangan tersendiri bagi aku dan Lintang.

Malam itu sepertinya malam Jumat atau malam Selasa. Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam lewat beberapa menit tapi aku dan Lintang belum juga tidur. Lintang menonton drama Korea di laptop dan aku menonton TV saat itu. Tiba-tiba

"Eh Lin, diem deh" kataku tiba-tiba yang berhasil membuat Lintang bingung.

"Kenapa?"

"Sstttt!" Aku hanya menaruh jari telunjuk didepan bibir dan memasang kuping.

"Kamu denger ga sih?" Tanyaku yang membuat Lintang juga memasang kuping.

"Apa?"

"Itu di luar anak siapa yang masih main jam segini?" Tanyaku sambil menatap Lintang bingung.

"Anaknya rumah sebelah kali" jawab Lintang sekenanya.

"Rumah sebelah kan udah pindah bulan lalu" jawabku yang langsung disetujui Lintang dengan mengangguk.

Kita saling menatap lama hingga akhirnya kita secara refleks bersama-sama lari kepojokan kamar dan berpelukan. Namun kita ingat satu hal

"Pintu kamar belum ditutup, Lin" dan kita saling tatap.

"Ayo tutup, bareng-bareng" aku menggeleng namun akhirnya mengangguk. Tidak ada pilihan lain selain menutup pintu itu agar lebih aman.

Dengan nyali yang sudah tinggal beberapa akhirnya kita memberanikan diri untuk menutup pintu dan langsung lari kembali ke pojokan.

Sebagai informasi, rumah sebelah kosan tadinya dihuni oleh sebuah keluarga dan ada anak kecil laki-laki sekitar umur 9 tahun dan ada bayi perempuan sekitar umur 6 bulan. Namun belum lama itu mereka pindah.

Esok harinya, kita bingung harus apa dikosan. Kita berdua sama sekali tidak tidur hari itu. Mau berangkat ke kampus mau tidak mau harus mandi dahulu, dan kita sama takutnya untuk ke kamar mandi. Bahkan untuk keluar kamar pun kita berdua tidak berani. Namun karena tidak mungkin kita meninggalkan kuliah, akhirnya kita beranikan diri untuk mandi dan berangkat ke kampus. Beruntung, tidak ada hal ganjil yang terjadi pagi itu.

Karena jadwal aku dan Lintang berbeda, kampus ku juga berbeda dengan Lintang. Aku kampus 1 dan Lintang kampus 2. Akhirnya aku dan Lintang janjian untuk pulang ke kosan bersama saat itu. Aku minta ditemani dengan temanku bernama Diyah dan Lintang minta ditemani dengan temannya yang bernama Hanum. Saat itu kita berencana untuk sementara waktu meninggalkan kosan. Saat itu aku mengungsi di kosan Diyah dan Lintang mengungsi di kosan Hanum. Akhirnya, kosan itu kosong.

Kurang lebih seminggu kita berdua tidak berani di kosan saat itu, entah apa penyebabnya. Yang jelas, kosan saat itu sudah seperti rumah hantu dengan hawa yang tidak enak serta gangguan kecil seperti suara berjalan dan mengetok pintu semakin intens.

Dan sebagai informasi, sesungguhnya kosan ini akan semakin mencekam saat rumah sebelahnya kosong. Entah kenapa, menurutku yang angker sebenarnya adalah rumah sebelah yang merembet ke kosan.

Di part selanjutnya, aku juga akan menceritakan saat aku sendirian di kosan. Iya, sendirian. Serta saat pertama Lintang kembali ke kosan setelah liburan semester.

Part ini memang tidak ada yang menceritakan mengenai gangguan-gangguan seperti part sebelumnya, namun disini aku hanya menceritakan bagaimana perasaan ku serta Lintang saat itu. Kebayang kan bagaimana perasaan takut yang kita alami saat itu? Itu adalah perasaan takut yang benar-benar sangat tinggi dan baru pertama kali aku merasakannya.

Dan sampai detik ini, Lintang masih bertahan menjadi penghuni disana...

INI KISAHKU...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang