Pembalasan Penunggu SMP.1

172 10 0
                                    

Hilvia tidak hanya satu atau dua kali mengalami hal seperti itu; kerasukan. Bahkan dulu sampai teman-temannya pun takut untuk berada didekatnya termasuk aku. Bukan niatan kita untuk membully, kita hanya berjaga-jaga takut kalau si mawar merasukinya lagi.

Usut punya usut, ternyata kejadian ini bermula saat Hilvia, Elvira dan Elma sedang ke kamar mandi berjamaah alias bersama. Entah apa yang mereka lakukan di kamar mandi, tapi setelah itu mulailah Hilvia menjadi tubuh bermainnya mawar yang sesuka hati keluar masuk.

Saat itu aku sempat bertanya kepada Elma apa yang terjadi dan Elma mulai menjelaskan

"Elma, Hilvia kenapa bisa begitu?".

"Iya, soalnya kemarin Hilvia sama Elvira nantang si mawar di kamar mandi". Sedikit terkejut juga aku mendengar penjelasan Elma. Mereka sungguh bernyali menantang sang tak kasat mata dirumahnya.

"Tapi kok kamu ga kenapa-kenapa?" Tanyaku yang memang sedikit heran karena Elma baik-baik saja.

"Soalnya aku diem aja waktu itu, terus langsung keluar. Jadi aku juga ga tau kisah selanjutnya apa. Pas aku tanya Elvira sih kata dia abis itu mereka cuma masuk ke kamar mandi pertama terus keluar lagi".

Ada satu poin yang harus kita pahami "mereka sang tak kasat mata bisa mendengar bahkan melihat kita".

"Nah terus besoknya Hilvia begitu (kerasukan dan masuk ke kelas tata busana di 9.1). Aku juga bingung kenapa Elvira yang diancam". Jelas Elma.

Bahkan sampai saat ini kita pun masih belum tahu kenapa Elvira yang diancam akan dibunuh dan kenapa Hilvia yang dirasuki, kenapa tidak sebaliknya. Ini masih menjadi teka-teki tersendiri untuk ku.

Untunglah tidak lama kejadian seperti itu bertahan. Setelah sebulan akhirnya Hilvia bisa lepas dari cengkraman mawar. Mungkin dia sendiri dulu juga ke orang "pintar" untuk mengatasi masalah mawar.

Sebulan bukan waktu yang cepat untuk masalah "kerasukan". Itu termasuk lama dan aku salut Hilvia bisa bertahan selama itu. Karena ada kasus dimana orang itu dirasuki dan dia tidak kuat maka langsung meregang nyawa. Untunglah Hilvia baik-baik saja.

Ada beberapa kisah lagi yang hampir mirip dengan Hilvia; menjadi tubuh bermainnya mawar.

Setelah kalian membaca kisah Hilvia, aku harap kalian juga bisa mengerti bahwa dimana pun kita berada, entah rumah atau bangunan yang masih berpenghuni atau sudah kosong atau hutan sekali pun, kita harus tetap menjaga tata krama. Sekali lagi, makhluk tak kasat mata itu bisa mendengar dan melihat kita walau pun kita tidak tahu keberadaan mereka.

INI KISAHKU...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang