Kosan Angker.3

109 4 0
                                    

Kejadian dipart sebelumnya terjadi saat UAS dan part ini akan menceritakan sesudahnya.

Karena masa UAS telah berakhir, akhirnya Lintang memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya di Jawa Timur dan aku memutuskan untuk pulang ke rumah. Namun karena saat itu aku menjadi panitia ospek, mau tidak mau aku lebih awal datang ke kosan yang menyebabkan aku sendirian di kosan saat itu.

Tidak banyak yang terjadi saat itu, namun nyaliku sudah pulih dari ketakukan yang saat itu terjadi. Setiap malam aku tidak menutup pintu kamar karena setiap aku tutup, pasti akan ada yang mengetuk. Jadi aku memilih untuk tidak menutupnya. Kok berani? Ya berani aja daripada setiap malam tidak bisa tidur karena terus menerus diketuk.

Sendirian di kosan bukan hal menakutkan lagi saat itu. Walaupun dikamar mandi tetap saja aku diketuk padahal saat itu aku sendirian. Jadi sudah jelas yang mengetuk bukanlah manusia.

Karena kamar ku berada ditengah, otomatis setiap aku mau keluar kosan harus melewati kamar pertama dan kedua yang sudah lama tertutup itu. Setiap lewat, aku merasa seperti sedang diawasi. Kalian bisa membayangkan itu kan? Bila kalian diawasi oleh seseorang atau sesuatu pasti kita merasakannya, benar?

Hal yang paling membuatku tidak nyaman juga kamar belakang, kamar kak Ivony. Karena juga sudah sebulan lebih tidak dibuka, menyebabkan kamar itu tampak lebih seram dari kamar pertama dan kedua.

Tidak ada hal yang istimewa terjadi saat aku sendiri kecuali ketukan pintu dan suara berjalan seperti biasanya ditambah seperti sedang diawasi.

Next

Kejadian ini terjadi beberapa hari setelah ospek selesai yang menandakan sebentar lagi kegiatan kampus akan kembali. Lintang akhirnya sudah sampai di kosan saat itu. Dan kembalilah kita hanya berdua di kosan. Bukankah berdua lebih baik daripada sendiri?

Lintang sampai di kosan sekitar subuh saat itu dan dia langsung istirahat sedangkan aku hanya menonton drama Korea di laptop.

Lama kita berdua berdiam diri di kamar, tidak terasa sudah Maghrib dan Lintang memilih untuk mandi saat itu dan aku masih setia di depan laptop.

"Tan, rumah sebelah udah ada orang? Kok aku mandi di sebelah juga ada yang mandi"

Tanpa berkata apapun akhirnya aku hanya mengangguk.

"Tan, kemarin sendirian dong di kosan? Gimana?" Tanya Lintang yang masih mengeringkan rambutnya.

"Yah, cuma gitu-gitu aja. Itu kak Ivony kapan ke kosan? Itu kamar udah lama gak dibuka"

"Kenapa emang kamar kak Ivony?"

"Yah gak kenapa-kenapa, sih. Cuma kok lebih gimana gitu liatnya daripada kamar depan" jawabku sambil menutup pintu kamar dan sedikit melirik ke kamar belakang.

Skip

Pagi pun tiba tanpa ada hal yang istimewa. Aku dan Lintang memutuskan mencari sarapan saat itu dan keluar kosan yang otomatis akan melihat rumah sebelah.

"Eh kok sepi rumah sebelah? Apa udah berangkat jam segini?" Tanya Lintang.

Aku hanya mengangguk sebisanya.

Setelah mendapat sarapan kita akhirnya pulang ke kosan. Dan disitu aku memutuskan untuk bicara

"Lin, rumah sebelah masih kosong tau"

"Oh pantes aja sepi tadi"

DEG!!!

"TERUS SEMALEM SIAPA YANG MANDI?" Lintang sedikit berteriak. Mungkin dia sedikit shock.

"Cuma pikiran kamu aja kali, Lin" jawabku seadanya karena jujur saja saat itu aku juga bingung.

"Ih engga, semalem itu ada suara air kaya orang mandi. Masa kamu gak denger sih, Tan?"

Benar juga sih, kalau dipikir-pikir saat aku sendirian waktu itu juga aku mendengar seperti suara orang yang sedang mandi. Tapi saat itu aku hanya berpikir mungkin saja orang yang membereskan rumah itu sedang mandi. Karena beberapa hari sebelumnya aku lihat ada orang yang sedang merenovasi rumah itu.

"Udah udah, kita anggap aja itu ga pernah ada"

"Okelah. Tapi kamu pernah denger kan?"

"Ya pernah sih pas sendirian kemarin, aku kira itu orang yang lagi renovasi"

"Tuh kan. Itu rumah aneh" Lintang kembali berpikir. "Tapi, Tan. Kalau dipikir lagi nih ya, kayanya ada yang aneh"

"Apanya yang aneh?"

"Kenapa setiap rumah itu kosong kok kosan kita lebih angker dari biasanya?"

"Mungkin aja rumah itu yang angker" jawabku asal yang dibenarkan oleh temanku yang memiliki kemampuan indigo.

Jadi sudah jelas bahwa rumah itu yang sebenarnya angker dan kosan ku menjadi terkena dampaknya...

INI KISAHKU...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang