"Pagi Rell ke lapangan langsung yuk!" sapa Max berlari menghampiri gue yang baru datang di kelas. "Eh hai Max. Oke yuk. Rav bareng kita ayo" ajakku. "Boleh nih?" tanya Rava. "Bolehlah, emang kenapa ga boleh?" tanyaku balik dengan wajah polos. "Gue takut ntar lo keganggu dengan kehadiran gue" jawab Rava.
"Ha?Ganggu?Ganggu apaan sih?"
"Lo kan pacaran sama Max, Rell. Ntar anak-anak nuduh gue peremor lagi"
"Ga ada yang pacaran Rav, gue sama Max cuma temenan doang. Peremor?Apalagi tuh Rav?"
"Oh gue kira lo pacaran jadinya gue ga mau deket-deket. Hahaha se-polos itu ya lo Rell sampe ga tau peremor. Peremor itu sahabatnya pelakor alias perebut perempuan orang. Hahaha"
"Au ah Rav.. Maklumin aja gue emang gitu"
"Heii Rell, heii you bro" sapa Audy.
"Haii Dy" jawab kami serempak.
"Kenapa nih kok pada tegang sekaligus beraroma canggung?" tanya Audy. "Tau tu Dy, Rava ngomong yang aneh-aneh gue ga paham" jawabku.
"Temen lo polos banget ya Dy ternyata? Gue kira dia pacaran sama Max ternyata enggak, terus peremor aja kagak tau. Hahaha" sahut Rava.
"Oalah... Maklum Rav, Airell kan asal sekolahnya bukan Jakarta, jadi ya mungkin belum kenal istilah kayak gitu. Sabar ya Rell, Rava mah emang gitu"
"Iya deh iya. Eh Max lo daritadi diem mulu sih, bantuin gue dong skali-skali. Aishh"
"E-eh sorry, gue ngelamun, ga fokus nih" kata Max.
"Au ah, buruan yuk ke lapangan tuh udah mau mulai seleksinya"
"See you guys, gue mau ikut seleksi basket dulu" kata Max.
"Gue juga, see you. Thanks kepolosannya Rell HAHAHA"
"Oke. Haish apa lo? Sana buruan"
"Byee"
"Selamat pagi anak-anak, seleksi ekstrakurikuler basket akan segera dimulai. Bagi yang kemarin mengisi ekstrakurikuler basket di pendataan ekstrakurikuler, silakan menuju ke barat lapangan sekarang. Seperti yang telah kita ketahui sejak lama, ekstra basket di Starlight hanya dikhususkan untuk siswa laki-laki saja, sedangkan ekstra tari yang akan diseleksi nanti siang boleh diikuti baik laki-laki maupun perempuan" sambut Bu Jovandra dengan ramah.
"Karena yang mendaftar ekstrakurikuler basket ada 20 orang dari 30 siswa laki-laki yang diterima, seleksi ekstrakurikuler basket dilakukan dengan pertandingan basket 5 vs 5. Tim yang menang akan ditandingkan kembali dengan tim lain yang menang. Sedangkan tim yang kalah, mohon maaf tim tersebut ditolak untuk mengikuti ekstrakurikuler basket, sehingga harus mengganti esktrakurikulernya. Baiklah babak pertama akan segera dimulai, tim 1 dipimpin oleh Davano Maxton Arvel sedangkan tim 2 dipimpin oleh Jonathan Rexley. Untuk babak kedua, tim 3 dipimpin oleh Daniel Danzell sedangkan tim 4 dipimpin oleh Andrian Baron. Ya, tanpa basa-basi lagi, langsung kita mulai saja babak pertama seleksi ekstrakurikuler basket Starlight S.H.S" lanjut Bu Jovandra.
Priiittttt...
Seleksi ekstrakurikuler basket babak pertama dimulai! Para penonton tampak bersemangat untuk bersorak pada jagoannya masing-masing. Tapi lain lagi sama cewe sebelah kanan gue ini. Dengan segala dayanya, sejak tadi dia ber-vlog ria menggunakan hp apple yang dibawanya sambil bersuara dengan sekeras-kerasnya. "Eh, lo kalo mau nge-vlog tau sitkon dong, jangan seenaknya aja teriak-teriak di tengah keseriusan orang tanding basket. Gila lo ya?" sentak seorang gadis di sebelah cewe samping gue ini. "Kenapa emangnya? Masalah lo? Sekolah ini bukan punya keluarga lo kan? Asal lo tau aja semua murid disini harus segan sama gue karena gue anak dari Jovandra Kailee. Sedangkan kalian semua?Cuma siswa yang ditampung sama Starlight karena sebuah keberuntungan semata" jawaban cewe disamping gue itu membuat gue memanas. "Eh lo pikir gue masuk sini nggak butuh perjuangan?Asal lo tau aja ya, anaknya Bu Jovandra Kailee, mama lo aja ramah banget sama siswa, lah anaknya kayak monyet baru lahir, sombongnya ga ketulungan. Lo perlu tau, gue masuk Starlight butuh perjuangan, gue belajar setiap hari, ngikutin bimbel tambahan di SMP jam 5 pagi sama jam 6 sore, gue berdoa sama Tuhan supaya diberi kemudahan pas UNBK, dan juga gue belajar beberapa soal dari internet. Emangnya lo?Yang masuk sini cuma berbahan harta ataupun karena status yang sebenarnya merupakan anak titipan dari seorang kepala sekolah. Mulut tuh jangan kayak comberan, kalo ngomong itu dipikir dulu. Atau jangan-jangan otak lo itu juga berbahan dasar harta ya? Ck gue baru tau ada orang se-bodoh lo?!" sentakku mengangkat suara. "Eh ada yang bales nyolot. Emang kenapa kalo gue anak kepala sekolah yang lebih dari cukup?Lo ga terima?Dan semua hinaan yang keluar dari mulut lo tadi, tunggu aja nama lo bakal muncul di papan mading dan jangan lupain urusan lo sama seorang Jovandra Kailee. Oh ya gue sampe lupa ngenalin diri ke orang miskin, nama gue Keana Jovanka Kailee kelas X IPA 2, kayaknya gue ga asing sama wajah lo, atau jangan-jangan kita sekelas?" sewot Jovanka sambil menekankan kata miskin. "Airell Sheirina Alvena, X IPA 2" jawabku sambil mengumpat dalam hati. "Wahh bakal seru kayaknya. Jadi lebih mudah deh gue ngejalanin rencana gue. Eh lo cindil nama lo siapa dari kelas mana lo?" tanya Jovanka ke anak sebelahnya yang menegurnya tadi. "Isabelle Dafychi, X IPA 3" jawab gadis itu malas. "Wah sama-sama IPA ternyata. Oke deh kalian mempermudah rencana gue. Gue pergi dulu yaa poor girls, tunggu aja waktu mainnya. Oh ya satu lagi, kalian jangan berani nyentuh sepupu gue di kelas X IPS 1, namanya Cryssa Maylee. Kalo sampe ada yang nyentuh, mungkin kalian ga akan bertahan lama disini. See ya poor" ejek Jovanka lalu meninggalkan tempat. "Pergi aja sono gue juga ga berharap lo tetep disini. Mau ngelapor ke Bu Jovandra?Silakan, gue nggak takut kok beb" jawabku sambil tersenyum sinis ke arahnya dan merasa jijik dengan 1 kata terakhir yang kuucapkan. Jovanka hanya berdecak sebal dan meninggalkan tempat.
"Airell" panggil seorang siswa yang kuketahui bernama Isabelle Dafychi.
"Kenapa?" tanyaku.
"Isabelle Dafychi Dealova, salam kenal". Mendengar 1 kata terakhir yang dia ucapkan, rasanya gue teringat pada seseorang yang memiliki nama yang sama dengan dia. Tapi, siapa?
"Airell Sheirina Alvena, iya. Kenapa nama lo lebih panjang dari yang tadi?"
"Oh, gue males berhadapan sama anak sombong kayak dia. Biarin aja lah dia tau segitu aja. Jadi gue panggil lo Airell kan?"
"Iya, sejak kecil gue dipanggil Airell. Gue boleh panggil lo Fychi gak?"
"Oh boleh, lo orang pertama yang manggil gue dengan sebutan itu. Btw, smp lo dimana?Kayaknya lo baru ya di Jakarta?"
"SMPN 13 Surabaya. Iya, gue baru pernah ke Jakarta sekali pas study tour dulu, terus seminggu yang lalu gue pindah disini. Lo sendiri darimana?"
"SMPN 10 Bekasi. Oh ya, lo kok berani nyemprot anak kepsek sih Rell?Sejak gue denger dia anak kepsek aja gue udah ga berani angkat suara. Gue takut kalo nanti kedepannya malah sering berurusan sama dia apalagi sama Bu Jovandra, bisa-bisa kita disingkirin dari Starlight"
"Hahaha gue santai aja tuh Chi. Gue ga peduli mau anak guru, anak kepsek, anak dokter, anak polisi, anak tentara, apalagi anak presiden, kalo kelakuan dia gak pantes, gue berani nentang dia. Gue merasa terhina di perkataan dia yang nyebutin kalo kita-kita ini ketrima di Starlight dengan embel-embel keberuntungan semata. Karna apa?Berarti dia menghina perjuangan sama usaha-usaha gue selama SMP dulu. Asal dia tau aja, danem minimal buat masuk Starlight aja 39,00 nah dia?Belum tentu danemnya nyampe segitu. Paling-paling sisanya kredit pake atm mamanya tuh. Entah apa aja yang hal positif yang mamanya terapkan selama ini, gue yakin 100% pasti dia cuma liat sebagai rutinitas doang, kagak dimasukin ke otak dempulnya tuh. Baru kali ini gue liat anak kepsek kelakuannya bertolak belakang sama ortunya"
"Sabar Rell, tapi gue akui gue baru liat cewe se-berani lo buat ngelabrak anak-anak berspesies rese kayak Jovanka. Gue boleh minta id lo nggak?Gue nggak mau pertemuan kita hanya sebatas ini doang, biar pertemanan kita tetep terjalin meski beda kelas"
"Boleh kok, add aja @alvenairell22 nanti pasti langsung ketemu. Em gue nanya sama lo boleh gak Chi?"
"Nanya apa?Boleh aja. Emang kenapa ga boleh?"
"Takutnya terlalu privasi buat lo. Jadi, lo punya saudara perempuan nggak?Yang namanya ada Dealova nya gitu terus tinggalnya di deket Jakarta tapi bukan di Jakarta?"
"Aelah Rell gitu doang gak privasi kok. Punya kok, namanya Caithlyn Ellaine Dealova, dia di Bekasi. Kenapa tiba-tiba nanyain?Lo kenal ya sama Caith?"
"Ciyaaa bener... Iya gue baru kenal kemarin lewat vidcall sohib gue yang merupakan temen sebangku Caithlyn di SMA mereka. Katanya, Caithlyn mau ikut audisi JYP 2 bulan lagi, tapi takut nggak boleh sama ortunya soalnya katanya dia anak tunggal, cewe pula"
"Oh, iya bener kok. Kalo lo mau tau ceritanya ntar gue chat aja ya?Kalo disini terlalu privasi. Hehe"
"Oke siap Chi. Sorry ngerepotin"
"Hahaha gapapa kok, eh btw lo kenal cowo yang lagi bawa bola itu gak Rell? Ah sumpah keren banget, padahal baru kelas X tapi skillnya wah banget"
"Oalah itu temen sekelas gue, namanya Davano Maxton Arvel. Dia ramah, baik juga. Kenalan gih Chi biar kena. Hahaha"
"Sumpah demi apa Rell dia sekelas sama lo?Ramah?Gue baru denger seorang cowo bisa ramah"
"Yakali Chi, cowo juga manusia. Bisa aja lo"
Priiiiiiiiiiiiiiiiittttttttttt
"Yahh udah end aja pas kita baru fokus"
"Tau tuh Chi. Untung masih ada 1 lagi"
"SELEKSI BABAK PERTAMA DIMENANGKAN OLEH TIM 1 YANG DIKETUAI OLEH DAVANO MAXTON ARVEL. TIM 1 BISA BERISTIRAHAT SELAMA 30 MENIT SEBELUM SELEKSI TAHAP BERIKUTNYA BERSAMA TIM YANG MENANG BERIKUTNYA. SEBENARNYA KEDUA TIM PEMENANG YANG AKAN DISELEKSI NANTI SAMA-SAMA DITERIMA, NAMUN DIADAKAN PERTANDINGAN UNTUK MENENTUKAN POSISI DAN KEDUDUKAN KALIAN. BABAK KEDUA DIMULAI"
Sepanjang pertandingan babak kedua, gue terpaku pada seorang siswa yang memiliki tinggi minimalis namun melebihi tinggi gue, entah apa yang membuat gue terpaku padanya. Mungkin karena kelincahannya mengambil alih bola atau mungkin
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship Goals?
Teen FictionAirell Sheirina Alvena, seorang gadis labil yang baru saja memasuki masa-masa remaja yang sesungguhnya. Tak jarang dalam kesehariannya ia terlibat dalam beberapa masalah mengenai kisah persahabatan dan sepercik kisah cinta di kehidupannya saat ini...