"Anak-anak, sebentar lagi kita akan berangkat ke Los Angeles. Agar kita diberi kelancaran dan kemudahan selama perjalanan nanti, marilah kita berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Berdoa mulai" jelas Bu Wati. Setelah beberapa menit para murid berdoa, "Selesai, silakan kalian masuk dan duduk sesuai tempat duduk yang telah ditentukan" lanjut Bu Wati. Anak-anak pun berbaris untuk memasuki pesawat dan segera duduk.
...
"Yaaa Tuhan, gue masih ga percaya gue bisa berdiri disini. Dra bangun Dra, kita udah sampe di Los Angeles International Airport. Bangunn kali Draa lo ga cape apa tidur mulu selama 18 jam. Iya sih setengah jam sebelum lo ketiduran, lo ngecepret aja, tapi beneran lo ga cape tidur selama 18 jam?" celoteh gue yang panjang berhasil membuat Diandra terbangun. "Adudu apaan sih lo Rell. Pagi-pagi cerewet bener. Lama-lama bisa mirip emak-emak lo ntar. Hahaha" tawa Diandra pun seketika meledak di pesawat. "Ishh cantik-cantik gini dikatain emak-emak. Bodo ah ngomong sama lo" jawab gue. "Iya iya Airell yang cantekk kayak bidadari tapi buat Lauren aja, jangan ngambek dong, ntar cantiknya ilang" goda Diandra. Tiba-tiba Bu Rahma menghampiri kami berdua. "Kalian ini tidak mau turun? Mau tetep di pesawat ya? Yang lainnya sudah pada turun kalian malah teriak-teriakan di pesawat. Mau kintir sama penerbangan berikutnya ha?" kata Bu Rahma. "Ya enggak lah Bu, ntar ibu kesusahan lagi nyariin saya. Terus saya juga kasian sama pacar saya nanti kangen sama saya gimana?" jawab gue sekenanya. "Sekarang kalian turun atau saya ga akan kasih ijin kalian kemana-mana selama di LA. Belum bisa cari duit aja udah main pacar-pacar. Makanin tuh pacar kamu pake daun" jawab Bu Rahma dengan sedikit menaikkan volume suaranya. "Sabar kali Bu. Semua itu butuh proses. Termasuk turun dari pesawat. Kasihan tuh Pak Sabar saya rasanin pagi-pagi buta gara-gara ibu" jawab gue dengan santai, sedangkan Diandra hanya menutupi mulutnya dengan tangannya, gue tau kalo ga ditutupin tawanya bakal meledak kayak tadi. "Terserah deh terserah, nanti kalo kalian berulah lagi, saya akan buat surat pernyataan selama tour di LA kalian tetep di hotel doang. titik ga pake koma" kata-kata Bu Rahma barusan ngebuat gue dan Diandra mematung di tempat selama beberapa detik. Setelah tersadar dari lamunan kami, kami pun segera menyusul yang lain berjalan mencari bus yang bisa dikendarai oleh 135 orang, termasuk siswa dan guru.
~~~
"Gilaaa hotelnya gede banget, 11 12 deh sama istana. Huaa bisa-bisa gue ga mau pulang nih dari sini soalnya keterusan. Haha" celoteh Lia. "Iya nih gue juga. Namanya juga Wonderful Hotel. Ga bisa bayangin gue, kamarnya kayak gimana yak?" jawab Nathalie. "Haha ambil kunci kamar yuk?Ga sabar banget gue mau liat kamarnya" jawab Diandra tak sabar.
Tak lama kemudian, Diandra berjalan ke meja reservasi dan mengambil kunci kamar. "Rell, kita sekamar yeeeee. Buruan kuy ke kamar sumpah ga sabar banget gue." seru Diandra. Kami pun berjalan menyusuri hotel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship Goals?
Novela JuvenilAirell Sheirina Alvena, seorang gadis labil yang baru saja memasuki masa-masa remaja yang sesungguhnya. Tak jarang dalam kesehariannya ia terlibat dalam beberapa masalah mengenai kisah persahabatan dan sepercik kisah cinta di kehidupannya saat ini...