Part 17

428 24 15
                                    

Hari sudah beranjak sore, semua tamu yang tadinya istirahat siang sekarang kembali terlihat sibuk merapikan pakaiannya kembali. Pasalnya acara resepsi akan segera dimulai bertema outdoor. Di pinggir pantai ada semacam panggung yang di desain khusus untuk para tamu yang ingin menyumbangkan satu atau dua lagu.

Tema resepsi Noval Dinda tidak formal seperti resepsi umumnya. Tidak ada kursi pelaminan dan tidak ada baju adat yang aksesorisnya memberatkan kepala. Noval tidak mau jadi pusat perhatian, itu sebabnya tidak ada kursi yang mengharuskan mereka duduk berdua bak seorang raja dan ratu. Semua bercampur jadi satu.

Noval hampir saja bablas ketiduran sampai sore jika tidak karena Handphone nya yang berbunyi nyaring tanda ada panggilan masuk. Panggilan dari wanita yang baru beberapa jam terikat jadi istrinya. Dinda masih malu untuk membangunkan Noval secara langsung.

Dinda sudah siap dengan dress lengan panjang berwarna biru muda dengan sedikit hiasan mutiara di bagian pinggang serta khimar yang berwarna senada. Ia telah siap turun ke tempat resepsi tinggal menunggu Noval saja.

Tap tap tap

Dinda yang mendengar langkah kaki mendekat sontak membalikkan badannya. Berjarak empat langkah darinya, berdiri Noval yang tengah tersenyum manis. Dengan kemeja berwarna biru muda yang lengan bajunya digulung hingga siku dengan bawahan celana selutut berwarna putih dan sepatu adidas biru bergaris putihnya serta rambut yang sedikit di stylist ke samping.

"Perfect," gumam Dinda yang masih bisa di dengar jelas oleh Noval.

"Kamu sangat cantik hari ini," ucap Noval yang langsung membuat Dinda bersemu merah lagi.

"Yasudah ayo kita turun."

Dinda tidak menyahut, hanya mengikuti langkah Noval dari belakang. Noval memperlambat langkahnya lalu tanpa aba-aba ia menautkan tangan kanannya ke tangan kiri Dinda lalu berjalan menghampiri sahabat-sahabatnya.

"Ehmm ehm pengantin baru dateng cuy, lama amat abis naena ya?!" teriak Rega, sahabat sekaligus rekan kerja Noval dengan suara nyaringnya hingga semua pasang mata melihat ke arah pintu yang menghubungkan hotel dengan pantai.

Para tamu berdecak kagum melihat pasangan yang baru saja tiba di acara mereka ini. Memakai baju dengan warna yang hampir sama menambah kesan serasi mereka berdua.

Semua bertepuk tangan menyambut kedatangan pengantin baru ini, ada yang langsung menyalami memberi selamat atau pun sekedar mendoakan dari tempat mereka duduk.

Pletak!

"Hanjirr sakit woy maen jitak ae lu, gatau apa tangan besi lu itu udh nyakitin kepala gua." Kesal Rega yang baru saja mendapat jitakan gratis dari Noval.

"Rasain noh, kalo ngomong disaring dulu."
"Lah salah dedek apa kang mas ?"

"Jijik nyet, gua buang ke laut lu kalo gitu lg."

"Sensi amat bro, eh Dinda yang sabar ya ngadepin sikap dia yg rada ini." Rega menyilangkan kedua jari telunjuknya di atas keningnya. Dinda yang melihat interaksi keduanya hanya tersenyum.

"Dindaaaaaaaa!!!" Baru saja Dinda membalikkan badannya untuk melihat siapa yang teriak memanggilnya tapi ia langsung dihadapkan dengan seorang gadis berperawakan kurus tinggi yang kini tengah berlari ke arahnya sambil merentangkan kedua tangannya. Dinda langsung mengelak dan tidak sengaja menabrak dada bidang Noval yang berdiri tepat di sampingnya.

Karena menerima serangan mendadak, tubuh Noval sedikit oleng hampir jatuh untung saja ia dapat menahan bebannya sekaligus beban Dinda yang refleks memeluk tubuhnya. Dinda  membenarkan posisinya tapi malah ia disuguhi tontonan gratis. Pasalnya sahabatnya tadi malah menabrak Rega dan sekarang posisi mereka sangat err bisa membuat orang salah paham, Rega berada di bawah gadis itu.

Dinda membantu sahabatnya berdiri yang kini cemberut ke arahnya.

"Kamu tuh ya, aku kan mau meluk kamu kenapa menghindar coba."

"Maafin aku dong mel, kan aku takut kejadian kek barusan. Jatoh kan malu-maluin. Mending kamu minta maaf dulu gih sama yang kamu tabrak."

"Maaf ya aku nabrak kamu, beneran gak sengaja. Salahin Dinda yang nghindar."

"Gakpapa kok, kenalin aku Rega Saputra panggil aja rega."

"Aku Melinda Shafa Aura, panggil aja Melin sahabat semakannya Dinda."

Dinda yang melihat Melin sahabatnya tengah asik berkenalan dengan Rega mengkode Noval untuk segera menjauh dari mereka berdua. Noval yang tidak tau maksudnya Dinda hanya menatap penuh tanya sampai Dinda menarik lengannya menjauh dari tempat mereka berdiri tadi.

"Ehm, kita temuin papa yuk." Tunjuk Dinda ke arah pinggir pantai yang agak jauh dari keramaian. Di sana berdiri pria paruh baya yang menatap sendu matahari yang berada diujung laut sana.

"Pa," panggil Noval sambil berjalan mendekat lagi ke tempat mertuanya.

"Papa gak setuju-

--------------------------####

Tbc

17/05/18

I am sorry, tidak sesuai harapan.

WHAT'S WRONG WITH PAK NOVAL (?) (SELESAI - Belum Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang