"Dia-
Dinda yah." Sekali lagi raut muka Tn. Anggara terlihat cengo di depan anaknya.
"Dinda ? Dinda anaknya Gunawan ?" tanya Tn. Anggara memastikan.
"Iya yah, sekretaris aku itu."
"Apa kamu yakin ? Maksud ayah apa dia mau menikah dengan ketentuan seperti yang kamu bilang tadi."
"Oval belum tanya yah, tapi lebih baik Ayah lamarkan dulu dia melalui Ayahnya."
"Huhhh baiklah anak muda, seperti yang kau inginkan."
------------------------####
Pagi ini, suasana kantor tampak sibuk karena menyiapkan perayaan hari jadi perusahaan yang akan dilaksanakan nanti malam.
Noval sengaja tidak meliburkan seluruh pegawainya tapi hari ini para pegawainya harus berganti profesi menjadi EO amatiran. Bukan Noval tidak mampu memakai jasa EO tapi ia hanya memanfaatkan hari kerja pegawainya agar tidak memakan gaji buta.
Noval bukan pelit tapi sedikit berhemat karena perayaan ini tidak termasuk dalam perencanaan anggaran perusahaan.
"Dinda, kamu datang kan nanti malam ?" Noval baru keluar dari ruangannya langsung bertanya dengan Dinda yang lagi mengganti bunga layu dengan bunga segar.
"Iya pak, saya akan datang sekitar jam 7 sehabis isya'."
"Acara dimulai jam 8, jangan sampai telat. Bawakan kata sambutan yang ku minta nanti." Noval kembali memasuki ruangannya. Berkutat dengan setumpuk berkas yang harus dibereskan segera.
Dinda hanya bisa pasrah menerima perintah bosnya. Tidak ada kata tolong dan tidak ada nada bersahabat sama sekali. Selalunya wajah datar serta nada dingin yang ditampilkan sang atasan. Dinda kembali menekuni pekerjaannya yang hampir selesai lalu ia bersiap untuk pulang. Noval menyuruh semua pegawainya pulang saat bagian pekerjaan mereka selesai.
-------------------------#####
Jam menunjukkan pukul 08.12 WIB, Aula kantor yang tadinya hanya diisi segelintir panitia acara kini mulai sesak dipenuhi tamu undangan. Noval masih berada dalam ruangannya saat Dinda masuk memberitahukan bahwa acara akan dimulai.
"Tamu sudah mulai berdatangan Pak, acara akan segera dimulai."
"Baiklah saya akan turun."
"Bapak gak pakai dasi ?" tanya Dinda saat memperhatikan setelan bosnya. Kemeja putih yang satu kancing atasnya dibiarkan terbuka lalu dilapisi jas hitam tanpa dasi.
"Saya tidak bisa memasang dasi."
"Baiklah." Dinda berjalan ke lemari pakaian yang ada di ruang istirahat Noval. Mengambil dasi berwarna biru muda polos lalu kembali kehadapan Noval.
"Err bisakah bapak sedikit membungkuk ?"
"Mau ngapain ?"
Dinda menunjukkan dasi yang masih setia berada digenggamannya. Noval paham dan ia sedikit mencondongkan badannya ke depan agar Dinda dapat menggapai kerah bajunya. Jarak keduanya kurang dari 15 CM, Noval yang berada sedekat itu dengan Dinda hanya menatap intens raut muka Dinda yang serius memasangkannya dasi. Dinda yang ditatap seperti itu merasakan gugup luar biasa tapi ia bisa menutupinya dengan pura-pura hanya terfokus pada kain panjang yang sedang ia lilitkan dileher Noval. Setelah selesai Dinda langsung bergegas keluar ruangan dengan muka merah seperti kepiting rebus.
Noval sudah siap di tengah-tengah Aula untu menyampaikan kata sambutan sebagai pimpinan tertinggi perusahaan. Dinda yang notabenenya sekretaris Noval juga berada di tengah Aula tepat di samping atasannya itu.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh, Hadirin yang berbahagia malam ini. Mari kita haturkan rasa syukur kita kepada Allah SWT. karna pada malam ini kita masih diberikan kesempatan dan kenikmatan dalam rangka hari jadi GARA COMPANY yang ke-69. Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran karyawan GARA COMPANY yang hari ini telah menyiapkan acara ini sedemikian rupa. Malam ini silahkan nikmati hasil kerja kalian, ambil hikmah dibalik tetes keringat kalian pagi tadi. Mari ke depannya bekerja dengan hati yang ikhlas untuk memajukan kesejahteraan kita bersama. Sebelum saya akhiri, saya akan menyatakan sesuatu."
Hening, semua orang masih menunggu kelanjutan sambutan Noval. Hingga Noval mengeluarkan kotak kecil dari saku jasnya.
"Dinda, would you be mine ? Jadi milikku dan jadilah orang yang selalu memasangkan dasiku tiap pagi." Noval menghadap Dinda yang kini menampilkan raut bingungnya. Sedangkan seisi Aula itu menatap tak percaya sang bos yang terkesan tanpa ekspresi itu mengungkap perasaannya di depan umum.
"So ?"
"Iya ?"
"Terima kasih, ini pakai sendiri cincinnya." Noval menyerahkan kotak tersebut lalu pergi menjauh ke tempat keluarganya yang duduk di sofa panjang sudut ruangan.
------------------#####
Tbc
08/05/18
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT'S WRONG WITH PAK NOVAL (?) (SELESAI - Belum Revisi)
General FictionJudul awal : Noval Life Story "Jaga diri baik-baik sampai kamu berada di pelukkan ku lagi," ucap Noval pelan. Lalu menyamankan posisinya bersiap tidur. --------------------# ************* Cerita ini gua buat khusus untk ..... Typo, kesalahan ada di...